VI) EMPAT BIJI KURCACI

19 1 0
                                    


welcome back babyyyy....

Anes lagi kesel sekarang. Bagaimana tidak? Setelah disuruh nyari lagu yang cocok sama tiga penyanyi dadakan lainnya karena Seto gagal mencari lagu yang pas, eh usahanya dijatuhkan senyungsep nyungsepnya di depan Seto oleh seorang Aya.

Iya. Aya. Satu satunya cewek yang waktu nanya sama Seto gak pake urat. Dan usut punya usut, si Aya ini ternyata menyimpan perasaan sama Seto. Anes tau dari mana? Dari insting kepekaannya. Bahkan Anes yakin tidak seorang pun di kelasnya yang mengetahui gelagat Aya ini. haruskah Anes membocorkannya? Jiwa jahat Anes lagi mendominasi saat ini.

Bukan karena perasaan Aya yang bikin Anes merasa dinistakan. Tapi sikap Aya yang terlalu bermuka dua ini bikin Anes pengen jungklangin kusrinya Aya.

Waktu lagi gak ada Seto aja ini anak (r:Aya) nyuruhnya pake hati seakan akan memang mempercayakan semuanya pada Anes.

'Anes aja yang milih lagunya'

'Anes kan banyak tahu soal lagu lagu bagus'

'Gue percaya sama pengetahuan musik lo Nes'

'Iya cocok tuh lagunya'

'Gak sabar pengen nyanyi'

'Gak usah diragukan lagi deh lo kalau soal musik'

Anes yang di kelasnya memang dijuluki 'penjual kaset' bangga bangga saja dirinya dipuji begitu. Serasa Anes ini memang punya banyak pengetahuan tentang lagu lagu dari mulai jaman Mama Papanya sampai jaman Anes siap menjadi Mama pun semua Anes tahu.

Lagi terbang melayang gitu kan Anes sampai lupa daratan eh, dijatuhinnya di palung laut terdalam. Tau gimana rasanya waktu Seto bilang lagunya gak cocok sama tema perpisahan? Anes biasa aja. Yang bikin hatinya panas dan matanya lirik – lirik jahat, pas suaranya nenek lampir Aya melipir ganjen di kupingnya.

'Iya Nes gue mikirnya emang lagunya rada rada gak pas'

'Mending ganti lagu yang lain aja'

'Coba lo cari lagi deh Nes'

'Kan lo banyak tau lagu lagu'

Kan?! Udah Anes yang nyari lagu. Mikir cocok nggak dulu sebelum dibuat kesepakatan. Eh, malah di salah – salahin. Anes paling males kalau sudah begini. Mau mites Aya kegedean, mau ditendang juga gak bakal terpental ke segitiga bermuda. Ya mentok mentok kaki Aya sakit dan ngadu ngadu gak jelas ke Seto. Hih si muka dua.

"Yaudah lagunya terserah kalian. Gue nggak mau ikut nyari – nyari lagi. Ini udah lagu ke tujuh dan semuanya pilihan gue nggak ada yang cocok. Sekalinya cocok si Gana nggak sanggup. Cari sendiri lo Set. Udah sore Gue pulang duluan. Dirumah lagi ada lamaran." Cerocos Anes panjang lebar sambil menyampirkan tasnya ke punggung.

"Lamaran siapa Nes?" Tanya Ratna .

"Lamaran gue."

Semuanya melongo mendengar ucapan Anes yang tak Anes pedulikan dan malah berlari keluar kelas. turun tangga pun Anes tetap berlari tak peduli nanti Anes bakal jatuh berguling.

Baru sampai di bawah Anes jalan biasa. Bukan karena Anes lelah atau rasa kesalnya hilang, tapi di lapangan sedang ada ekskul Marcing Band. Kalau Anes terus lari – lari, nanti dikira Anes dikejar setan.

Anes berjalan santai sambil memperhatikan satu persatu anggota marching yang tidak sedang berbaris melainkan membentuk kelompok sesuai alat musik.

Di bagian blira tentu saja semuanya cewek cewek. Di bagian terompet ada beberapa cewek dan cowok yang sedang mengeluarkan sisa sisa madunya dari dalam terompet masing masing. Anes bergidik jijik.

FAMEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang