Part 4

1.6K 71 1
                                    

Setelah Joanne diantar pulang oleh Julius, ia berjalan terus memasuki kamar. Gadis berkulit putih layaknya boneka porselain itu merebahkan tubuh lelahnya di atas tempat tidur, menatap nanar langit-langit kamar.

Pikirannya melayang ke saat Julius mengucapkan kalimat sakral baginya. Sumpah demi apapun ia tidak tau harus bereaksi seperti apa.

Padahal Joanne ingin sekali membalas 'aku mencintaimu juga' padanya, tapi ditelannya kembali pemikiran itu bulat-bulat lalu dikuburnya dalam-dalam. Sedalam laut palung mariana di samudra pasifik. Di tambah lagi hubungan mereka yang baru seumur jagung.

Tiba-tiba Joanne teringat dengan amplop yang ditemukannya terselip di buku milik Julius. Cepat-cepat ia meraih tasnya kemudian mengambil amplop berwarna coklat.

Apa boleh aku membuka amplop ini? Tapi disitu tertera namaku... gosh! Masa bodoh, buka saja. Lagian mengintip sedikit tidak dosa kan?

Ditatapnya amplop itu sejenak dengan perasaan campur aduk. Jujur saja ia masih bingung dengan amplop bertuliskan namanya.

Tidak mau rasa penasarannya yang semakin membuncah, langsung saja dibukanya amplop itu. Reaksi pertama biasa-biasa saja, tapi ketika melihat selembar foto yang menampilkan kakak perempuannya berpose mesrah bersama Julius, ia tercengang.

Kepalanya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan tentang bagaimana kakaknya, Jane bisa berfoto mesra bersama Julius.

Setau Joanne kakaknya memiliki seorang kekasih, kekasih misterius yang tak pernah Jane beritahu padanya.

Joanne mengetahui bahkan amat sangat mengetahui bahwa Jane benar-benar mencintai kekasihnya dan tentu saja ia menyetujui hubungan mereka. Sebab dia bisa melihat betapa bahagianya wajah yang ditunjukkan kakaknya.

Tapi semua itu sirna setelah apa yang telah diperbuat kekasih kakaknya kepada Jane. Meninggalkan Jane tatkala Jane sangat membutuhkan dukungan dari kekasihnya.

Jane yang sedang terbaring lemah di rumah sakit karena kanker yang dideritanya masih setia menunggu sang kekasih datang menemuinya, setidaknya sebelum ajal menjemputnya. Tapi itu semua hanya sebuah penantian yang tak berujung.

Penantian yang sia-sia bahkan sampai jenazah Jane dikebumikan orang yang paling diharapkan muncul sebagai pelipur lara sewaktu Jane sekarat atau bahkan memberikan penghormatan terakhir pun tak kunjung datang.

Well, kata orang harapan akan tetap menjadi harapan selamanya. Dan itu ternyata benar.

Setelah beberapa tahun berlalu dan kenangan menyedihkan yang tidak pernah mau diingat lagi terkuak kembali seiring terbukanya amplop tersebut. Joanne terduduk lemas dan penuh tanda tanya di benaknya.

Pikirannya menerawang jauh kejadian beberapa tahun silam tersebut. Keinginannya untuk mencari pria yang sangat dirindukan Jane dan rasa penasaran serta amarah berkecamuk menjadi satu waktu itu.

Semua kenangan itu sekarang berputar di kepala Joanne, seperti kaset rusak yang berulang-ulang diputar terus menerus. Tiada hentinya.

Atau jangan-jangan...

Drrtt

Drrtt

Getaran ponsel membuyar lamunannya. Membawanya keluar dari kilas balik kenangan yang menyakitkan.

"Halo,"

Udah ikutin aja alurnya, siapa tau suka :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah ikutin aja alurnya, siapa tau suka :)

21 Mei 2018

Hopeless Without You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang