TIGA

30K 2K 39
                                    

"Bagaimana?"

Sakura memandang Sasuke yang sedang menikmati hasil masakannya dengan wajah datar, menunggu dengan sabar Sasuke mengunyah dan menelan makanan di mulutnya dalam gerakan lambat.

Sasuke meletakkan sumpit yang ia pegang lalu mengangkat bahu. "Rasanya seperti sebuah makanan. Aku kira kau akan meracuniku."

Sakura menggenggam sumpitnya semakin erat, menahan sekuat tenaga keinginan untuk melempar sumpit yang ia genggam tepat ke wajah menyebalkan milik Sasuke. Alih-alih melakukan hal tersebut, Sakura memasang senyuman simpul di bibirnya yang pagi itu diberi pelembab bibir dengan sedikit warna merah muda, meskipun senyumnya tidak mencapai mata. Keduanya melanjutkan sarapan mereka dalam diam.

Sakura segera membereskan bekas sarapan mereka, mencuci alat masak dan alat makan yang baru saja mereka gunakan sambil memutar musik dari ponsel pintarnya. Sementara Sasuke kembali ke kamar bersiap untuk pergi bekerja. Sasuke kembali ke lantai bawah dengan setelan lengkap menjelang pukul delapan, membuat Sakura yang tengah membaca majalah mode mengangkat kepala dan menatapnya heran.

"Mau kemana?"  Tanya Sakura, mengabaikan tampilan Sasuke dan setelan formal yang ia kenakan.

"Ke love hotel."  Jawab Sasuke asal. "Tentu saja bekerja."

"Tidak ada waktu cuti pernikahan?"

"Tidak."  Sasuke memberi jeda pada ucapannya, "kau mengharapkanku untuk tetap di rumah hari ini? Mulai tertarik denganku?"  Sakura mendengus keras dan meletakkan kembali majalah yang ia baca ke atas meja, beranjak dari sofa berlengan yang baru saja ia tiduri, tengannya setengah teracung di udara.

"Biar kubantu,"  Sakura mengambil alih dasi yang baru akan dipasang Sasuke dan memakaikannya ke kerah kemeja pria itu.

Dari jarak sedekat itu, Sasuke mencoba mencuri pandang, memperhatikan wajah Sakura dengan lebih seksama. Dia tidak akan berbohong, tidak juga mengelak bahwa wanita yang kini telah menjadi istrinya itu memiliki wajah yang sangat cantik. Sangat jelita. Wajahnya terlihat sangat cantik meskipun tanpa riasan, tanpa cela. Selain cantik, Sakura juga terkenal cerdas, terbukti dari profesinya saat ini---memegang jabatan penting di Departemen Keuangan, dan Sakura juga berasal dari keluarga terpandang. Seharusnya Sasuke bersyukur ketika Mikoto---Ibunya mengatur perjodohan mereka. Satu hal yang membuat Sasuke tidak tahan untuk berada dekat-dekat terlalu lama dengan Sakura hanya sikap dinginnya.

"Ada apa, hm?! Menatapku seperti itu? Mulai tertarik denganku?"  Sakura mengutip ucapan yang sempat Sasuke ucapkan tadi dengan kalem. "Nah, sudah selesai..."

Sasuke menatap simpul dasi yang baru saja dibuat Sakura dan mau tak mau hatinya merasa puas. Simpul dasi yang dibuat Sakura terlihat jauh lebih rapih dari simpulnya sendiri.

Seharusnya ini menjadi momen saat seorang suami mencium bibir istrinya sebelum pergi bekerja. Setidaknya itu yang Sasuke sering lihat dilakukan oleh orangtuanya sewaktu ia masih tinggal bersama kedua orangtuanya dulu. Namun yang terjadi di antara Sakura dan Sasuke saat ini hanya situasi penuh kecanggungan. Mereka masih berdiri berhadapan, Sasuke berulang kali mengalihkan pandangan pada arloji yang melingkar manis di pergelangan tangan sementara Sakura masih menatapnya datar.

"Aku pergi dulu..."  Untuk kali pertama dalam hidupnya, Sasuke mengucapkan kata pamit pada seseorang selain kedua orangtuanya. Hal itu masih terasa asing untuknya.

Selepas Sasuke menutup pintu depan, Sakura bingung apa yang harus dia lakukan. Ia mendapat cuti pasca pernikahan sampai lima hari kedepan, namun ia bingung apa yang akan dia lakukan setelah ini, bingung bagaimana caranya membunuh waktu.

Sakura memutuskan untuk pergi mengunjungi pusat perbelanjaan di pusat kota. Sudah lama sejak terakhir kali ia pergi berbelanja, dan tiba-tiba saja ia merasa membutuhkan tas kerja yang baru.

Ia berkendara selama satu setengah menuju pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di pusat kota. Ia memasuki salah satu butik tas ternama yang sudah sering ia kunjungi hingga pramuniaga toko tersebut hapal dengan sosoknya.

"Selamat datang, Miss Haruno... ah, maaf, maksud saya Mrs. Uchiha."  Pelayan wanita yang sudah Sakura kenal membungkukkan badan menyambutnya.

"Halo. Apa ada barang baru?"  Sakura memasuki etalase toko lebih dalam dan mulai melihat satu per satu tas yang dipajang di etalase terbuat kaca.

"Untuk saat ini belum ada, Mrs. Barang baru dijadwalkan datang minggu depan."  Pramuniaga wanita bernama Ayame mengikuti langkah Sakura, mengekorinya dengan setia.

Sakura menatap penjuru dengan teliti dari satu etalase ke etalase yang lain dan tatapannya jatuh pada sebuah tas berbahan kulit dengan warna peach. Peach. Ia tidak pernah mengoleksi tas berwarna cerah seperti itu. Biasanya ia memilih tas berwarna monoton seperti abu-abu, hitam, putih, dan juga cokelat.

Ia segera meminta Ayame mengemas tas tersebut, mengeluarkan kartu dari dalam dompet, memperhatikan Ayame menggesek kartunya ke mesin, menunggu Ayame mengemas tas miliknya setelahnya.







Sasuke mengurut hidungnya. Kepalanya terasa sangat sakit. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, dan perutnya belum sempat diisi oleh asupan makanan kecuali saat sarapan tadi. Rapat yang harus dipimpin olehnya hari itu berjalan alot hingga memakan waktu berjam-jam, dan makanan ringan yang dibagikan oleh asisten pribadinya saat rapat tengah berlangsung tidak cukup untuk membuat perutnya merasa kenyang.

Kedua irisnya melirik jadwal yang telah disusun oleh asisten pribadinya di atas post it yang ditempelkan pada tepi meja. Pekerjaannya telah selesai. Tidak ingin membuang-buang waktu, ia segera menutup map berisi berkas-berkas yang harus ia periksa, memakai kembali jasnya yang tadi disampirkan di punggung kursi lalu keluar dari ruangan pribadinya. Entah mengapa ia merasa sangat bersemangat ingin segera tiba di rumah. Hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.



*Haiiiii... Aku mau sekalian promosi yaaa. Buat kalian yang mau purchase / ikut PO salah satu cerita SSLku berjudul When We Were Young (bisa dicek di profilku), bisa langsung kontak aku via WA di 087773656456 atau telegram aku di onescoupforday atau bisa kirim pesan ke akun pribadiku ini.

Harganya? Muraaahhhh bgtttt dan purchasenya bisa via Shopeepay.


Sinopsis :

Sakura Haruno pindah dari Kirigakure ke Konohagakure, salah satu kota bagian di Hi No Kuni.

Semuanya berjalan baik-baik saja. Sakura menjalani hidupnya yang normal dan membosankan sebelum bertemu dengan laki-laki itu. Gambaran tentang cowok itu adalah tampan, populer, dan juga pesta.

Sakura tahu, sejak kali pertama mereka berada dalam perahu yang sama di kelas seni, bahwa hidupnya tidak akan lagi sama.

Marry a Stranger | SSL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang