-- 7 --

48 4 2
                                    


°°°*°°°
Kalimat penenang itu hanya kata, bukan fakta

°°°*°°°

"Rayhan?" Rossa memanggil nama itu. Ia menelan salivanya keras. Apa ini sekarang? Kenapa takdir begitu benci padanya, hingga mereka dipertemukan kembali di belahan dunia yang berbeda?

Benar kata orang, bahwa dunia ini sempit. Kita bisa bertemu dengan orang yang tak terduga, yang kita pikir mustahil untuk bertatap muka.

Terdengar degup jantung Rayhan yang semakin cepat dan nafas yang menderu tak beraturan. Keringat panas dingin mulai membasahi pelipisnya. Ia tak menyangka akan bertemu wanita itu lagi.

“Sorry, guys! Gue keburu pergi nih! Klien gue nunggu” ucap Rossa memecah atmosfer mencekam di cafe itu. Ia berdiri dari tempatnya dan berjalan cepat meninggalkan meja itu dan Rayhan yang masih mematung.

“Woy! Trus ini yang bayar siapa! Lo kata mau traktir!” teriak Arrisa tak terima dompet berjalannya pergi tanpa membayar.

“Udah gue yang bayar” potong Vaseline jengah.

Sejenak mereka terdiam, saling mendalami perasaan masing-masing. Arrisa memandang Vaseline, sedang Vaseline menatap Rayhan. Lelaki itu masih saja terdiam. Kilatan matanya menyiratkan banyak pertanyaan dan ada rasa kecewa disana.

“Tuan, lo kenal dia?” tanya Vaseline.

“Iya blis, lo kenal Rossa?” tanya Arrisa juga.

“Hah? Gue ada urusan mendadak, gue duluan ya! Daa bik!” ucap Rayhan gelagapan sembari mengacak-acak rambut Vaseline. Ia bergegas pergi dan menancap gasnya. Arrisa kembali lagi menatap Vaseline, dan Vaseline juga menatapnya dengan tatapan bingung.

“Lin, sini deh duduk” perintah Arrisa. Tanpa waktu lama, bokong Vaseline sudah mendarat di sofa kulit itu.

“Lo pernah di situasi kaya gini?” tanya Arrisa.

“Hah?” Vaseline tak mengerti.

“Lo ketemu sama orang terus orang itu kaget liat lo, ya bukan karena lo setan, terus kalian berdua menghindar bertatap mata dan lo juga kenal orang itu, menurut lo mereka berdua itu apa?” tanya Arrisa menjelaskan.

“Manusia” jawab Vaseline singkat.

“Untung aja lo yang mau bayarin, kalo gak udah gue jadiin perkedel” Arrisa kesal.

“Emang ada apa sih Ar, lo serius amat” ucap Vaseline santai.

“Lo gak ngerasa ada yang aneh dari mereka gitu?” tanya Arrisa.

“Sedikit, kalo lo kepo kenapa gak tanya Rossa dulu, malah tanya ke gue” balas Vaseline.

“Kalo Rossa gak ngaku gimana?” tanya Arrisa lagi.

“Tanya Rayhan”

“Kalo Rayhan gak ngaku juga?”

“Tanya om google”

“Kalo om google gak tahu?”

“Tanya dedek brainly”

“Kalo dia juga gak paham?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REALIZED.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang