VIII) ANAK SETAN (?)

38 2 0
                                    

bismillah.. hujan membawa berkah..

"Ran burungnya lucu." Ucap Anes berbinar ke arah dahan pohon mangga di depan kelasnya. "Bulunya bagus."

"Biasa aja sih." Rani malas melihat Anes dengan tingkah oonnya ini.

"Ih kayak burung gue di rumah." Teriak Anes makin heboh. "Eh tapi kan gue gak punya burung." Kata Anes sambil menunduk.

"Hah?" sekarang ganti Rani yang bloon. Pikiran Rani melayang kemana mana akibat kalimat ambigu Anes tadi.

"Yakan emang gue gak punya burung. Lo juga kan sama sama gak punya burung kayak gue. kita kan punyanya-"

"Yatuhan otak suci gue!"

Anes yang melihat Rani masuk ke kelasnya sambil histeris mirip orang gila hanya bisa mengedip ngedipkan matanya heran.

Padahal lanjutan kata kata Anes adalah 'ayam. Itupun udah di goreng.'

Tinggallah Anes sendirian nangkring (lagi – lagi) di pagar pembatas. Saat – saat sibuk menjelang perayaan hari guru dan ultah sekolah ini memamng marak sekali jam kosong.

Anes malas untuk berada di dalam kelas karena kebanyakan dari tiga puluh dua orang siswa di kelasnya sedang duduk diam meratapi buku berhuruf kapital dan bercetak tebal dengan kalimat persuasif yang muak sekali untuk Anes sentuh seperti, JALAN EMAS SUKSES UNAS. Please, mereka masih kelas sebelas.

Mending nikmati waktu buat cuci mata dan pikiran dengan melihat cogan. Mumpung kakak kelas juga masih banyak bertebaran. Karena jujur saja, Anes belum siap jadi anak sulung di sekolah. Memikirkannya bikin Anes pengen pergi ke ruang kepala sekolah dan meminta tambahan waktu minimal satu tahun lagi untuk para kakak kelasnya belajar di sekolah. Tapi siap siap saja untuk di demo satu angkatan jika sampai hal itu benar – benar terjadi.

Anes merogoh saku rok selututnya dan mengambil ponsel yang belum sempat dibukanya sejak tadi pagi Ayah berikan.

Aplikasi yang pertama Anes buka adalah instagram tentu saja. Walaupun hasinya hanya ada tiga buah notifikasi like di foto unggahan terakhirnya dan satu followers baru dari akun olshop. Ditiupnya poni yang menutupi tiga perempat dahinya dengan frustasi. Nasib bukan awkarin.

Cukup dengan instagram, Anes beralih pada Line. Benar dugaannya bahwa semua chatnya hilang meski semua kontaknya masih lengkap dan bahkan bertambah (?)

Siapa gerangan yang menambahkan Anes sebagai teman. Dan tertera satu profil yang nama juga tampang sok candid dalam display picture nya selalu muncul beberapa hari terakhir di hidupnya. RevalThariq.

Oke abaikan saja makhluk satu ini. anggap saja Anes akhirnya punya seorang fans. Meskipun lebih pantas disebut hatters.

Anes menyimpan kembali ponselnya dalam saku rok abu – abu dan mengarahkan pandangnya kebawah ke arah lapangan.

Sengenes ngenesnya hidup Anes di SMA, baru sekarang Anes merasa super duper ngenes. Kelas sebelas dan kerjaannya selama jam kosong hanya nangkring gak jelas di pagar pembatas. Sekarang mah lagi jamannya ya, yang cantik, imut, lucu, pinter gak punya pacar dan yang alay sibuk gonta ganti gebetan (:

"Segitu menariknya ya, sampe mangganya diliatin terus?"

Anes menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati seseorang sedang tersenyum manis ke arahnya.

'Ganteng subahanallah'

"Bukan menarik. Cuma lagi mikirin cara gimana bisa ngambil mangganya."

FAMEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang