🦄 Part 13 - Jemput(?)🦄

157 5 0
                                    


Kumpulan OSIS baru saja selesai, sekarang saatnya semua anggota osis bersiap-siap untuk geladi bersih dalam acara graduation kelas 12 hari esok yang akan datang.

OSIS-pun melakukan kegiatannya dengan menata aula sekolah yang akan digunakan untuk pengalungan,panggung,kursi,dan lainnya yang akan dipergunakan di acara besok. Semuanya berkerja sama untuk menyelesaikan nya karena, hanya tinggal menghitung jam untuk sampai puncaknya besok.

Beda dengan Anggun yang hanya diam ditempat seperti patung. Orang lain semuanya berkerja kesana-kesini seperti setrikaan,dia hanya diam dengan memegangkan bangku yang ditaiki oleh Rio yang sedang memasang bendera warna-warni disekitar atas panggung. Hari pun makin larutt,warna jingga di langit pun sudah mulai datang.

"Eh-eheh,lo kalo megangin orang itu yang bener,gue jatoh mau tanggung jawab lo?!!" marahnya,kursi yang ditaiknya bergoyang,karna cekalan anggun yang kurang kuat membuatnya akan terjatuh.

Lanjutnya "EH WOY DIEM-DIEM BAE LO,PEGANGIN GUE ANGGUN! LO MAU CEPET SELESAI KAGA,ORANG-ORANG DAH PADA MAU BALIK TUH!" teriaknya dari atas bangku yang lumayan tinggi.

Ingin sekali anggun pergi dan lari dari area aula saat ini juga,tapi nihil,itu semua pasti sia-sia. Tapi,Anggun langsung melakukan kegiatannya yang memegang bangku dengan kuat supaya tidak goyah dan supaya tidak ada yang mengoceh terus menerus, dari pada ia menatap kejadian yang tidak ia inginkan sama sekali dan membuatnya sakit.

Perasaannya sudah goyah,hatinya sudah tidak karuan dan pikirannya melayang diluar sanah, perjuangannya sudah sia-sia. Membuat seorang gadis ini selalu salah saat melakukan kegiatannya karna terlalu banyak pikiran.

"Kadang gue tuh harus berhenti peduli ama dia,bukan karna gue benci dia. Tapi karna dia gak pernah sadar tentang kepedulian gue!"  pikirnya. Anggun sudah cape terus-terusan berjuang sendiri seperti ini,lelah rasanya.

* * *

Siang sudah terganti oleh malam,dan udara pun cukup dingin sampai terasa ke kulit anggun. Kini ia sedang duduk diayunan gantung rotan yang ia sengaja sediakan dari dulu untuk merasakan kesegaran saat penat. Seperti saat ini ia sedang duduk dan mendengarkan lagu yang biasa ia putar "dengan caraku".

Anggun masih memikirkan kejadian diaula tadi siang dan ia juga akan bercerita kepada siapa tentang pikiran yang mumet ini?

"Apaa gue cerita kelaras ya? Hmm,tapi gak mungkin pasti tuh orang dah ngebo dan pasti gue ga akan cerita kedia kalo keadaan kita berdua lagi cape buat acara besok"  ucapnya sambil memegang benda pipihnya itu.

"Terus gue cerita kesiapa?" matanya sudah memerah dan air yang di tunggu-tunggu akan jatuh airnya terjadi. "GUE GAK KUAT!!GUE BENCII DIA!!" lanjutnya dengan teriak untuk melepaskan sedikit bebannya.

"Kenapa gue bisa punya perasaan salah ama Orang kaya lo sireno?kenapaa?kenapa harus gue yang ngerasain sakitnya,padahal gue bukan siapa-siapa lo!gue terlalu dibutakan oleh CINTA itu!!!" tangisnyaa.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang dan langsung menghampiri anggun. Anggun yang sedang duduk dengan posisi menjatuhkan bongkonya keayunanan gantung langsung menganti posisi duduk tegak dan menghapus air matanya dengan cepat.

"kenapa nak?jam segini ko belum tidur,besokan ada acara  graduation bukan?" tanyanya dengan mengusap puncak kepala anak gadisnya itu.

"Eh,bunda. Ng-gak kenapa-napa ko bun" dilanjut dengan senyum. "Bentar lagi juga tidur ko bun,ini aja lagi refresh pikiran aja biar rileks buat besok".

"kalo ada masalah ceritakan ke bunda,mungkin bunda bisa ngasih solusi dan bantu kamu".

"I-itu bun"

My Beloved EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang