TUJUH

31.4K 1.8K 48
                                    

Keesokan paginya, Sakura terbangun merasakan tubuhnya dipeluk dari belakang oleh seseorang. Sudut matanya menangkap helaian biru tua dan ingatan tentang semalam kembali terlintas di pikiran. Tubuhnya luar biasa sakit dan lelah, entah berapa kali Sasuke mengajaknya bercinra tadi malam. Keduanya baru benar-benar berhenti saat jarum jam menunjuk ke arah dua dinihari dan memutuskan untuk pergi tidur setelah mereka membersihkan diri.

Sakura berjalan tertatih menuju kamar mandi. Bekas percintaan panasnya dengan Sasuke semalam tercetak jelas di ceruk leher dan dada. Ia memutuskan untuk segera mandi dan langsung membuatkan sarapan untuk mereka berdua setelahnya.

Ia kembali ke dalam kamar untuk membangunkan Sasuke yang masih tertidur pulas setelah sarapan telah selesai ia buat. Beberapa kali Sakura memanggil namanya dan coba untuk menggoyangkan tubuh Sasuke, namun pria itu masih tidak bergeming.

Sakura tidak kehabisan akal. Ia memutuskan untuk mengambil gelas dari atas meja rias yang berisi air putih, mencipratkan beberapa tetes air ke wajah sang suami. Sasuke tetap tidak bergeming, membuat Sakura menggeram kesal. Dia kembali mengisi air mineral dari dalam teko keramik ke dalam gelasnya, dan tanpa berpikir menumpahkan seluruh isi air dalam gelasnya ke tubuh Sasuke.

"Apa?! Siapa?!"  Upaya Sakura kali ini membuahkan hasil. Sasuke terbangun dari tidurnya dalam posisi duduk karena terkejut, kedua matanya mengerjap beberapa kali.

Sakura mengabaikan pekikan terkejut yang dilontarkan Sasuke. Ia lebih memilih untuk melangkah ke arah lemari dan mengambilkan pakaian ganti serta handuk kering lalu diserahkannya pada Sasuke.

"Aku mencoba membangunkanmu beberapa kali, tapi sepertinya kau terlalu puas menggapai mimpimu."  Sakura mengejeknya, dan matanya menampilkan sorot geli.

Sasuke menerima handuk dan juga pakaian yang diberikan oleh Sakura tanpa mengucapkan sepatah kata dan masuk ke dalam kamar mandi, memutuskan untuk langsung membasuh tubuhnya.

Ia keluar dari kamar mandi sepuluh menit kemudian, berjengit sedikit saat mendapati Sakura masih berada di dalam kamar, tidak mengubah posisi duduknya diatas ranjang.

"Aku sudah membuat sarapan. Ayo..."  Sakura berdiri dan mengambil handuk dari tangan Sasuke lalu menjemurnya. Dia mengulurkan tangan kepada Sasuke yang hanya dilihat oleh Sasuke dengan tatapan seolah sedang berpikir, sebelum akhirnya Sasuke menerima tangan tersebut.

Sasuke duduk di kursi makan sementara Sakura menyiapkan sarapan untuknya. Sepiring nasi goreng dan segelas kopi hitam Sakura letakkan ke atas meja, dan Sasuke hanya menatap sarapannya.

"Ada apa?"  Tanya Sakura bingung.

"Hn."

"Hah?!"

"Apa kau menyimpan tomat di dalam kulkas?"

"Tomat?!"

"Hn."

Sakura beranjak dari kursinya dan membuka lemari pendingin, mencari tomat seperti yang diminta.

Dapat!

Ada satu tomat yang tersisa, dan ia itu menyerahkannya pada Sasuke. "Ini..."  Sasuke menerima tomat yang diberikan setelah Sakura mencucinya dan keduanya mulai memakan sarapan mereka dalam diam.

Setelah selesai, Sakura mencuci bekas piring mereka sementara Sasuke meminum kopi hitamnya.

Sakura kembali duduk diatas kursi makan dan melihat Sasuke dengan sorot mata aneh. "Kau menyukai tomat?"

"Hn."

"Benarkah?"

"Apa itu salah?"  Tanya Sasuke menantang.

"Tidak, tentu saja tidak."  Sakura tertawa kecil, Sasuke kembali mengangkat wajahnya, wajah tampannya menampilkan raut tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Kau tertawa?"  Tanya Sasuke terkejut, karena untuk pertama kalinya ia mendengar istrinya tertawa seperti itu.

Sakura menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangan sementara bahunya masih bergetar karena tawa. "Maaf..."  Ucapnya semenit kemudian setelah tawanya reda. Ia meminum air mineral dari dalam gelasnya sendiri dan memandang Sasuke dengan wajah kembali datar.

"Teruslah tertawa."  Ucap Sasuke tiba-tiba.

"Apa?"

"Teruslah tertawa."

Sakura memandangnya bingung, dahinya mengerut. "Apa maksudmu?"

"Kau mengintimidasiku dengan tatapan datar seperti itu. Kau menakutiku. Bahkan sejak pertama kali kita bertemu. Aku..."  Sasuke meraih kembali cangkir kopinya dan meminumnya, "aku merasa tidak berdaya berada di sisimu dengan sikapmu yang seperti sebelumnya. Dan mendengarmu tertawa untuk pertama kalinya..."

Sakura menyimak penjelasan Sasuke, "jika itu yang mau kau ucapkan, maka aku akan terus tertawa untukmu."  Sakura mengangkat kedua bahu, menyetujui permintaan Sasuke, meskipun responnya berbanding terbalik dengan wajah datarnya.

"Lupakan."  Sasuke ikut mengangkat bahu kemudian meminum airnya sendiri. "Apa masih sakit?"

"Apa?"

"Itu... Apa... Itumu masih sakit?"

Sakura tersenyum kecil mendengar kekhawatiran dalam nada bicara Sasuke. "Iya, tapi hanya sedikit. Rasanya panas, dan lecet, dan perih."

"Maaf."  Sasuke kembali membuang tatapannya. Kemana saja asalkan jangan menatap Sakura.

"Tak apa."  Sakura berdiri, "dan karena aku baru mengetahui selera makanmu, bagaimana kalau kita pergi belanja? Kebetulan aku tidak mempunyai persediaan tomat yang cukup."

"Hn."

"Kalau begitu aku siap-siap dulu. Sepuluh menit."  Sakura merentangkan kesepuluh jemarinya lalu berlari menaiki tangga yang menghubungkan ruang depan dengan kamar tidur mereka. Meninggalkan Sasuke yang masih terduduk diatas kursi makan, menatap ke arah tempat duduk Sakura tadi dengan tatapan sulit diartikan. Sudut bibirnya membuat senyuman tipis.










TBC

Marry a Stranger | SSL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang