Hello! Mitsuki desu! Yap nga usah banyak baso-basi (basa-basi woy!) langsung aja ke ceritanya nyok!
Disclaimer : Hetalia beneran bukan punya Mitsuki, tanya aja sendiri sama Hetalianya sana. OC!Indonesia punya dirinya sendiri #plak
Selamat Membaca
*Kukuruyuuuuukk...* (a/n : ceritanya suara ayam jantan bukan ayam betina(?))
Fajar telah menyingsing di sebelah timur sana. Sekarang sudah pagi hari di Indonesia dan negara-negara di sekitarnya. Dan yang pasti Indonesia atau yang lebih akrab disapa Nesia ini masih molor di kasurnya gara-gara kemarin habis pergi keluar negeri, yaitu ke rumahnya Japan dan China.
Di kamar Indonesia ini banyak sekali barang-barangnya pada saat masa penjajahan maupun sebelum masa penjajahan dan sesudahnya. Seperti bambu runcingnya yang ia pernah pakai untuk melukai dahinya Netherlands yang sampai sekarang masih berbekas itu, ada baju tradisional dan pakaian militernya tersusun sangat rapi di lemarinya, dan ada fotonya bersama Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan pahlawan-pahlawan lain yang pernah ikut berperang bersamanya. Tak lupa juga fotonya dengan saudara-saudaranya, teman-temannya dan bahkan foto-fotonya bersama mantan motherland-nya pun masih ia simpan.
"Hoaaaaah..." Akhirnya Indonesia bangun dari tidurnya alarm ayam jantannya itu berbunyi(?) selama 1 setengah jam, "...Masalah lamaran itu... Cuma mimpikan...?" Tanya Indonesia pada dirinya sendiri yang masih belum percaya akan kejadian kemarin hari.
"Ya nga lah Nesia..."
"...hm?" Indonesia menoleh ke arah suara tersebut dengan matanya yang masih merem melek, tapi setelah melihat siapa yang berbicara tadi, matanya langsung terbuka lebar, "Eh! Neth! Ngapain di sini?!" Indonesia kaget ketika melihat mantan motherland-nya itu tiba-tiba ada di ambang pintu kamarnya dan sedang dengan santainya merokok sebatang rokok.
"Memangnya nga boleh ya? Ini dulukan juga rumahku..." jawab Netherlands, "ayo bangun Nesia, sarapan."Setelah itu, Netherlands duduk di kursi makan dan Indonesia juga mengikutinya.
Di meja makan, sudah tersedia makanan khas dari Belanda yaitu Pannekoek* dan tak lupa minumannya juga. "...Tumben Neth ngajak sarapan bareng..." batin Indonesia, "biasanya aku yang disuruh masak..."
"Kenapa Nesia?" Tanya Netherlands saat melihat Indonesia hanya diam tidak menyentuh makanannya sedikit pun, "kau... Tidak suka makanannya...?"
"Hu-huh?" Indonesia bangun dari lamunannya tadi, "oh, nga..."Indonesia lalu memotong makanannya dan memasukannya ke dalam mulutnya.
Dari makanannya yang ia gigit itu, Indonesia dapat mengingat kembali masa-masa ia masih tinggal di rumah tua itu bersama Netherlands beratus-ratus tahun yang lalu. Di mulutnya, Indonesia bisa merasakan rasa manis dari dirup yang telah dituang di atas Pannekoek-nya sama seperti kenangan manisnya bersama Netherlands, tapi ia juga bisa merasakan rasa pahit karena sirup itu terlalu manis sama seperti kenangan masa lalunya yang pahit bersama Netherlands.
"Nesia?" panggil Netherlands setelah mereka selesai menghabiskan sarapan mereka masing-masing dan sekarang sedang berada di halaman belakang rumah Indonesia yang seperti hutan belantara itu #plak maksudnya banyak tumbuhan-tumbuhannya seperti, pohon jati, karet, rambutan, durian (kalau lagi bebuah semua adiknya Indonesia udah nyerbu tuh pohon). Bunga-bungaan juga ada seperti bunga sepatu, bunga kenanga, bunga melati, bunga kamboja dan tentu saja bunga Rafflesia Alnoldi yang Indonesia temukan bersama England juga ada di sana, jadi tak heran kalau ada bau-bau aneh dari hutan(?) itu. Tak lupa rempah-rempah yang membuat Spain, Portugal, Netherlands, England dan Negara-negara yang lain jauh-jauh dari negaranya sendiri pergi ke Indonesia juga ada di sana, yaitu pala, cengkeh, kayu manis, kunyit, jahe dan lain-lain tapi tentunya mereka nga berani mengambilnya lagi dari halaman belakang rumah Indonesia itu, karena takut akan binatang-binatang peliharaan Indonesia yang semuanya ada di sana, seperti Budi, seekor komodo, Momo, seekor monyet bekantan dan Harun, harimau Sumatra Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uni Indonesia-Netherlands (Hetalia Fanfiction)
FanfictionTerima atau tolak. Itu adalah pilihan yang dipunya Indonesia saat Netherlands datang ke negaranya menanyakan tentang sebuah surat yang berasal dari Ratunya. "...Kenapa kau tidak menolak ku saja, Nesia?" "Itu karena ak-" "Indon!" "Ate!" "Kak Nesia!"...