Angkasa jalan santai menyusuri lorong kampus. Sebelum menuju kelas, ia berniat menemui salah satu temannya yang kebetulan sedang di kantin.
Setelah melakukan perjalanan selama lima menit, ia sampai di tempat tujuan dan matanya langsung tertuju pada sosok lelaki yang sedang memakan sepotong roti.
Saat itu juga ia langsung menghampirinya.
"Gue enggak ada waktu, Bar. Kelas mulai sepuluh menit lagi," kata Angkasa begitu di dekat Bara. Membuat sosok itu mengangguk dan mengeluarkan dua buah buku tebal dari tas dan memberikannya ke Angkasa.
"Thanks ya," ucapnya. "Minggu depan gue balikin,"
Bara mengangguk, "santai,"
Si tampan membawa dua buku itu dengan satu tangannya lalu memutar balik tubuh—bermaksud pergi. Tetapi, sebuah panggilan tiba-tiba terdengar membuat gerakannya terhenti.
"Sa,"
Lantas ia kembali memutar balik tubuhnya. "Kenapa?"
Bara terdiam sejenak, merasa ragu untuk melontarkan kalimat yang ia simpan sedari tadi. "Eum—sorry ya kalau tiba-tiba. Gue cuma mau kasih tau kalau akhir-akhir ini lo jadi omongan beberapa mahasiswa di kelas gue,"
Ucapan tersebut sukses membuat kedua alis Angkasa terangkat. "Kenapa?"
Ada jeda yang cukup lama sebelum Bara menjawab pertanyaan tersebut. "Perihal tatto di tangan lo. Kayaknya orang-orang udah pada tau," jelasnya, sedikit memelankan suara.
"Oh," gumam Angkasa sembari mengangguk pelan. "Biarin aja. Gue tinggal satu semester ini,"
Bara mengangguk. "Gue cuma kasih tau aja untuk jaga-jaga kalau suatu saat lo ketahuan dosen,"
Nampaknya Angkasa tidak terlalu minat dengan topik yang dibicarakan Bara. Ia mengangkat sudut bibirnya, tersenyum tipis. "Nggak papa. Biar ini jadi urusan gue,"
"Iya, Sa,"
"Thanks. Gue cabut ya,"
Kata-kata terakhir sebelum akhirnya Angkasa pergi meninggalkan Bara.
Sepertinya ini bukanlah hal yang mengejutkan bagi Angkasa mengingat dirinya sudah sering menjadi bahan perbincangan mahasiswa di kampus ini. Apapun yang ia miliki pasti selalu menjadi omongan orang-orang sekitarnya.
Di mulai dari gaya berpakaian sampai-sampai cara berbicara dan interaksinya dengan orang-orang.
Perlu diakui bahwa Angkasa ini cukup terkenal di kampusnya lantaran ia memiliki fisik yang agak berbeda dari laki-laki pada umumnya.
Disaat kebanyakan lelaki seumurannya memiliki tinggi 160 sampai 165 cm, dirinya mencapai 180 cm. Kulitnya yang putih serta tubuhnya yang kekar membuatnya terlihat sangat gagah dan berkharisma.
Belum lagi, hidungnya yang mancung, alis tebal serta bahunya yang lebar membuat Angkasa memiliki daya tarik yang tinggi serta pesona yang begitu kuat.
Selain itu, Angkasa memiliki kepribadian yang pendiam dan tidak terlalu suka berbicara dengan strager. Sifatnya yang begitu misterius dan tidak dapat di tebak itu nampaknya berhasil menyita perhatian para gadis di kampus. Buktinya saja tidak sedikit dari mereka yang mencoba mendekati Angkasa bahkan berani menggodanya dengan berbagai cara.
Akan tetapi, Angkasa tidak semudah itu. Dari sekian banyaknya gadis yang mendekatinya, tak ada satupun yang ia respons.
Selain karena dirinya tidak mau berurusan dengan gadis-gadis di kampus, menurutnya mereka semua tidak menarik.
•••
"Pa, mampir ke minimarket dulu ya," Keyla melirik Papanya sejenak yang sedang menyetir mobil.
![](https://img.wattpad.com/cover/148993441-288-k522582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA BAGASKARA
De TodoAngkasa Bagaskara Lelaki tampan yang memiliki segudang masalah dan misteri dikehidupannya. Angkasa dikenal sebagai sosok yang bengis dan tak kenal ampun. Tidak ada satupun sisi yang dapat dibanggakan dari lelaki berbadan kekar ini. Semua yang ada pa...