Part 4 yang hilang

7.4K 1K 110
                                    



ini sebenarnya sisa part 4 yang kepotong. sengaja dipotong maksudnya.

Jungkook merambatkan tangannya pada otot bisep si dosen. "woah" ia menekan-nekan otot tangan Jimin yang dirasa cukup keras. Jungkook tidak tahu saja, Jimin terbangun akibat sentuhan pada kulitnya. Hal itu cukup menganggu tidurnya, karena pada dasarnya si dosen yang satu ini sangatlah sensitif dan tidak suka saat kulitnya—some parts tersentuh atau disentuh dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.

Matanya sudah melotot tajam ke arah pria muda yang masih asik menekan dan merasakan otot tangannya. Kesal, Jimin yang merasa Jungkook tidak akan menghentikan kegiatannya pun mulai marah. Jimin secara tak terduga mengagetkan Jungkook dengan mengigit telinganya-luka gigitan yang sebelumnya saja belum sembuh. Jungkook sangat kaget, ia tidak mengira dosennya akan tiba-tiba terbangun dan mengigitnya.

Jungkook tidak ingin tinggal diam merasa kesakitan, ia mencoba membalas dengan berusaha menarik rambut belakang Jimin,

"Akhhhhh!!" teriak Jungkook; sebab semakin ia menarik rambut Jimin maka gigitan di telinganya semakin menguat, bisa-bisa telinganya putus. Jungkook berakal mengelitik pinggang Jimin, tadinya ia berniat menonjok atau mencubit kuat-kuat dosennya tapi Jungkook terlalu baik.

Berhasil, Jimin melepas gigitannya dan digantikan dengan kikikan namun hanya beberapa saat Jimin kembali mendekatkan wajahnya hendak mengigit telinga Jungkook.

STRAP
Sayang, Jungkook lebih dulu menutup telinganya. Tapi Jimin mana mau mengakhirinya dengan mudah, ia mengarahkan rentetan giginya ke leher Jungkook.

"AAAKKKHHHH" Jungkook tidak tahan dengan rasa sakitnya, tidak hanya digigit, dosennya itu juga menghisap lehernya seperti menyedot habis darahnya. Benar-benar, Jimin berbahaya saat mabuk.

Jungkook tidak tahu sampai kapan pengaruh minuman alkohol itu hilang, hingga ia tidak habis pikir dengan kelakuan Professor yang dihormatinya itu.

PLAK! PLAK!
Jungkook memukul-mukul jidat dosennya hingga berhasil menjauh.

Lagi-lagi Jimin tidak ingin berakhirdengan mudah, ia malah memperkuat penyerangannya dan mendudukan dirinya di atas tubuh besar Jungkook "Beraninya kamu!" Jimin menjambak rambut Jungkook dan membantingnya ke bantal secara terus menerus membuat pria yang di bawahnya pusing.

.

.

08.47 KST

Jimin membuka matanya perlahan, namun karena merasa nyaman dengan dekapan yang dia rasakan, Jimin kembali menutupnya.

"eunghh" Jungkook melenguh sembari menambah erat pelukannya pada pria kecil yang sekarang mulai sadar akan keadaan sebenarnya.

Berkat lenguhan Jungkook tersebut, Jimin sadar bahwa ada orang lain yang tidur dengannya dan yang lebih parah mereka saling berpelukan. Tapi, bukannya bergerak menjauh, Jimin memilih memaksa otaknya untuk mengingat kejadian semalam.

Kejadian itu pun terputar dengan sangat berantakan dipikirannya. Penasaran dengan siapa dirinya terlelap, Jimin menaikan kepalanya dan betapa kagetnya ia melihat wajah Jungkook, si mahasiswa yang akhir-akhir ini mengganggu kehidupannya. Berkat melihat wajah Jungkook, ingatan yang sebelumnya terputar berantakan sekarang mulai terputar dengan rapih dan sangat jelas.

Jimin hanya diam, matanya membulat dan tubuhnya menegang kaku sembari otaknya mengabsen segala kebodohannya malam itu.

Jungkook yang perlahan mulai terbangun dibuat cukup kaget mendapati Jimin yang menatapnya aneh. Dirinya pun baru sadar kalau mendekap tubuh dosennya itu dengan sangat erat.

"eum, Pak.." Jungkook yang merasakan hawa yang tidak nyaman mulai melepaskan pelukannya, tapi tidak dengan Jimin. Dosennya ini masih diam dengan memeluk tubuhnya, matanya pun tidak lepas menatapnya.

"Pak, lepas"

Jimin melepas pelukannya saat sadar dirinya masih memeluk tubuh besar itu.

BRUK
Jimin menendang Jungkook hingga terjatuh ke lantai.

"Akhh!" Jungkook segera mendudukan dirinya dan mengelus kelaminnya yang baru saja mengalami kekerasan.

"sshhhh" ringis Jungkook merasa perih. Ingin dia berkata kasar, tapi ia masih cukup waras menyadari siapa pria ganas yang sekarang duduk di kasurnya.

Jimin mendudukan dirinya di kasur dan menatap garang mahasiswanya yang masih saja meringis.

"Bapak gak mikir apa?! Ini kalau saya mandul gimana? emang Bapak mau tanggung jawab?! Shhh" Jungkook masih mengelus penisnya, rasa ngilunya sudah sedikit berkurang tapi ia pura-pura masih kesakitan. Jungkook tidak bisa menahan kekesalannya lagi, sudah cukup ia menderita dengan si mabuk Jimin, masa ia harus menderita juga dengan si sadar Jimin.

"Jeon Jungkook-" Jimin menunjuk wajah Jungkook dengan telunjuknya, rangkaian cacian tiba-tiba tidak bisa ia ucapkan akibat tanggungan malu yang dialaminya.

Ini salahnya, tidak berhak juga dia mencaci Jungkook. Apalagi mengingat dirinya yang bersikap sangat kurang ajar. Bersyukur saja Jungkook tidak menelantarkannya di jalanan.

"sebenernya Bapak punya masalah apa sama saya?" tanya Jungkook kesal. Jimin yang mendengar nada tak sopan dari mulut Jungkook pun hanya bisa terdiam menahan amarah.

Jungkook telah melewati malam yang sangat panjang, ia mempertaruhkan nyawa dan wajah tampannya saat itu. Sungguh, ia tidak ingin merasakan kebrutalan Jimin lagi. Mungkin sebelum kelas kuliah, ia harus ke rumah sakit untuk mengecek badannya yang sudah lecet akibat gigitan Jimin.

Sebenarnya, Jungkook tidak semudah itu untuk dianiaya, hanya saja ia masih menghargai Jimin sebagai dosen, eh bukan, maksudnya Jungkook masih bertekad menyelamatkan image dan nilainya.

"Bapak gak lihat ini ulah siapa?" Jungkook menunjuk dada, leher, telinga, hidung, berikut kaos kesayangannya yang robek. Jimin tambah bungkam dibuatnya, pipinya memanas melihat tubuh dan wajah mahasiswanya yang memerah; bahkan sudah ada yang berubah menjadi ungu gelap dan cetakan bekas gigitannya yang sangat gelas.

"i..itu" Jimin menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Jungkook melipatkan tangannya di depan dada, menunggu penjelasan dosennya.

'gapapa pendek, yang penting update'
quote jadulku yang sangat memotivasi.

'gapapa pendek, yang penting update'quote jadulku yang sangat memotivasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sensi Professor ⚣ kmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang