12 Desember 2010
Hari ini sama saja. Setiap hari sama saja. Tak ada yang dapat kuceritakan karena tak pernah ada hari istimewa dalam hidupku. Kecuali aku jadi penonton. Memperhatikan setiap manusia yang berisik di kelas. Macam pasar. Aku pusing juga sebenarnya. Tapi dari pada menimbulkan perdebatan, aku lebih memilih melihat kekonyolan mereka. Mereka muda mudi 18 tahun tapi tingkahnya tak beda jauh dengan anak TK.Yoga si "usil" selalu sukses mengerjai Rena si "tukang mengadu". Kali ini dia lagi lagi sukses membuat rok pendek Rena sobek. Entah sudah berapa rok Rena yang menjadi korban keusilan Yoga. Meski begitu, Rena seolah tak pernah mengambil pelajaran dari peristiwa yang dialaminya. Ia sering kali jatuh ke lubang yang sama. Harusnya jika dia pernah merasakan menduduki kursi yang dipasang lem, ia lebih waspada lagi setiap akan duduk. Namun karena asik bercengkrama dengan teman teman, ia selalu tidak peduli dengan keadaan sekitar.
Aku tidak suka wanita ceroboh seperti itu. Ditambah lagi dia sangat cengeng. Lihatlah kali ini dia menangis. Dia berniat untuk melaporkan perbuatan Yoga kepada guru BP. Yoga tentu saja mencegahnya. Ia memohon mohon untuk dimaafkan. Bahkan sampai sampai Yoga berlutut dihadapan Rena. Kali sifat picik Rena muncul.
"akan kumaafkan, dengan satu syarat! " ujarnya dengan senyuman antagonisnya.
Yah, kali ini Rena menang. Aku paham " syarat" yang dimaksud Rena.Keadaan kembali normal ketika ada seorang guru yang masuk. Tapi wajahnya terasa asing. Apakah dia guru di sini. Aku belum pernah melihatnya. Atau jangan jangan memang aku yang terlalu apatis, bahkan sampai guru di sekolahku sendiri aku tak mengenalinya.
"perkenalkan nama saya Isma. Saya menggantikan Bu Anggun yang sedang cuti hamil."
Suaranya lembut, nyaman ditelinga. Cantik. Usianya sekitar 24 tahun. Penampilannya tenang dan rapi. Aku sedikit mengamatinya. Ah, tapi peduli apa. Aku tak terlalu tertarik untuk mengenali orang lebih jauh.Note: kali ini aku tidak menulis FF. Sesekali aku pengen nulis cerpen juga. Karena frustasi cerpen cerpen yang aku kirim ke majalah belum ada yang tembus juga, jadi mendingan aku memposting cerpenku di sini. Eitts.. Tapi ini cerpen baru ya. Belum pernah aku kirim ke media manapun. Fresh from the oven... Haha. Selamat menikmati gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja yang Lalu
RomanceBanyak kekhawatiran dalam diriku. Banyak ketakutan dalam diriku. Banyak tekanan yang aku rasakan. Semua tak dapat aku ungkapkan dengan baik, sehingga tak ada yang mengetahuinya terkecuali senja yang lalu. Akan tetapi, kekhawatiran, ketakutan, dan te...