Saat ini Naya sudah berada di kelasnya setelah melewati koridor berhantu yang beberapa hari ini para siswa menjadi kuntilanak yang menggosipi dirinya. Naya berusaha membuat dirinya baik-baik saja. Meskipun beberapa air mata tetap jatuh dipipinya saat dia mendengar dan memikirkan berita tentang dirinya.
Teman duduk Naya tidak datang kesekolah karena sakit sehingga hari ini Naya duduk sendirian. Tapi saat mata pelajaran selesai seseorang menemani Naya duduk di tempatnya. Abi, yang sedang duduk di dekat Naya sambil membolak-balik buku pelajaran matematika Naya dan beberapa kali Abi mencoret buku Naya tanpa sepengetahuan Naya.
"Nih, gue udah selesai. Ambil buku lo terus lo gabung sama sahabat lo yang lain."
"Lo apain buku matematika gue emang?" Naya kini membuka lembar demi lembar kertas buku matematikanya untuk memeriksa apa saja yang Abi coret di bukunya.
"Nggak gue apa-apain kok, cuma coret-coret dikit aja." Abi menunjukkan beberapa hasil coretan indahnya di buku Naya. Sambil sesekali memperhatikan mimik wajah Naya. Abi memang sudah menduga kalau Naya akan marah dan Abi akan tersenyum bahkan tertawa saat melihat Naya marah ataupun siap memukul dan mengejar Abi.
"Abiiiiiiiiiiiiiii........" Naya kini berdiri dari duduknya untuk siap memukul Abi yang berada di dekatnya.
Pertengkaran kecil antara Naya dan Abi adalah sebuah kebiasaan kecil yang selalu terjadi setiap harinya saat genting ataupun saat baik-baik saja. Dan semua teman-teman kelas Naya dan Abi dengan setia selalu menjadi penonton pertengkaran mereka berdua. Bahkan saat Naya dan Abi bertengkar dan saling mengejar, sahabat Naya yang menontonnya tertawa melihat Naya dan Abi. Seolah kejaran Naya terhadap Abi seperti Tom and Jerry.
"Aaaaa, ampun astaga ampun adohh sakit ampun woy ampun ampun ampun."
"Lo nyebelin banget Abi, kenapa lo coret buku matrmatika gue hah?"
"Ampun woy ampun ada yang gue tulis di bagian belakang buku lo."
"Halah bohong lo bilang aja kalau lo mau kabur." Kali ini pukulan Naya semakin kuat
"Serius gue duarius deh tigarius sejutarius Naya hadoohh ampun sakit."
Kini Naya menghentikan aktivitas memukulnya terhadap Abi. Naya beralih mengambil buku matematikanya dan membuka halaman terakhir bukunya. Sementara Abi saat ini sedang mengelus lengannya yang merah akibat pukulan Naya, Abi juga kini sudah berjalan keluar kelas karena dipanggil oleh beberapa temannya untuk gabung bermain bola.
Naya yang membaca tulisan cakar ayam Abi langsung berteriak, "ABI SIAPA PELAKUNYA!!!??"
"PULANG SEKOLAH KETEMU DI KANTIN, NANTI GUE BAWA PELAKUNYA." Abi pun balik berteriak di lapangan.
"Makasih Abi." Suara Naya pelan bahkan cicak aja nggak dengar.
***
Pulang sekolah hari ini Naya tidak langsung pulang ke rumahnya karena dia harus ke kantin sekolah. Kantin sekolahnya baru tutup saat jam 17.15 sore karena beberapa siswa ada yang mengambil pelajaran tambahan dan juga ada yang mengikuti kegiatan-kegiatan rutin salah satunya yaitu basket dan volli. Jadi kantin sekolah akan tetap buka kecuali melewati waktu yang ditentukan.
Naya segera ke kantin karena ingin melihat siapa pelaku penyebar gosip itu. Kantin sudah sangat sepi padahal banyak siswa yang mengikuti pelajaran tambahan, mungkin karena sedang belajar. Naya memesan air mineral untuk menemaninya menunggu Abi dan pelaku tersebut.
Hampir sepuluh menit dia menunggu Abi dan pelaku itu dan akhirnya mereka datang.
Naya terkejut melihat orang yang berada di belakang Abi. Dia berjalan sambil merundukkan kepalanya ke bawah. Tapi Naya tahu siapa orang itu karena Naya sangat mengenal para sahabat dan teman yang dekat dengannya. Dan pelaku itu adalah sahabat Naya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionKau hanya menyentuh hatiku tapi tak menggenggamnya I love you but don't know what to do