#10

23 19 3
                                    

Setelah beberapa hari, Kennice dan Adamma kembali pulang ke Jakarta. Penerbangan dari London pukul 24.00, dan sekarang Kennice dan Adamma menunggu di counter starbucks di dalam bandara.

Setengah jam kemudian, terdengar suara pemberitahuan bahwa pesawat mereka sudah siap berangkat, lalu Kennice dan Adamma menuju ke pesawat mereka.

Suasana langit sudah sangat gelap terlihat dari celah jendela pesawat. Kennice membaringkan badannya di kursi penumpang kelas satu pesawat itu.

Beberapa menit kemudian Kennice mulai tertidur, sementara Adamma masih membaca novel favoritnya sambil memikirkan kata-kata mamanya tadi.

*flashback 3 jam yang lalu. Airport.*

Adamma mengambil handphonenya di dalam tas chanel hitam yang ia bawa.

4 missed voice call at 20.30 'Mama'

"Huh, Mama ngapain nelfon ya?" Adamma mengetik pesan ke Mamanya.

Adamma : Kenapa ma?

Selang beberapa menit kemudian, Mama Adamma langsung menelfon Adamma yang sedang duduk di depan bookstore.

"Amma, kamu tau nggak anaknya tante Maddy?" Tanya Mamanya Adamma dengan bersemangat.

Adamma mengerutkan dahinya, "Maddy?"

"Madison, honey"

"Oh Amma tau, tapi nggak kenal sama anaknya tau aja enggak Mah!"

"Anaknya itu namanya Reynand, jaksa di kantor pusat. Tante Maddy mengajak mama untuk menjodohkan kalian, because Tante Maddy sudah lelah dengan Reynand yang kaku dengan wanita." Ucap Mamanya Adamma yang bernama Rose itu.

Adamma membulatkan matanya, "WHAT!? REYNAND?"

Lalu Adamma melirik Kennice yang sedang berada di toko makanan camilan, "No!" Lanjutnya.

Rose menghembuskan nafasnya, "Kenapa? Anaknya baik kok Ma, pinter, ganteng."

"Nggak mau tapi, biar aku nyari cowok sendiri lah Mah."

"Adamma!"

Adamma menutup telfonnya, dan menekan tombol 'power off'.

Sementara Kennice berjalan sambil membawa sekantung penuh camilan, ia berjalan ke tempat duduk Adamma.

"Woy! Ngapain bengong?" Tanya Kennice sambil menepuk bahu Adamma.

Adamma kaget, lalu ia mendengus kesal, "It's Okay."

###

Reynand masih berada di kantornya, pimpinan tidak membolehkannya cuti, padahal ia barusan menyelesaikan kasus dengan baik.

Saat ini Reynand sedang menyelesaikan kasus tentang perebutan harta warisan yang terjadi di sebuah keluarga konglomerat.

Ketiga anak Sang konglomerat itu yang mengajukan gugatan kepada Si Kakak sulung mereka yang mengambil seperempat harta warisan masing masing adiknya untuk pengembangan perusahaannya. Dalam kondisi Ayah mereka yang sudah terkena penyakit dimensia parah, oleh karena itu Sang Ayah tak bisa mengingat dengan baik.

Reynand datang ke kantor ketua jaksa di majelisnya.

"Permisi Pak."

"Oh Jaksa Reynand, saya punya barang penting untuk anda." Ujar Ketua jaksa itu sambil menyerahkan amplop besar kepada Reynand. "Ini surat waris dari Ayah penggugat saat beliau masih muda dan sehat."

Reynand menghela nafasnya, "Terimakasih Pak, dengan ini saya akan sangat terbantu!" Katanya sambil menundukkan kepalanya.

Setelah itu Reynand kembali ke kantornya, dan saat dia membuka pintu kantonya tiba-tiba.....

"BA!!!" Teriak Stefano yang ternyata ada di dalam kantornya Reynand.

Reynand kaget dan jantungnya berdegup kencang, "Woy! Ngapain sih lo!"

Stefano tertawa terbahak-bahak ketika melihat wajah dan kuping Reynand yang memerah.

Reynand tak memedulikan Stefano, lalu ia duduk di kursinya sambil membuka amplop yang diberi oleh ketua jaksa.

"Yah lo marah ya sama gue, jadi laki kok kagetan sih Rey!" Ucap Stefano yang sedang duduk di sofa hitam.

Reynand tetap tidak memedulikan Stefano dan tetap mengerjakan kasusnya.

Stefano menutup mulutnya dengan tangan besarnya, ia masih tidak tahan tawa ketika wajah Reynand menjadi merah seperti kepiting rebus.

Setelah itu keadaan hening di dalam ruang kerjanya Reynand.

"Rey, kasih tau soal....." kata Stefano di sela-sela keheningan.

Reynand mengangkat kepalanya lalu mengangkat alisnya.

"Ya kan, berhubung lo sering tugas bareng dan kayaknya lo kenal dia lebih jauh gitu."

"Soal apa sih!?" Tanya Reynand dengan kesal.

Stefano membalikkan badannya dan menuju ke pintu ruang kerja Reynand itu.

Sambil membuka pintu Stefano melanjutkan kata-katanya, "Kasih tau gue tentang Kennice Eleanore Tegwen, dong Rey!"

Someday SomehowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang