Hello! Mitsuki di sini setelah sebulan lebih lamanya menghilang dari dunia fanfiction yang besar ini…! Ah, Gomen Mitsuki nga update cepet… -_-
Dan ini dia Chapter 5 dari Uni Indonesia-Netherlands!
Selamat Membaca
"Kamu nga ngapa-ngapain Kak Nesia kan?"
"Mungkin…"
"?!"
"Hm? Ngapa-ngapain? Apa itu?"
Chapter 5
Setelah jawaban ambigu Netherlands tadi. Adik-adik Indonesia sudah mikirin hal-hal yang aneh-aneh sama seperti yang readers pikirkan (ane tau kalian berpikir seperti itu…. #plakdor). Ya kecuali Timor yang masih polos dan author ga tega untuk ngasih tau apa pun.
"Mungkin… Aku akan membatalkan masalah Uni itu…"
"Eh?"
Kalimat Netherlands tadi berhasil membuat ruangan itu terdiam, hingga akhirnya Malaysia berkata,
"Jadi… Awak tidak serius dengan Indon…?" Tanya Malaysia mengepalkan tangannya.
"Bukan… Bukan itu maksudku… Aku serius dengan Uni itu…" Jawab Netherlands.
"Terus, mengapa kau ingin membatalkannya?" Tanya Singapore.
Netherlands terdiam sebentar sementara Malaysia, Singapore, Philippines dan Brunei sudah geretan ingin tahu jawabannya. Timor pun yang kelihatannya masih bingung akan hal yang dibicarakan oleh kakak-kakaknya, tetapi ia sama sekali tidak menyukai ekspresi di wajah mereka.
"Itu karena… Nes—"
Prankkk….!
Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang pecah dari arah dapur Indonesia.
"Nesia!"
"Akak!"
"Indon!"
"Ate!"
"Kakak Nesia!"
"Kak Nesia!"
Tanpa pikir panjang lagi, Netherlands beserta adik-adik Indonesia pergi berlari ke arah dapur. Kemudian mereka semua melihat Indonesia yang tergeletak pingsan di dapur dengan pecahan-pecahan gelas kaca di sampingnya.
"Nesia! Kau tidak apa-apa?!" Netherlands mengguncangkan tubuh Indonesia namun Indonesia masih tetap tidak sadarkan diri.
"Minggir!" perintah Brunei, lalu Netherlands melepaskan tangannya dari Indonesia.
Brunei mengangakat Kakaknya masuk ke kamarnya diikuti dengan Timor, Philippines dan Netherlands.
Indonesia terlihat sangat pucat sekali dan tubuhnya sangat panas. Netherlands yang melihat Indonesia seperti itu hanya diam saja, namun tentu saja hatinya sangat khawatir dan Brunei hanya bisa menenangkan Philippines yang sepertinya sudah siap untuk menangis. Dan ada satu tangisan yang terdengar sangat menyayat hati di dalam kamar tersebut, yaitu suara Timor.
Singapore dan Malaysia kemudian masuk ke dalam kamar membawa sehelai kain dan baskom kecil yang berisi dengan air dingin.
"Indon…" Malaysia kemudian merendam kain yang ia bawa tadi ke dalam air dingin yang Singapore bawa dan meletakkaannya di kepala Indonesia.
"Ini yang kedua kalinya minggu ini 'kan?" kata-kata Singapore tadi membuat Netherlands terkejut dan bertanya,
"Kedua kali? Nesia pernah seperti ini sebelumnya?" Sebelum Singapore menjawab pertanyaan Netherlands tadi, ia melihat ke arah Malaysia terlebih dahulu seperti meminta persetujuannya untuk memberitau Netherlands dan Malaysia menganggukan kepalanya. Singapore lalu menatap wajah Netherlands.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uni Indonesia-Netherlands (Hetalia Fanfiction)
FanfictionTerima atau tolak. Itu adalah pilihan yang dipunya Indonesia saat Netherlands datang ke negaranya menanyakan tentang sebuah surat yang berasal dari Ratunya. "...Kenapa kau tidak menolak ku saja, Nesia?" "Itu karena ak-" "Indon!" "Ate!" "Kak Nesia!"...