Gerald terkejut bukan main begitu mendengar pernyataan Angkasa mengenai Frans yang di drop out dari kampus. Lelaki berbadan besar sekaligus tinggi itu langsung berdiri dari duduknya dan mendekati Frans yang terlihat ketakutan melihat ekspresi marah yang ia tunjukkan.
Ia menelan salivanya susah payah, membiarkan Gerald menarik bajunya kasar, tanpa berani menatap sosok itu secara langsung.
"Berkali-kali gue bilang jangan pernah berurusan sama cewek di kampus," kedua mata Gerald membola. Amarah yang menghampirinya bergejolak begitu hebat, tidak bisa di tahan. "Lo itu udah mau lulus, bukan mahasiswa baru. Gue bela-belain habisin duit gue buat bayar kuliah lo tapi lo malah kayak gini!"
Membuat Frans bingung harus melakukan apa. Merasa bersalah sekaligus sedih.
Dari arah berlawanan, sosok wanita yang dikenal sebagai Ibu Angkasa menghampiri mereka lalu melerai Gerald dan Frans. Menatap khawatir Frans yang nyawanya sedang terancam, di kepung oleh tiga manusia jahat sekaligus.
Gerald lalu melepas cengkeraman tersebut tanpa menatap Bela sedikitpun. Mata elangnya menatap tajam Frans, "bangsat lo,"
Lalu Frans memutar kedua matanya, tak kunjung menatap Gerald yang posisinya sangat dekat dengannya. Akan tetapi kedua tangannya terkepal kuat, tanda marah.
Frans sendiri tidak bisa berbuat apapun mengingat Angkasa dan Athur sedang berpihak pada Gerald.
Oleh karenanya, daripada harus mati di tangan saudara sendiri, lebih baik Frans mengalah.
Ia memutar tubuh, bermaksud untuk meninggalkan semua manusia ini.
Akan tetapi, tidak semudah itu. Sebuah serangan tiba-tiba mendarat pada tubuh Frans tanpa bisa di cegah sedikitpun.
Gerald, lelaki gila itu tidak membiarkan Frans lolos kali ini. Ia mendaratkan sebuah pukulan keras pada rahang kokoh adiknya sampai-sampai membuat sang korban hampir terjatuh.
Adik?
Ya, adik. Gerald dan Frans merupakan kakak beradik yang sejak kecil sudah tidak tinggal dengan orang tuanya. Kebetulan usia mereka hanya berjarak satu tahun.
Bela berteriak, benar-benar terkejut oleh perlakuan kasar Gerald. Dirinya langsung menghampiri Frans dan berdiri di depannya. "Ya Tuhan, Gerald. Dia adik kamu!" Katanya sangat khawatir. Menatap Gerald takut.
Alih-alih menolong Frans, Angkasa dan Athur malah diam saja melihat temannya di tonjok seperti ini. Bukan karena takut, tetapi karena mereka tidak mau ikut campur dengan urusan kakak beradik ini.
Karena kalau sudah menunjukkan ke-berpihakkannya secara terang-terangan, salah satu dari mereka pasti akan marah besar. Dan hal itu hanya membuat suasana semakin memburuk.
Oleh karena itu, Angkasa yang sudah menyaksikan kejadian ini dari awal memutuskan untuk meninggalkan rumah. Memulai langkahnya dengan besar, meninggalkan keempat manusia yang masih sibuk menghadapi kejadian memuakkan ini.
Saat itu juga Frans langsung menunjukkan tatapannya pada Gerald. Menatap marah kakaknya sembari memegangi rahangnya yang terasa sakit, "gue cuma mau seneng, Ger," ucapnya dengan bibir bergetar, membuat Gerald membuang nafas kasar, menatap Frans tidak habis pikir.
"Udah, Frans. Kamu masuk kamar ya," ucap Bela pada Frans sembari menghusap kedua bahunya. Tetapi ia tidak memungkiri perkataan tersebut.
"Gue enggak mau tau ganti semua duit yang udah gue keluarin buat kuliah lo," ucap Gerald dengan nada rendah sekaligus menunjukkan tatapan tajamnya pada sang adik. "Lo bakal mati kalo enggak bisa ganti semua duit gue,"
Mata Frans yang memerah itu mulai mengeluarkan air mata. "Anjing lo, Gerald," katanya. "Gue ini adik lo,"
"Bukan adik gue lagi setelah ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA BAGASKARA
RandomAngkasa Bagaskara Lelaki tampan yang memiliki segudang masalah dan misteri dikehidupannya. Angkasa dikenal sebagai sosok yang bengis dan tak kenal ampun. Tidak ada satupun sisi yang dapat dibanggakan dari lelaki berbadan kekar ini. Semua yang ada pa...