Chapter 2

537 13 1
                                    

Dari kemarin hingga sekarang, Gita masih penasaran sama orang yang nabrak dia hingga tak sadar bahwa ia melamun di mobil,

"Hei Gita, mikirin apa?"
"Enggak ko ayah, enggak"
"Tapi kan kamu melamun terus dari naik mobil"
*kaget* "Ah ayah bisa aja.."
"Terserah kamu, nah sudah sampai"
*melongok* "Emang udah sampai sekolah?"
"Eh iya ayah, berangkat dulu..." *salim, keluar dari mobil*

"Aduh gak kebayang kalo orang tua punya anak pembawa sial... Hahaha..." Ejek Kiky
"Masih pagi Ky,"
"Gue yakin kalo ayah lo sedih punya anak kayak lo! segala dianter lagi, kan capek?!"
"Gak usah sok deh!" bentak Gita

Kiky bersiap menampar Gita, tapi....

"Orang gila!" bentak seorang murid cowok untuk Kiky
"Maksud lo..." Kiky terlihat kaget
"Haha kenapa lo? kaget?" tanya murid cowok

Lalu Kiky langsung pergi ke kelas. Mereka berdua pun juga ke kelas,

"Nama lo siapa?"
"Gita."
"Gue gak pernah liat kamu deh?!"
"Gue murid baru. Gue sekelas sama Kiky."
"Pantesan dia kenal elo. Hati-hati sama dia." saran orang itu
"Kenapa? udah biasa kok...."
"Biasa? digituin biasa?"
*Gita mengangguk*
"Gue kasih tau! Kalo ada Kiky menghindar atau adu bacot aja sampe temen lo dateng. Jujur, itu orang bakalan diam."
"Kenapa?"

Tapi orang itu sudah keburu jalan duluan....

"Ntar lo mau pulang bareng siapa?"
"Sendiri lah, kan gak jauh...."
"Gue anter ya?" tawar Zata sambil memakan batagor,
"Terserah lah. Kok lu seneng banget ke rumah gue?"
"Rumah lo sederhana tapi adem,"
"Zata, rumah lo kan dingin, gede, napa mesti rumah gue?"

Lalu Zata menceritakan rumahnya yang bertingkat, tapi Zata bilang kalo rumah Gita yang paling enak buat main.

3 bulan beradaptasi di sekolah baru, akhirnya Gita terbiasa bersekolah disana. Walaupun kadang diisengin oleh Kiky dan Syahni.

"Git, fisika gue..." keluh Zata yang mendapat remed fisika,
"Nasib udah..."
"Gue tau nilai lu bagus" Zata ngambek
"Iya iya, gue bareng ya?"
"Yuk!"

Dari sudut pandang yang berbeda,

"Yo, gue bareng lu ya?" rayu Kiky
"Kagak ah! males gue!" tolak Yoga
"Plis ya beb?" Kiky merayu lagi
"Woyyy" sapa Farras, "Kenape lu Yoga?"
"Nih.." kata Yoga sambil menunjuk Kiky
"Syahni mana?" tanya Neri ke Kiky
"Mana gue tau!" lalu Kiky pergi.
"Itu gebetan lu Yo? wkwkwk" ledek Nero
"Au ah! yuk pulang!"
Lalu mereka bertiga menaiki motor mereka masing-masing.

Saat makan malam,

"Zata kok suka kerumah ki1ta?"
"Tau tuh yah, katanya rumah kita enak, sederhana gitu deh..."
"Ayah pikir semua orang suka rumah yang mewah...."
"sudahlah ayah, gak usah melihat orang lain,"
"Kamu bisa aja sayang," puji ayah tulus
"Ayah...."
"Iya Git, ada apa," tanya ayah
"Ibu kemana ya ayah?"
"Ayah tau, nanti kamu juga tau...."
"Ayah jangan sedih.."
"Enggak kok... belajar sana!"
"Baik ayah....."

Besoknya, Gita turun dari mobil. Tak lupa Gita salim kepada ayahnya.

"Hai..." sapa Zata
"Hai Zata," balas Gita
"Kayaknya ada yang beda dari lo?!"
"Apa?"
"Hmm apa ya?"
"Apaan sih?"
"Hehe lo pake bando."

Pake bando. Ya, Gara-gara Gita melihat foto ibunya dengan memakai bando terus, Gita juga ikutan pake bando,

"Gue kelihatan cupu ya?"
"CUPU banget!" ejek Kiky dari belakang,
"CUPU dan itu pas buat lo!" sambung Syahni
"Heh! pagi-pagi ngajak ribut banget sih lo!" bela Zata,
"Gue mau nyapa doang Zat. Masalah?"

Dari mata Zata kelihatan bahwa dia emosi,

"Mau ngambek sama sahabat sendiri?" lalu Kiky pergi duluan ke kelas

Selama iniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang