#3

91 54 14
                                    

Adamma menginjak pedal rem mobilnya, lalu ia mengambil iPhonenya dari dalam tas dior yang ia bawa, "Ken gue udah di parkiran, cepetan nggak pake lama!"

Dari dalam apartement Kennice mengambil blazer merah maroonnya dan mengambil flat shoesnya di rak, lalu ia keluar dan berjalan cepat menuju lobby apartement. Matanya mencari-cari mobil hrv milik Adamma, tetapi ia tak menemukan mobil milik temannya itu, ia mengambil handphonenya, "Lo dimana? Gue udah di lobby,"

Dari sebelah selatan terlihat mobil hrv silver kearah Kennice, lalu Adamma membuka kaca mobilnya, "masuk!"

Kennice memasuki mobil milik temannya lalu ia menyetel siaran radio favoritnya, dan ia memulai perbincangan, "So, dari data yang gue dapet dan gue udah sempat baca-baca, ternyata ada saksi kejadian itu, tapi masalahnya saksinya itu lansia dan mungkin nenek itu sudah mengalami kerusakan mata dan dia nggak bisa melihat dengan jelas,"

Adamma mengangguk sambil fokus pada jalan, lalu ia menjawab "atau mending kita bekerjasama dengan jaksa? Gue nggak sudi banget 'mbela' orang yang bersalah Ken,"

Kennice hanya terdiam, dan berpikir sejenak. Lalu ia memainkan handphonenya dan membuka aplikasi instagram.

###

Kennice dan Adamma memakai sarung tangan dan masuk kedalam rumah tempat terjadinya kejadian itu.

"Kayaknya ada orang deh Ken," kata Adamma sambil menengok-nengok jendela.

"Detektif mungkin Ma," Lalu Kennice dan Adamma berjalan memasuki rumah itu.

###

"Jaksa Reynand, kami sudah menemukan beberapa bukti dan sudah kami serahkan kepada petugas forensik," kata seorang detektif, ketika Reynand sedang melihat-lihat rumah tempat kejadian itu.

"Lalu hasilnya bagaimana?" Tanya Reynand sambil berjongkok.

"Hasilnya belum keluar sir,"

Tap. Tap. Tap. Terdengar suara langkahan kaki. "Detektif, apakah ada orang selain kita?" Tanya Reynand yang kembali berdiri setelah mendengar suara langkahan kaki.

"Ma, lo liat-liat kearah selatan dan gue utara," kata Kennice dan Adamma pun mengiyakan.

Kennice yang berjalan kearah utara rumah melihat ada dua orang laki-laki, yang satu sudah terlihat tua, dan yang satunya ia merasa kenal dengan bentuk tubuh itu.

"Halo, selamat pagi!" Sapa Kennice blak-blakan. Kedua lelaki itu berbalik badan menghadap ke Kennice yang terdiam seperti patung.

"Saya pengacara Kennice Tegwen dari firma hukum Law & Liberty, sir." Lanjutnya, ia menjadi salah tingkah ketika melihat lelaki yang berbadan kekar adalah, Jaksa Reynand Schneider. Seseorang yang selalu berada di pikirannya beberapa hari terakhir.

"Apa yang sedang anda lakukan, Bu Kennice?" Tanya detektif itu. Sedangkan Reynand hanya terdiam dengan muka datar.

Kennice yang melihat ekspresi Reynand langsung menjawab, "Saya dan rekan saya Adamma juga tidak percaya dengan Tyaga - klien kami, tidak melakukan kesalahan. Tetapi Ketua James sangat keras kepala menyuruh kami untuk mengerjakan kasus ini, karena Tyaga akan membayar biaya yang cukup banyak kepada firma hukum kami,"

Reynand yang hanya bermuka datar langsung memasang ekspresi kebingungan, "Jadi apa yang akan anda lakukan Bu Kennice?" Tanya Reynand yang matanya tidak melihat kearah Kennice, ia cukup sebal karena Kennice menatapnya dengan tatapan aneh, ingat, Reynand benci wanita yang menatapnya dengan tatapan berbinar-binar.

Kenapa orang ini judes banget ya sama gue. Salah apa sih gue. Batin Kennice, lalu Kennice menjawabnya, "Saya dan rekan saya akan menyelidiki kasus ini dengan teliti,"

Setelah itu Reynand dan Detektif itu pamit pergi, karena masih punya urusan yang lain.

Adamma yang tadi mendengar ada obrolan antara Kennice dan Laki-laki langsung pergi ketempat Kennice."Tadi siapa Ken?" Tanyanya.

"Itu, Jaksa Reynand ternyata dia juga yang menangani kasus ini." Kata Kennice sambil mencari-cari sesuatu di dalam tasnya.

Adamma tersenyum geli, "Jaksa yang lo sukai Ken? hahahaahahahaah,"

Kennice memanyunkan bibirnya ke Adamma, "Udah gausah bahas itu lagi, ntar nggak selesai-selesai kerjaan ini!" Serunya sambil mencubit lengan Adamma.

"Kenapa sih lo sensi banget, galak ya orangnya?" Ujar Adamma menggoda temannya itu.

"Udah diem ah lo! Kan gue udah bilang orangnya itu agak susah di deketin," Jawab Kennice lalu ia pergi meninggalkan Adamma dan melihat-lihat rumah tempat terjadinya kejadian itu.

Someday SomehowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang