DRAMA 100 HARI

57 1 0
                                    

"Selamat pagi, Pak Presiden!", sapa hormat seorang pengawal sambil membukakan pintu ruang komputer.

"Makasih, Mas.", jawab Widji.

"Masih sakit, Pak? Kok meringis gitu?", sapa seorang tim ahli presiden sambil terus berada di depan komputer.

"Ya begitulah.", Widji menjawab sambil malas.

Hari ini, tepat 100 hari Widji menjadi presiden. Tepat di hari itu juga dia merasakan puncak dari sakit giginya.

"Hari ini bagaimana perkembangannya, Pak?", tanya Widji ke tim ahli.

"Benar-benar menurun, Pak. Riset dari semua sosial media, facebook, twitter, instagram, komentar-komentar negatif memang meningkat. Kebanyakan membahas BBM naik, harga naik, kepala polisi titipan, menteri titipan, sampai menjurus menghina presiden".

"Tagar-tagar yang menyudutkan Bapak juga mulai ramai di masyarakat. #widjimemalukan #presidensettingan #kamisusahpak adalah tiga tagar teratas yang paling banyak mendominasi sosial media.", jawab tim ahli lebih rinci.

"Partai kurang ajar!", respon Widji sambil tangan kanan memegang cangkir teh, tangan kiri memegang pipinya.

"Partai mana, Pak?" tanya tim ahli.

"Semuanya.", Widji kemudian menyeruput teh sambil duduk di salah satu kursi.

Widji ingat pertama kali Bu Mala datang kepadanya. Sebagai pengusaha resto terkenal di kotanya, Widji memang dikenal baik di lingkungan sekitar. Sikap dermawan Widji membuatnya memunculkan ide yang bernama "Resto Bahagia", sebuah rumah makan murah dimana semua orang bisa makan sepuasnya hanya dengan 50 Fircoin, atau setara dengan setengah Dolar Amerika. Dengan uang sebesar itu, siapapun bisa makan sepuasnya di Resto Bahagia. Resto ini memang ide yang dibuat untuk masyarakat kurang mampu, dan resto itu kemudian menjadi viral setelah salah satu pengunjung membuat video tentang resto ini dan mendapat respon positif. Banyak orang kemudian menghubungi Widji untuk membantu membuat resto serupa di tempatnya. Widji, yang seperti kejatuhan durian runtuh, menerima tawaran tersebut. Dalam waktu hanya satu tahun, sudah tersebar 150 Resto Bahagia milik Widji di seluruh Ideanos. Widji kemudian menjadi tokoh paling sukes di bidang sosial. Siapapun yang berbicara tentang kegiatan sosial, otomatis menceritakan Resto Bahagia milik Widji sebagai salah satu contoh terbaik.

Berbagai penghargaan kemudian diterima oleh Widji, bukan hanya karena Resto Bahagia, tapi karena keberanian Widji untuk tidak menjadikan Resto Bahagia sebagai waralaba ketika mencapai puncak popularitasnya. Mulai dari penghargaan nasional hingga penghargaan internasional, bahkan Widji masuk di majalah TIME sebagai tokoh terbaik kategori gerakan sosial.

Pada saat itulah hidupnya berubah drastis.

Bu Mala, yang pada saat itu menjabat sebagai ketua umum Partai Sosial Berjuang, bertemu dengan Widji dalam rangka kampanye pemilu parlemen. Bu Mala berniat menyewa Resto Bahagia sebagai penyedia makanan di acara kampanye partainya. Widji setuju karena acara tersebut dihadiri oleh yatim piatu dan para lansia. Acara pun berjalan sukses. Makanan dan minuman di Resto Bahagia habis, para peserta senang atas acara partai.

Setelah acara selesai, Bu Mala bertemu lagi dengan Widji dan berbincang lebih banyak. Bu Mala sadar akan popularitas Widji dan dalam pembicaraan itu Widji ditawari untuk menjadi calon wali kota Suran. Widji hanya tersenyum atas tawaran tersebut lalu bertukar kontak telepon.

"Mas Widji bisa pertimbangkan lagi matang-matang. Saya mau maksa juga ga enak soalnya jadi pemimpin itu dari hati, ga bisa dipaksakan, apalagi sama orang seperti saya.", Bu Mala mencoba mengakhiri pembicaraan.

"Bukannya begitu, Bu. Bukannya saya menolak, tapi mohon maaf saya juga butuh mempertimbangkan ini, karena ini bukan hal main-main, Bu.", jawab Widji.

Pemilu Di IdeanosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang