Rindy
Aku bangun perlahan sembari membuka mataku yang saat ini masih terpejam. Kulihat jam beker yang selalu menemaniku dari dulu. Entah siapa yang memberikanku jam itu aku lupa.
Tanpaku sadari jarum panjangnya terletak di angka 6.
Aku pun tersentak dan langsung berlari ke kamar mandi. Dengan tergesa - gesa aku melakukannya. Waktu terus berjalan aku harus cepat, yang biasanya aku berjalan dengan santai mengiringi jalanan kesekolah. Sekarang aku harus lari demi mengejar waktu.
***
Aku pun sampai disekolah. Mataku menyoroti seantero sekolah.
"Huft... Belum masuk untungnya" batinku
Tetapi yang buat mataku terhenti ialah ketika diky melewati koridor kelas, dan ia hanya menatap lurus sedangkan amel dan aurel menyapanya.
"Emang cowoka aneh" umpatku
Aku pun memasuki kelas karna bel masuk telah berbunyi.
Sekarang pelajarang pak arif tetapi dari tadi aku tak melihat batang hidungnya.
Raka si ketua kelas mengatakan kalau pak arif tidak bisa masuk hari ini. Yang disambut dengan kegaduhan kelas karna free class. Tapi raka langsung mengelak.
"Ehhh tunggu dulu pak arif emang gak ada, tapi tugasnya ada!" seru raka.
"Yahhh" jawab yang lainnya serempak.
"Baru gue pengen tidur" kata Haidar.
"Yeh emang lo tidur mulu" jawab yang lainnya.
"Ssttt, tugasnya dikerjakan sama teman sebangku" lanjut raka. Lalu ia membagikan sebuah kertas yang bertuliskan Sejarah dan terdapat 100 soal di bawahnya yang berarti satu orang masing - masing mengejakan 50 soal.
"Ahhh banyak banget soalnya" keluh yang lain nya
"Emang ya pak arif suka yang banyak - banyak. Dari dulu pasti banyak mulu kalau ngasih soal" lontarku.
"Mau ngerjain kapan?" tanya Diky.
"Terserah" jawabku singkat.
"Yaudah ntar sore aja di cafe"
"Cafe mana?"
"Lu maunya dimana?"
"Di cafe capucinolate ajja"
"Yaudah" kami memutuskan untuk kembali diam.
"Emang susah ya ngomong sama orang aneh" batinku
***
Seperti biasa aku berangkat ke cafe setelah pulang sekolah. Sinar terik matahari siang ini tidak begitu sepanas kemarin. Langkahku yang terlalu semangat membuatku teringat dengang perkataan diky tadi. Kira - kira jam berapa ya??? Aku pun mulai iseng mengambil Handphone dan langsung menarikan jari - jariku dilayarnya.
Rindiii >
Mau ke cafe jam berapa?
Ting!
Beberapa saat kemudian Diky pun membalas pesan dariku.Diky >
7
Aku telah menyelesaikan pekerjaanku. Aku pun pulang kerumah untuk mandi dan berganti pakaian. Beberapa langkah aku melintasi pagar Handphone ku berbunyi kembali.
Ting!
Diky>
Rin gw gak bisa ke cafe sekarang.
Rindiii>
Terus gimana tugasnya.
Diky>
Gw aja yang ngerjain.
Aku pun kembali memasukan Handphoneku kedalam saku celana. Dan masuk ke dalam rumah.
***
Pagi yang cerah menyambutku. Desiran angin yang berhembus kencang menyapu rambutku lembut, aku berjalan dengan santai sesekali menyapa orang yangku kenal. Karna angin pagi ini sukses membuat otakku rileks.
Teringat diotakku satu pikiran. Tugas! Ku harap diky telah menyelesaikannya lagi pula kertasnyakan ada didia.
Tiba dikelas aku mencari - cari sosok yang kini ku cari tapi aku tidak menemukannya sedari tadi sampai pak arif pun memasuki kelas. Namun aku belum menemukan diky.
"Kemana sih tuh orang" batinku
"Assalamualaikum... Tugas yang bapak kasih sudah selesaikan!." "ayo kumpulin tugasnua" lanjutnya.
Deg! Aku semakin tegang. Aduh diky dimana sih??? Kok gak masuk.
Mau tidak mau aku pun harus mengatakannya pada pak arif sebenarnya.
"Saya sudah mengerjakan pak tapi kertasnya di orang. Dan orang itu tidak masuk" jelasku sejujur - jujurnya.
"Ya sudah kumpulin besok pagi - pagi"terangnya.
" ya sudah pak makasih" beliau hanya menganggukan kepalanya.
Untung pak Arif baik. Selamettt
Silahkan saran dan kritiknya diterima dengan lapang dada kok....

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Untukku #Wattys2018
Teen FictionRindy seorang gadis yang tinggal dipanti asuhan harus menerima bullying disekolahnya. belum lagi ketika datangnya Diky, pemuda tampan dan cukup jutek yang harus menerima kenyataan bahwa ayahnya harus bercerai dengan ibunya dan mencari wanita lain. D...