ANGKASA BAGASKARA | 07

3.9K 102 0
                                    

Setelah keributan kecil yang terjadi tadi, Keyla mendadak tidak mood melakukan apa-apa. Tubuhnya yang mungil itu terus berbaring di kasur, satu tangannya sibuk mengotak-atik remote televisi untuk mencari siaran yang bagus.

Sudah hampir dua jam setelah kejadian menyebalkan itu terjadi. Keyla memutuskan untuk mengurung diri di kamar dan tidak menggubris panggilan mbak-nya yang menyuruhnya makan.

Gadis itu berdecak dan mulutnya cemberut, kembali memencet salah satu tombol remote untuk mengganti siaran.

Sudah hampir sepuluh kali jempolnya menekan tombol yang sama, tetapi belum juga menemukan tontonan yang pas. Membuat helaan nafas keluar dari mulutnya.

Tak lama dari itu, Keyla mematikan televisinya dan menaruh remotenya asal dan bangun dari posisinya, untuk kemudian mengambil hoodie pink yang tersampir di stand hanger dan memakainya. Tanpa mengganti rok sekolah yang masih ia pakai sejak tadi.

Sebelum meninggalkan kamar, Keyla mendekati meja rias dan bercermin sebentar. Seperkian detik ia merasa wajahnya sangat pucat lantaran tidak memakai balutan apapun. Oleh karenanya, ia pun mengambil bedak dan memolesnya sedikit ke wajah. Bibirnya yang kering itu ia poles dengan liptint berwarna pink cerah.

Dan, Keyla sudah siap dengan tampilannya. Ia pun langsung pergi meninggalkan kamar—tak lupa menguncinya terlebih dahulu.

Keyla tidak langsung pergi dari rumah. Ia melangkahkan kakinya menuju kitchen untuk menemui mbaknya.

"Mbak...., Keyla mau keluar," suara dengan nada sedikit memohon itu membuat Rina yang sedang mencuci piring menolehkan kepalanya.

"Ya ampun, Keyla....," Rina langsung mencuci kedua tangannya dan menatap majikannya khawatir. "Kamu kenapa? Mbak ketok-ketok pintu enggak di bukain,"

"Papa nyuruh kamu makan. Daritadi nelfonin Mbak mulu,"

Keyla memasang wajah murungnya, "masih kenyang, Mbak," ucapnya. "Keyla mau ke coffe shop, tapi enggak mau sama bodyguard Papa. Maunya sama Mbak,"

"Ke coffe shop? Sudah bilang Papa memangnya?"

"Belum,"

Rina memegang lengan Keyla. "Makan dulu ya. Terus minta izin ke Papa baru kita ke sana,"

Ucapan itu berhasil membuat Keyla merasa kecewa sampai-sampai ia memasang wajah betenya. "Dibilang masih kenyang,"

"Nanti sore aja makannya,"

"Enggak bisa gitu, Keyla....,"

Keyla berdecak, lalu duduk di kursi makan. Ia menatap Rina bete. Membuat Rina harus menghembuskan nafasnya panjang. Tiba-tiba saja ponselnya yang tergeletak di atas meja makan bergetar, tanda panggilan masuk.

"Tuh, 'kan Papamu nelfon," ucap Rina sembari mengambil ponselnya. Ia pun langsung menjawab panggilan tersebut.

"Halo, Mbak? Gimana Keyla?" 

Seperkian detik tatapan Keyla langsung tertuju pada Mbaknya.

"Belum makan, Pak. Susah banget dibilanginnya nih," jawab Rina amat jujur. "Malah ngajak saya beli kopi,"

"Mana anaknya? Saya mau ngomong," 

Saat itu juga Rina menyodorkan ponselnya ke Keyla.

"Keyla," suara Hans dari sebrang sana. "Kamu kenapa sih tiba-tiba marah begitu. Segala enggak mau makan lagi," 

"Enggak, Keyla enggak marah," elak gadis mungil itu.

"Terus kenapa telfon Papa enggak di jawab?" 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGKASA BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang