SATU

52.3K 2.4K 135
                                    

*Republish ! Perbaikan diksi, penambahan satu dua hingga lima part, perbaikan alur.








"Aku bersedia..."  Diucapkan dengan suara datar.

"Aku bersedia..."  Sahut suara yang jauh lebih datar dari suara sebelumnya.

"Dengan ini telah sah kalian menjadi sepasang suami istri. Kau boleh mencium pasanganmu."

Dua sosok pemilik suara datar yang baru saja mengucapkan ikrar di depan altar kini saling mengikis jarak di antara masing-masing. Tidak ada ekspresi, tidak ada degup jantung berdebar keras, tidak ada tatapan penuh cinta, dan tidak ada senyuman yang tersungging di bibir keduanya.

Mereka menempelkan bibir, mengecup bibir masing-masing dengan singkat. Pagutan terlepas. Keduanya menatap tamu undangan yang hadir dengan raut wajah datar seperti biasa.

"Selamat, Tuan dan Nyonya Uchiha."  Semua orang bersuka-cita. Semua orang melambai penuh semangat ke arah mereka berdua. Semua orang mengangkat tinggi-tinggi sapu tangan atau bunga yang mereka genggam, memberi selamat untuk pasangan Uchiha yang baru. Semua orang berbahagia. Kecuali mereka berdua, tentu saja.
















Suara pintu yang dibuka dari luar dan kembali menutup di belakangnya membuat sosok wanita yang baru saja resmi menyandang status nyonya Uchiha memutar tubuh ke belakang.

"Apa yang kau lihat?!"  Sasuke Uchiha, sosok suami barunya menatapnya datar sambil melangkah ke arah kamar mandi di dalam kamar tidur mereka. Ia membuang kemejanya asal ke sembarang arah membuat sang istri mendesah lelah.

Sakura Uchiha beranjak dari kursi yang ia duduki, mengambil kemeja yang dilemparkan Sasuke begitu saja, memasukkannya ke dalam keranjang cucian kotor di sudut ruangan. Raut wajahnya tanpa ekspresi.

Ia kembali duduk di depan meja rias dan mulai melepaskan hiasan rambutnya satu per satu lalu membersihkan riasan di wajah cantiknya.

Menurutnya, ini semua terasa konyol. Ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk duduk diatas kursi rias, membiarkan penata rias menata rambut dan menyapukan riasan ke wajahnya, hanya untuk berdiri selama kurang lebih satu jam di depan altar ditambah dua jam tambahan untuk resepsi. Sakura mendengus menatap pantulan wajahnya di cermin.

Wajahnya telah bersih dan rambutnya yang panjang tergerai indah hingga menyentuh punggung. Bekas kepangan saat resepsi tadi membuat rambut merah mudanya sedikit mengikal di bagian bawah.

Jarum jam di dinding terus bergerak menimbulkan bunyi berdetak yang cukup keras di dalam kamar. Sakura mengangkat kepala, menatap jam tersebut. Ia ingin cepat-cepat membersihkan badan dan pergi tidur.

Sasuke Uchiha keluar dari kamar mandi mengenakan jubah mandi berwarna biru gelap, senada dengan warna rambutnya. Kedua tangannya yang putih berusaha mengeringkan rambut dengan handuk kecil. Meloloskan puff pelan, ia mengangkat wajah dan tatapannya bertemu dengan tatapan Sakura.

Satu alis Sasuke terangkat, mendapati Sakura yang masih tetap menatapnya datar. Wanita itu mengangkat keduanya bahunya dengan acuh.

Sakura berjalan ke arah lemari pakaian untuk mengambil handuk bersih dari dalam kopernya. Ia belum sempat membereskan pakaian-pakaiannya karena pernikahannya terjadi begitu cepat, diluar rencana. Setelah mendapatkan handuk yang ia cari, ia beranjak melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Yang ia butuhkan saat ini adalah air hangat dan sabun cair beraroma stroberi. Beruntung Bibi Ayame memasukkan botol besar sabun stroberi favoritnya ke dalam koper, bersama dengan pakaian-pakaiannya.

Ia menghabiskan waktu lima belas menit di dalam kamar mandi. Memakai gaun tidur berwarna kuning lembut, menyisir rambut merah mudanya, dan mengoleskan pelembab ke seluruh anggota tubuh yang bisa ia capai. Begitu selesai, ia keluar, mendapati Sasuke tengah berbaring diatas ramjang sambil bermain ponsel pintar dengan punggung bersandar pada dipan.

Merasa ada sepasang mata yang sedang menatapnya intens, Sasuke segera mengangkat wajah, membalas tatapan datar Sakura yang kesekian kali.

"Apa?"  Lagi dan lagi pertanyaan yang sama dilontarkan oleh Sasuke. Sakura hanya membalasnya dengan gelengan kepala.

Sakura berjalan ke arah jemuran lipat yang ada di dekat keranjang cucian dan menjemur handuknya. Lalu melangkah ke arah ranjang yang sedang ditiduri Sasuke, mengambil bantal dan guling dan berjalan ke arah pintu kamar yang masih terbuka.

"Kau mau kemana?"

Sakura memutar tubuh untuk menghadap Sasuke.

"Keluar."

"Kau tidak tidur disini?"

"Tidak. Kurasa hanya untuk malam ini."

Tanpa merasa perlu menunggu respon Sasuke, Sakura segera keluar dari dalam kamar tidur di rumah yang baru saja dihadiahkan oleh Mikoto serta Fugaku Uchiha sebagai hadiah pernikahan.

"Kau benar-benar wanita paling aneh dan dingin yang pernah kukenal..."  Gumam Sasuke sebelum mengunci kembali ponselnya dan jatuh tertidur.



Marry a Stranger | SSL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang