(1) DARA

345 23 0
                                    

-Selalu ada hari di mana kamu butuh sandaran-

"Menurutmu, orang apa yang paling nyebelin?"

"Tentu saja, si cupu itu," tunjuk Rena, sasarannya seorang gadis berkacamata tebal, sedang duduk sembari membaca buku.

"Kapan kita beraksi?"

"Tentu saja, sepulang sekolah, Sasa."

Sasa dan Rena tersenyum licik, menunggu dengan sabar jam pulang sekolah.

Kondisi luar terlihat tenang, tapi suara bising mulai membuat hatinya ribut.

Ini terjadi lagi, batinnya.

Lonceng berbunyi, membuat semua yang berada di kelas segera keluar dari ruangan, kecuali Dara.

Tugas hari ini, Dara piket bersama Ricky. Ricky hari ini ada jadwal pemotretan, membuat Dara harus piket sendirian. Biasanya Ricky menemani Dara. Jadi, teman Dara hanya Ricky seorang di sekolah.

Dara bersemangat menyapu lantai dan menghapus papan tulis. Niatnya bersiap-siap untuk pulang terhenti, saat tiba-tiba terdengar suara pintu tertutup. Dara berlari dan mengedor-gedor pintunya. Yang didapat Dara hanya tawaan dari luar sana.

"Mampus!"

"Tolong buka pintunya," mohon Dara.

"Orang seperti kamu tidak seharusnya ada di sini."

"Kalau begitu, boleh kalian mendengar permohonanku yang lain?" tanya Dara.

Sasa dan Rena terheran-heran.

"Nanti langsung pulang ke rumah. Jangan pergi ke tempat lain."

Mereka berdua saling bertatap-tatapan dan tertawa semakin keras.

"Sudah sinting dia!"

"Biarkan saja dia. Lebih baik kita pergi."

Suara orang berjalan semakin menjauh dari tempat di mana Dara terkunci. Dara terkulai lemas di lantai. Ia berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

Sudah beberapa menit berlalu, Dara berdiri dan mengambil ponsel dalam tas. Di saat itu juga, ponsel berbunyi, tertera nama Pak Rudi.

"Nona ada di mana?" Terdengar suara khawatir dari seberang sana.

"Di dalam kelas, pak," jawab Dara.

"Saya segera ke sana, Nona."

"Oke," jawab Dara singkat.

Tidak menunggu lama, Pak Rudi sudah membuka pintu dan menerobos masuk. "Nona tidak apa-apa?" Sudah bosan Dara mendengar pertanyaan Pak Rudi dan jawaban Dara selalu sama. "Aku baik-baik saja."

Dara berjalan menuju mobil sedan berwarna hitam, di susul Pak Rudi. Dara duduk di jok belakang. Pak Rudi melirik Dara melalui kaca spion.

"Nona."

"Hmm..."

"Kalau ada masalah bisa cerita ke Pak Rudi atau Bi Sarmi."

"Papa kapan kembali?"

"Nona..."

"Lupakan."

BARA DAN DARA #WYSCWPDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang