Part 4

7.9K 1K 204
                                    

itu gambaran kostan-nya jungkook ya.

▌│█║▌║▌║ happy reading ║▌║▌║█│▌

Jungkook menggendong Jimin di punggungnya, kali ini dosennya tak terlalu banyak tingkah hanya sesekali menjambak rambutnya, tapi si pemilik bibir tebal tersebut tidak bisa berhenti mengomel dan itu benar-benar mengganggunya.
"dasar anak tukang menguntit!"
"sudah itu membicarakanku yang tidak baik!"
"memang, anak jaman sekarang sudah semakin kurang ajar!" Kemudian Jimin mencekik leher Jungkook, hingga yang menggendongnya terbatuk-batuk sambil berusaha melepaskan gendongannya.

Padahal sedari tadi Jimin tenang, tapi sekarang kembali rusuh lagi. Memang, Jimin yang mabuk sangat sulit diprediksi tingkahnya.

"Pak! Pak!" Jungkook menepuk-nepuk lengan Jimin. Ia kesulitan bicara, lengan Jimin mengunci lehernya. Jungkook menyesal lebih memilih mengendong Jimin dibanding menyeretnya.

BRUK
Jungkook terjatuh ke belakang yang otomatis menumpuk tubuh Jimin.
"Aaaaaahhhhhh... sakit" teriak Jimin yang tertimpa tubuh besar mahasiswanya.

Jungkook segera bangkit, akhirnya ia bisa bernapas lega. Tapi sekarang ia malah mendengar dosennya yang merengek ke sakitan di aspal.
"bocah bongsor! kamu makan apa sih!" Jimin melepas sebelah sepatunya dan melemparnya asal ke arah Jungkook yang tentu saja meleset.

Jungkook memungut sepatu Jimin, kemudian ia kembali berusaha menggendong dosennya.
"Pak, naik ke punggung saya, nanti kalau dilihat mahasiswa lain Bapak kaya gini yang repot kan Bapak juga" Jimin yang mengabaikan kalimat Jungkook hanya marah-marah memukuli punggung Jungkook. Jimin masih saja membahas berat tubuh Jungkook yang tadi menimpanya.

"Tolonglah pak, sadar" Jungkook rasanya ingin menangis menghadapi sikap Jimin.

"Bocah tengik!"
Oke, keputusan Jungkook sekarang sudah bulat, saking kesalnya dia akan mengabaikan status Jimin yang merupakan dosennya.

"Baiklah, lagian dia sendiri yang akan malu" Kemudian Jungkook mengangkat Jimin dan menggendongnya di pundak, sekuat tenaga ia mengabaikan rontaan Jimin.

Jungkook membawanya dengan sangat kesulitan, apalagi sekarang Jimin memukuli pantatnya.
"Berjuang kook, berjuang" ia memberi motivasi pada dirinya sendiri hingga sampai depan pintu masuk goshiwonnya.

Memikirkan dia yang harus menaiki tangga, Jungkook menurunkan dosennya dan kembali menggendongnya di punggung. Ia pikir akan lebih mudah membawa Jimin melewati tangga jika Jimin berada di punggungnya. Sejujurnya Jungkook risih karena tadi Jimin memukul-mukul pantatnya, bahkan jari Jimin mentusbol pantatnya saat dijalan.

Baru setengah perjalanan di tangga, Jimin sudah mulai bertingkah. Jungkook yang dijambak hanya membuang napasnya kasar, ia berharap saja Jimin tidak mencekiknya.

"AH! Jimin!" Jungkook berteriak kesakitan saat telinganya digigit.

"Ji-Jimin? kemana sopan santunmu!" Jimin kembali menggigit telinga Jungkook lebih keras lagi.

"Aahhh-" teriakannya ia tahan saat mendengar amukan penghuni lantai satu yang merasa terganggu. Wajar saja, ini sudah hampir tengah malam.

Jungkook hanya bisa melanjutkan langkahnya sembari menahan rintihan kesakitan. Hingga sampai di kamarnya ia langsung menurunkan Jimin.

Sensi Professor ⚣ kmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang