Aranyakanda

5.6K 96 4
                                    

Kitab Aranyakanda menceritakan kisah Rama, Sita dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pengasingan.

Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu oleh para raksasa. 

Kitab Aranyakanda juga menceritakan kisah Sita diculik Rawana dan pertarungan antara Jatayu dengan Rawana.

Berikut cerita selengkapnya... P

Setelah selesai menuntut ilmu di suatu pertapaan, Rama, Sita dan Lakshmana kembali memasuki hutan. Mereka sudah terbiasa dengan kehidupan di hutan. Kehidupan mereka tidak ada bedanya dengan kehidupan para pendeta, sedikit pun tidak ada tanda-tanda bahwa mereka adalah putra-putri raja.

Pada suatu hari mereka berjalan keluar dari hutan tersebut. Mereka melihat  banyak pendeta  dari berbagai petapaan yang hidupnya sangat sederhana . Melihat  para pendeta itu Rama kagum. Mereka meneruskan perjalanan sambil bercakap-cakap sebentar dengan Lakshmana tentang pendeta-pendeta tersebut.  

Tidak terasa perjalan mereka telah sampai di pertapaan Dandaka. Kedatangan mereka disambut meriah oleh penduduk di Gunung Dandaka. Orang-orang ingin menyaksikan dan mengelu-elukan putra-putri raja Ayodya yang telah menewaskan Raksasa Wirada. Mereka dielu-elukan sebagai pahlawan karena telah menewaskan Raksasa Wirada. Rakyat di sana hidup dengan rukun dan damai juga tekun bersemedi.

Rama memutuskan untuk tinggal di Dandaka untuk waktu yang tidak ditentukan. Kehadiran mereka membuat kehidupan di daerah itu menjadi lebih tentram dan di daerah tersebut terasa ada pengayoman. Pada waktu malam Rama melakukan Semedi sedangkan pada waktu siang Ia, istri dan adiknya bercengkrama di hutan sekitar. 

Sudah lama Rama, Sita dan Laksmana tinggal di Dandaka. Mereka senang menyaksikan kehidupan rakyat kecil yang sudah mulai meningkat, bertambah tentram, dan orang-orang bersemedi dan menuntut ilmu tiada gangguan.

Pada suatu hari di hutan Dandaka tibalah seorang putri raksasa yang bertubuh besar tinggi, matanya menyala-nyala, mulutnya terbuka dengan gigi besar dan bertaring.  Pakaiannya pun gemerlapan yang menandakan ia bukan raksasa sembarangan, melainkan seorang putri raksasa. Ia adalah Sarpakenaka, putri Alengka adik Prabu Rahwana. Sarpakenaka  sangat sakti.

Pada waktu itu sarpakenaka sedang mengemban tugas dari kakaknya Prabu Rahwana untuk melakukan pengawasan perbatasan.  Ia terbang melayang-layang di atas gunung, persawahan dan akhirnya tiba di Dandaka.

Pada waktu itu Sarpakenaka  sedang beristirahat duduk  di sebatang pohon tumbang di tengah hutan yang tersembunyi. Tiba-tiba ia terkejut mendengar suara canda gurau seorang pria dan seorang wanita. Sarpakenaka bangkit. Jantung Sarpakenaka berdebar menyaksikan kedua insan yang sedang bergandengan tangan dengan mesra.

Tak jauh dari situ Sarpakenaka melihat seorang lagi kesatria yang berdiri menyendiri. Ia berparas sangat elok, bagaikan Batara Asmara. Ternyata kesatria itu merupakan Laksmana. Sarpakenaka pun langsung jatuh cinta kepada Laksmana yang baru dilihatnya itu.

Putri raksasa itu sangat lihai dalam merubah dirinya. Ia pun langsung merubah dirinya menjadi seorang putri yang sangat cantik. Ia pun langsung mendekati Laksmana dan menyapanya.

Laksmana yang semulanya melamun pun kaget dengan kedatangan putri palsu tersebut. Karena Laksmana layaknya seorang pendeta wadat tidak kawin. Laksmana menyarankan putri palsu tersebut mendekati Ramawijaya kakaknya yang tidak berada tidak jauh darinya. Putri palsu jelmaan Sarpakenaka itu pun langsung mendekati Rama, ia menggoda Rama seperti menggoda Laksmana.

Namun sayangnya Rama menolaknya dengan mentah-mentah karena cinta Rama hanya untuk putri Mantili Dewi Sita isrinya yang kecantikannya tidak ada bidadari yang dapat menandinginya.

Mendengar ucapan Rama, Sarpakenaka pun merasa malu sekali dan ia kembali ke tempat Laksmana. Ia marah bukan kepalang kepada Laksmana. Nafsu birahi putri jelmaan Sarpakenaka itu pun memuncak dan tanpa basa basi lagi ia langsung saja menggulat Laksmana. Laksmana merasakan ada sesuatu yang janggal. Laksmana langsung memusatkan pikiran dan hidungnya pun mencium bau keringat raksasa, pengelihatannya yang jernih dapat melihat wajah asli dari siapa yang sedang dihadapinya itu.

Laksmana tanpa ragu-ragu lagi diputirnya hidung putri palsu tersebut hingga putus. Sarpakenaka seketika berubah kembali seperti wujud aslinya. Ia menjerit kesakitan dan terbang melesat ke udara dan menggeram seperti singa dan berteriak menantang. Sarpakenaka menangis di udara.

Setelah puas menangis, ia segera mendarat di Alengka dan menemui kedua suaminya yaitu Karadusana dan Trimurda.  Sarpakenaka berbohong pada suaminya. Ia mengatakan kalau ia ingin diperkosa oleh Rama dan Laksmana.

Sungguh licik Sarpakenaka. Mendengar cerita dari Sarpakenaka, suaminya pun marah. Tangan Karadursana dan Trimurda memukul tanah sehingga debu dan pasir beraburan ke atas. Mereka pun langsung menyiapkan dan membawa satu laksa raksasa ke Dandaka.

Raksasa-raksasa itu terbang besenjata lengkap dan pakaian yang bergemerlapan. Tiba mereka di atas daerah Dandaka, mereka terbang melayang mengitari gunung mencari Rama dan Laksmana.

Ternyata Rama dan Laksmana sudah bersiap dari tadi. Keduanya muali menarik panah sakti dan akibatnya sangat menakjubkan. Bagaikan hujan, bangkai raksasa berjatuhan di tanah. Raksasa Trimurda pun geram melihat perlakuan kedua putra Ayodya tersebut terhadap pasukannya. Ia menukik ke tanah menyambar dan menyerang Rama. Namun sayangnya Rama dengan cekatan telah melepas panah dadalinya yang mengakibatkan Trimurda tewas dengan leher putus.

Melihat Trimurda tewas, raksasa Karadusana marah bukan kepalang. Ia kembali menyerang Rama. Tapi panah dadali tetap saja menyerang dan mengakibatkan raksasa Karadusana tewas dengan leher terputus juga. Sisa-sisa raksasa yang terbang masih banyak. Langit terasa mendung. Raksasa-raksasa itu melempar Rama dan Laksmana dengan gada alugora dan limpung.

Tidak sedikit yang menyerang dengan melesatkan anak panah. Namun Laksmana cepat menarik panah sakti dan Rama tetap menarik panah dadali. Alhasil semua raksasa itu tewas dan jatuh ke tanah bagaikan hujan. Seluruh rakyat Dandaka bersorak gembira. Mereka menaburkan bunga tanda syukur.




Kelanjutannya ada di Next Part...

Tinggalkan jejak (vote⭐️/komen 💬)

Kitab Ramayana (Terjemahan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang