Ada cerita panjang yang akan saya ceritakan sebelum saya sampaikan pidato pelantikan.
Ini adalah tentang bagaimana saya bisa menjadi presiden: kampanye pemilu yang melelahkan, berkunjung ke berbagai tempat di Ideanos, dari seluruh provinsi di Pulau Minak sampai tempat terpencil di Pulau Appura. Belum lagi menghadapi para wartawan, menjawab pertanyaan-pertanyaan tendensius hingga menjawab isu-isu yang disebar secara serampangan lewat sosial media.
Pemilu saat itu bukanlah ajang untuk beradu ide, visi, dan misi, tapi bagaimana seorang calon bisa berkelit dari tuduhan-tuduhan lawan. Rakyat Ideanos sudah lupa bahwa presiden itu harusnya dipilih karena visi, misi, dan perubahan apa yang akan dilakukan. Bukannya berkutat pada syarat seorang presiden harus berpenampilan gagah, tampan, berwibawa, dan mampu berpidato dengan berani. Kalau cuma pintar ngomong, saya poles saja motivator, tak peduli apakah dia itu koruptor atau berotak kotor, atau kalau cuma gagah saya sewa saja aktor atau binaragawan. Ya. Citra, seperti yang awal saya sampaikan tadi adalah hal paling penting untuk memenangkan pemilu presiden.
Bicara tentang citra, setiap orang pasti punya kelemahan, baik dalam pribadinya maupun dalam kariernya. Di Ideanos, menjelang pemilu selalu ada saja yang dibahas untuk melemahkan calon presiden. Situs blog dibuat dengan nama yang menyerupai media terkenal, lalu dibuatlah tulisan-tulisan dengan judul yang bombastis. Disebarlah berita-berita palsu itu di grup-grup facebook. Kalian tahu sendiri, Ideanos adalah negara dengan pengguna facebook terbanyak nomor 5 di dunia. Hanya kalah dari Amerika, India, Indonesia, dan Brazil. Di Ideanos, 40 juta pengguna dari 105 juta jiwa. Hampir separuh dari warga Ideanos menggunakan facebook. Dan benar, sekali membuat artikel, cukup dibagikan ke 5 sampai 10 grup beranggota di atas 50.000 maka berita akan menyebar dengan kecepatan yang mengerikan. Sebelum ada internet, kalian boleh bilang bahwa tak ada yang lebih cepat dari cahaya. Tapi sekarang, orang dungu yang menyebar berita palsu jauh lebih cepat daripada itu.
"Pak Presiden, sudah mau mulai", kata seorang pengawal.
"Oh, baiklah kalau begitu. Saya menyusul", kata Widji.
"Jadi begitu adik-adik relawan, sebenarnya masih banyak lagi yang mau saya ceritakan. Semoga setelah ini kita bisa tetap bekerja sama, tetap berbuat baik untuk negara ini. Saya harus memberikan pidato dulu", pamit Widji pada relawan.
Dan tampillah widji di atas podium. Di hadapan ribuan anggota parlemen, di depan ratusan kamera, di layar kaca, di hadapan seluruh rakyat Kepulauan Ideanos.
PIDATO
ATAS MANDAT RAKYAT DAN UNDANG-UNDANG
Saranusa, 11 September ...Selamat pagi,
Salam damai sejahtera untuk kita semua,
Sampurasun,Yang saya hormati, para pimpinan dan seluruh anggota parlemen.
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Kepulauan Ideanos.Yang saya hormati, Bapak Prof. Dr. Nababan, Presiden Kepulauan Ideanos ke-3, Bapak Semar Purbajati, Presiden Kepulauan Ideanos ke-4, Ibu Melati Wira Adinda, Presiden Kepulauan Ideanos ke-5. Yang saya hormati, Bapak Prof. Dr. Lembu Mahesa Andi, Presiden Kepulauan Ideanos ke-6. Yang saya hormati, rekan dan sahabat baik saya, Bapak Hadijaya Kusuma.
Yang saya hormati, para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara.
Yang saya hormati dan saya muliakan, kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat, Filipina, Papua Nugini, Indonesia.Para tamu undangan yang saya hormati, saudara-saudara sekepulauan, hadirin yang saya muliakan. Baru saja kami mengucapkan sumpah, sumpah itu memiliki makna spritual yang dalam, yang menegaskan komitmen untuk bekerja keras mencapai kehendak kita bersama sebagai bangsa yang besar. Kini saatnya kita menyatukan hati dan tangan.
Kini saatnya, bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha berat, yakni mencapai dan mewujudkan Ideanos yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Saya yakin tugas sejarah yang berat itu akan bisa kita pikul bersama dengan persatuan, gotong royong, dan kerja keras. Persatuan dan gotong royong adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar. Kita tidak akan pernah besar jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan. Dan, kita tidak akan pernah betul-betul merdeka tanpa kerja keras.
Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok kepulauan, merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan. Saya juga mengajak seluruh lembaga negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Saya yakin, negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh konstitusi.
Kepada para nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, pedagang asongan, sopir, akademisi, guru, tentara, polisi, dan pengusaha, saya menyerukan untuk bekerja keras, bahu-membahu, dan bergotong rotong. Inilah momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama menuju kemajuan.
Hadirin yang mulia,
Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri. Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global.Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Ideanos sebagai negara maritim. Samudera, laut, selat, teluk, dan kepulauan adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk, dan lupa menyatukan kepulauan-kepulauan.
Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga badai di tangan kanan, gelombang di tangan kiri. Sesuai semboyan nenek moyang kita. Kita kuasai samudera, kita pimpin jagat raya!
Saudara-saudara sebangsa dan sekepulauan,
Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh presiden, wakil presiden, ataupun jajaran pemerintahan yang saya pimpin, tetapi membutuhkan dukungan kekuatan bersama yang merupakan kesatuan seluruh bangsa.Lima tahun ke depan menjadi momentum pertaruhan kita sebagai bangsa merdeka. Oleh sebab itu, kerja keras adalah yang utama. Saya yakin, dengan kerja keras dan gotong royong, kita akan mampu melindungi segenap bangsa Ideanos, meningkatkan kesejahteraan, mencerdaskan masyarakat banyak, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, kesamarataan, dan keadilan sosial.
Saudara-saudara sebangsa dan sekepulauan,
Atas nama rakyat dan pemerintah Ideanos, saya mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia, kepala negara, dan pemerintahan, serta utusan khusus dari negara-negara sahabat.
Saya ingin menegaskan, di bawah pemerintahan saya, Ideanos sebagai negara kebudayaan terbesar ketiga di dunia, sebagai negara kepulauan, dan sebagai negara terbesar di Asia Pasifik, akan terus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif, yang diabdikan untuk kepentingan nasional, dan ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden Prabu Ali, dan atas nama bangsa Ideanos menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Lembu Mahesa Andi yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun terakhir.
Hadirian yang saya muliakan,
Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan sekepulauan untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Kepulauan Ideanos, Dr Wirajaya, bahwa untuk membangun Ideanos menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung.Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga untuk naik ke atas kapal Republik Ideanos dan berlayar bersama menuju Ideanos raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudera dengan kekuatan kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan konstitusi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya kita bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilu Di Ideanos
Fiksi Umumsaya harus menunggu selesainya pemilu supaya bisa menggambarkan secara gamblang kekacauan dalam negara ini. maksud saya pemilu dalam negara di buku ini.