Part 3

2K 82 1
                                    

"Ahh... aku datang karena mau memberimu kejutan, tapi sepertinya malah aku yang terkejut." Joanne tersenyum kikuk. Tangannya dibawa ke belakang, berusaha menyelipkan amplop ke dalam tas.

"Ann, i miss you so much." Julius merengkuh tubuh ringkih Joanne dengan lengan kekarnya. Melepas rindu yang sudah ditahannya tiga hari belakangan ini karena tidak dapat bertemu akibat kesibukan yang tak bisa ia hindar.

Begitu Julius membawa gadis itu ke dalam dekapannya, seolah-olah rasa penat yang ia punya sirna dibawa rasa nyaman yang Joanne berikan.

Julius berjanji ia tidak akan meninggalkan kekasihnya lagi, kekasih yang amat dicintainya. Dia bersyukur kepada Tuhan karena telah memberinya seorang dewi yang sempurna bagaikan berlian di tumpukan arang karena sangat berbeda dengan gadis pada umumnya di zaman sekarang.

Ketika gadis itu hadir di kehidupannya, ia merasa telah menemukan setitik cahaya terang di tengah kegelapan hidupnya selama ini.

Dan ia hanya berharap semoga Tuhan tidak mengambil sosok gadis itu pergi. Sudah cukup ia kehilangan keluarganya, tidak ada untuk yang kedua kalinya lagi.

"Hari ini adalah tepat 30 hari kita menjalin hubungan. Jadi untuk merayakannya, aku ingin membawamu ke suatu tempat yang spesial." Ucap Julius semakin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Joanne, menikmati aroma bunga lavender yang mencuat.

"Kemana?"

"Tentu saja ke..." Julius berhenti sejenak, melirik ke arah Joanne yang penasaran sebelum melanjutkan ucapannya. "... rahasia!"

"Ish!! Apaan sih! Kasih tau gak?" Joanne mulai kesal dan mencemberutkan bibirnya.

"Imut deh kamu kalau lagi kesal, sini aku cium biar tidak cemberutan lagi." Dicubitnya kedua pipi Joanne dengan gemas.

"Aku lagi kesal! Jangan ganggu aku!" Joanne mendecakkan lidahnya. Sedangkan Julius hanya menanggapinya dengan kekehan seperti biasa. Sebab ia tau betul bagaimana sifat Joanne kalau sudah kesal.

"Hey i'm only joking babe."

"Don't call me babe, i'm not your babe." Ia bersedekap.

"Ann, listen to me..."

"No. Don't talk to me right now, i'm still angry." Joanne mengalihkan pandangannya dari Julius.

"Hey jangan begitu.. aku minta maaf okay?"

"..." sunyi. Tidak ada respon atau balasan yang diberikan Joanne.

"Ann.." panggil Julius lagi.

"..." masih tidak ada respon dari Joanne. Ternyata gadis itu tidak main-main dengan ucapannya. Apa dia sedang didatangi tamu bulanannya?

Julius baru tau ternyata sesusah ini menghadapi orang yang sedang datang bulan. "Okay okay i'll shut my mouth. So don't get mad at me anymore okay?"

"No comment." Balas Ann singkat.

"Come on Ann."

Joanne membuang napasnya kasar. "Anggap saja dirimu beruntung kali ini."

***

"Suka dengan apa yang kau lihat?" Julius melepaskan penutup mata Joanne setibanya mereka di Sydney Opera House.

Joanne masih mematung, diam bergeming. Bagaimana ia tidak menyukai apa yang dilihatnya sekarang? Pertunjukan opera yang sangat ia sukai, bahkan untuk mendapatkan tiketnya saja mungkin ia perlu bekerja satu tahun penuh.

"Kau gila? Tentu saja aku sangat menyukainya." Kata Joanne kegirangan. "Tapi bagaimana caranya kau bisa mendapatkan tiket opera ini? Bukannya sulit? Dan dimana penonton lainnya?" Joanne melirik ke sisi kanan dan kirinya. Tidak ada seorang penonton pun selain mereka.

"Tentu saja aku menyewa satu gedung ini. Apa sih yang tidak bisa seorang Julius Gonzales lakukan hmm?" Jawabnya dengan nada bangga.

Tidak menyadari bahwa Joanne sudah tidak mendengarnya sejak awal ia bicara karena saking larutnya menonton opera yang sedang disuguhkan secara langsung pada mereka.

"Ann kau tidak mendengarkanku?" Tanya Julius. Joanne tidak menggubrisnya dan tetap fokus pada apa yang ia tonton. "Ann..." panggil Julius lagi.

"Shttt... dilarang bicara saat pertunjukan berlangsung." Julius menatapnya dengan pandangan tidak percaya. Tolong ingatkan dia untuk tidak mengajak kekasihnya ini ke tempat seperti ini lagi.

Akhirnya Julius memilih duduk manis dan memperhatikan Joanne dalam diam. Memperhatikan wajah Joanne yang bisa-bisa mengalahkan cantiknya rembulan yang menghiasi langit malam.

"Ann aku mencintaimu, denganmu seperti ini sudah membuatku bahagia." Bisik Julius pelan. Tidak ingin menggangu gadis di sampingnya.

21 Mei 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21 Mei 2018

Hopeless Without You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang