Part 7

7.1K 968 93
                                    

Mari mempercepat alur.

Semakin hari Jimin semakin mengenal sosok Jeon Jungkook yang luar biasa kurang ajar. Kejadian dua minggu lalu saja membuat ia bocor dompet, bayangkan saja ia hampir menghabiskan 300,000won hanya untuk dua set makanan. Belum lagi, Jungkook seringkali datang seenaknya ke apartemen, entah itu ngajak makan-yang pastinya minta dibayarin atau sekedar minta ajarin pelajaran. Jimin yang notabene orang yang pemikir, mulai stress akibat anak didiknya yang satu itu ditambah rasa wanti-wanti nya akan mulut Jungkook yang suatu saat dapat menjadi bom penghancur karirnya.

"Jimin, nanti aku mau serahin laporannya ya" bisik Jungkook tepat setelah kelas berakhir, ini merupakan hobi barunya yaitu membuat dosennya kesal. Lucu sih, Jungkook suka melihat ekspresi menahan amarah itu.

Jimin yang mulai ketularan Jungkook pun akhirnya menggumamkan sumpah serapah dengan sangat pelan-hampir tak terdengar. Ia pun lanjut keluar kelas dengan kaki yang menghantam lantai cukup keras, sedangkan mahasiswa yang berjalan di depannya segera memberi ruang lebih lebar untuk dosennya itu. Siapa sih yang mau kena semprot dosen macam Jimin?.

Prof. Park Jimin. Begitu isi plang di hadapan pintu masuk ruangannya. Ia salah satu dosen besar yang memengaruhi akreditasi jurusannya, wajar saja ia punya singgah sananya sendiri. Beruntung, hal itu bisa menjadi tempat istirahat yang nyaman tanpa gangguan, namun tak berlangsung lama semenjak Jungkook menjalar di kehidupannya.
"PAK!" Jimin tidak kaget lagi saat anak itu tiba-tiba masuk ke ruangnya, bisikan saat keluar kelas tadi cukup menjadi petunjuk kedatangannya.
Jimin hanya menyenderkan kepala yang sedikit pusing pada kursi nyamannya, lengannya ia pakai untuk menutup wajah.
"Aku bawain ini" dan Jungkook menaruh cup americano di atas meja dosennya disusul laporan projeknya. Setidaknya setelah ia membuat kesal Jimin, ia akan kembali menjadi anak baik, lalu membuat Jimin kesal lagi, dan begitulah seterusnya.

"Serahkan sama Bu Sarah, Jungkook" kata Jimin sesabar mungkin.

"Jadi aku ke ruangan Bu Sarah nih?" tanya Jungkook.
"Nanti kalau-"

"Iya, iya. Tinggalin disitu aja, nanti aku cek" kata Jimin memotong kalimat Jungkook yang pastinya akan menceritakan hal-hal kotor lainnya.

"Mau makan gak? kali ini aku yang bayarin" tawar Jungkook yang sama sekali tak menarik minat Jimin, masih asik menyender pada kursi.
"Jimin, Park Jimin" panggil Jungkook yang merasa terabaikan.

"Jungkook, ini di kampus. Sopan sedikit" kata Jimin, entah dapat kesabaran dari mana hingga membuatnya bisa bertahan sampai sekarang.

"Liat sini dong, enggak kangen apa?" kata Jungkook, akhir-akhir ini ia jadi suka menggombal tapi hanya pada Jimin saja, karena sering kali ia mendapat semburat merah pada pipi tembam itu.

Dilihatnya Jimin yang menggigit bibir bawahnya, Jungkook tebak pasti dosennya sedang menahan amarah.
"Keluar" kata Jimin sesantai mungkin.

"Liat sini dulu dong" Jungkook masih tak mau kalah. Mau tak mau Jimin menyingkirkan lengannya dan menegapkan badannya sembari melihat ke arah Jungkook.
"Nah gitu" kata Jungkook yang diakhiri senyum lebar yang sangat manis.
"Diminum ya, kopi nya" kata Jungkook sebelum benar-benar pergi dari ruangan dan menutup pintu. Selain karena ada kelas lagi, Jungkook sebenarnya ogah meninggalkan ruangan, tapi Jimin mungkin butuh waktu istirahat dilihat dari wajah pucat dosennya.

Jungkook berjalan sembari sesekali menunduk hormat kepada dosen lainnya yang berlalu lalang. Masih ada satu kelas lagi yang harus ia hadiri, jadi Jungkook berlari cukup kencang ke kelas selanjutnya.

Sensi Professor ⚣ kmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang