5

20 2 0
                                    

"Putra? Sedang apa di sini? Jangan bilang kamu sedang menggandakan modul yang saya berikan itu?"
Hah, dia lagi? Bagaimana dia bisa tiba tiba ada di sini? Bagaimana dia bisa tahu aku di sini? Jangan jangan dia penguntit? Ah, benar benar orang yang kurang kerjaan.

Tanpa ku jawab pertanyaannya sepertinya dia sudah dapat menerka. Kalau aku memang sedang repot repot menyanggupi permintaan bantuannya.
"Maaf jadi merepotkan ya?"
"Kalau tahu akan seperti ini lebih baik saya menggandakan sendiri modul itu ya. Toh, dari tadi saya tidak ada kerjaan. Dari tadi hanya menunggu jemputan yang tidak jelas kapan datangnya." imbuhnya.

Apa maksudnya? Jangan jangan ujung ujungnya ia meminta bantuan lagi untuk di antar pulang. Hah...
Fotocopy selesai
.
.
Di sinilah aku bimbang. Aku harus bagaimana? Tidak enak juga kalau aku pulang, sementara dia masih menunggu jemputannya. Tapi kalau aku antar pulang juga tidak sopan sebab walau bagaimana pun dia adalah guruku.

Hampir satu jam. Aku memutuskan untuk menemaninya menunggu jemputannya datang. Aku hanya terdiam sementara dia mengoceh panjang lebar. Ada saja pembahasan yang dia ujarkan. Bahkan daun daun kering yang berserakan di sekitar tempat kami dudukpun tak luput dari pembahasan.
"Daun kering yang terlepas dari pohonnya tak akan pernah kembali." ujarnya penuh filosofi
"Tapi yang ditinggalkan tak pernah merasa, sementara yang meninggalkan harus hidup dengan keadaan yang menyulitkannya." imbuhnya.

Entah apa maksudnya berfilosofi seperti itu. Ia tak memberi tahu maknanya. Aku pun sama sekali tak tertarik untuk meminta penjelasan darinya.
Cit...
Sebuah mobil berhenti tepat di depan kami. Guru pengganti itu menghampirinya dan kemudian kembali ke arahku.
"Putra, terima kasih sudah banyak membantu hari ini." ucapnya seraya melambaikan tangan untuk pamit.

Dia memasuki mobil yang disupiri oleh pria muda bersetelan jas rapi. Kemudian mereka berlalu pergi.
Hah, tinggal aku. Waktunya pulang.
Tapi kenapa? Kenapa tiba tiba aku merasa hampa? Sudahlah lebih baik aku cepat pulang.
_tobe continued_

Senja yang LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang