Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi.
Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia menyusul Rama.
Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata memerintah kerajaan atas nama Sang Rama.
Berikut cerita selengkapnya...
Kedatangan rama disambut gembira oleh seluruh rakyat kosala. Semua memuji-muji atas kesaktian sang Rama yang telah berhasil mengalahkan para raksasa, memenangkan sayembara, dan mengalahkan Rama Prasu.
Pada suatu hari diadakan sidang dalam istana Ayodhya. Pada sidang tersebut Dasarata menyampaikan keinginannya untuk meresmikan Rama sebagai putra mahkota.(sebagai Yuwa Raja).
Semua hadirin menyambut gembira keinginan sang raja, lalu dirundingkanlah kapan upacara tersebut akan dilaksanakan. Rshi Wasista sebagai puruhita kerajaan menyampaikan bahwa upacara dilaksanakan pada bulan citra, yaitu tinggal sebulan lagi. Untuk itu, perisapan-persiapan supaya dilakukan mulai sekarang.
Pada waktu persiapan upacara dilaksanakan, raja Dasarata mendapat berita bahwa mertuanya, yaitu raja Keykaya, ayah dewi Keykeyi sedang sakit. Oleh karena raja Dasarata masih sibuk dengan persiapan-persiapan upacara, dia tidak bisa menengok. Dia lalu mengutus bharata untuk menengok kakeknya. Bharatha segera berangkat ditemani oleh Satrugna.
Berita tentang pengangkatan Rama di sambut oleh semua orang kecuali salah satu dayang dewi Keykeyi, yaitu Mantara. Dia lebih menginginkan anak asuhnya yaitu Bharata yang menjadi Yuwa Raja. Kemudian Mantara mengusulkan Itu kepada Dewi keykeyi, tetapi Dewi Keykeyi tidak menyetujuinya.
Mantara pun mulai menghasutnya dan berhasil. Dewi Keykayi masih Ragu dengan hal tersebut, namun Mantara mengingatkan Dewi Keykayi tentang janji Dasarata yang akan memenuhi dua permohonan karena telah menyelamatkannya.
Dewi Keykayi kemudian mengajak Mantara menghadap Raja, dan menagih janji tersebut. Pertama, Dewi Keykayi meminta agar penobatan tersebut dibatalkan, dan digantikan dengan Bharata. Dan yang kedua, Dewi Keykayi meminta agar Rama diasingkan ke hutan Dandaka selama 14 tahun.
Raja Dasarata sangat terkejut dengan hal itu, tapi mau tak mau permintaan tersebut harus dipenuhinya. Kemudian, dipanggilah Rama untuk di beri tahu tentang janji tersebut. Akhirnya rama memenuhi permintaan Dewi Keykayi, karena tidak ingin membuat ayahnya mengingkari janjinya. Dan Rama pun langsung pamit untuk melaksanakannya.
Sebelum Rama pergi, di menghadap ibunya untuk menjelaskan apa yang terjadi, kemudian Rama berpamitan kepada ibu sumitra, kepada sita, dan kepada laksamana. Tapi sita dan laksamana menyatakan akan mengikuti Rama ke hutan dengan demikian berangkatlah mereka bertiga ke hutan Dandaka.
Berita bahwa Rama akan hidup di hutan selama 14 tahun menyebar dengan cepat ke seluruh kota Ayodhya. Rakyat merasa kecewa dengan keputusan Raja yang tidak bijaksana. Mereka pun turut mengikuti Rama untuk hidup bersamanya, dari pada hidup dengan raja yang tidak bijaksana. Tetapi rama menasehati rakyat untuk mengantarkan sangrama sampai di depan gerbang saja, tentu saja rakyat pun tidak mau.
Menjelang sore, rama berkunjung ke sungai Tamasa, dan memutuskan untuk bermalam disana. Saat semua penduduk tertidur nyenyak, Rama, Sita dan Laksamana pergi dengan hati-hati meninggalkan Kota. Keesokan harinya, para penduduk menemukan Rama sudah meninggalkan Kota tanpa tahu kemana dan ke arah mana mereka pergi. Kemudian para penduduk pun kembali ke rumah masing-masing dengan rasa sedih.
Rama, Sita dan Laksamana pergi menyeberangi sungai dan pergi kearah selatan. Mereka menyeberangi sungai Whedasruti, sungai Gomati dan sungai Syandika hingga sampai di perbatasan negri kosala. Menjelang sore mereka sampai di tepi sungai Gangga dan menginap disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kitab Ramayana (Terjemahan)
Fiction HistoriqueRāmâyaṇa (dalam Bahasa Sanskerta) berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa yang berarti "Perjalanan Rama") Sebuah cerita/kisah kepahlawanan dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki dari cerita Dewi Sita.