"Aaaaaaahhhhhhhhh...."
Sebuah kelompok Suara kompak dalam satu waktu, namun sayangnya bukan dari paduan suara yang sedang mengadakan konser di panggung besar, karena mereka tak sedang berada di atas panggung, dan mereka juga bukan sekelompok penyanyi ataupun musisi, mereka hanyalah sekelompok orang dengan tujuan masing-masing, kecuali enam orang sahabat yang memang memiliki satu tujuan yang sama, karena memang mereka berangkat bersama dan juga memiliki rencana yang sama, yaitu berlibur. Namun nahas bagi mereka, karena kini mereka sedang berada di atas sebuah pesawat yang memang masih mengudara, namun dengan kondisi sangat kurang baik, dan bisa di pastikan sebentar lagi mereka akan mendarat dalam keadaan darurat.
Pesawat yang mereka tumpangi kini sedang berada di atas sebuah hutan besar dan luas dengan beberapa pegunungan kecil mengelilinginya, dan sebuah kabut yang entah kenapa kabut itu sangat tebal dan berwarna pekat, mengelilingi area hutan serta pegunungan tersebut.
Semakin lama pesawat semakin menukik turun ke arah hutan tersebut untuk berhenti, atau tepatnya terpaksa berhenti berusaha untuk menyelamatkan diri walau pada kenyataannya mereka menjemput mati.Lagi, suara jerit ketakutan menggema di seluruh penjuru kabin pesawat tersebut. Terbayang kematian berada semakin dekat dengan mereka. dengan kondisi seperti ini beberapa dari mereka mulai teringat dengan dosa yang dulu pernah mereka lakukan semasa hidup di dunia, namun sepertinya sudah begitu terlambat untuk menyesalinya, dan berfikir tentang itu dalam kondisi seperti ini adalah sesuatu hal yang sia-sia.
Bruaaaakkkkk....
Dentuman suara menggema di tengah hutan hingga gemuruhnya menelusur sudut-sudut gelapnya rimba, membuat para penghuninya penasaran seketika, namun hewan-hewan itu lebih memilih menjauh dari pada harus memenuhi rasa penasaran mereka. Suara tersebut mampu membubarkan kawanan sebagian hewan, namun tidak dengan sesuatu yang berada di sana. Mereka justru merasa terusik dengan kejadian yang baru pertama kali mereka alami.
Pesawat tersebut mendarat di tengah hutan gelap dan lebat, ke dua bagian sayap pesawat hancur berserakan akibat menghantam pepohonan besar menjulang di tengah area hutan. Badan pesawat terbelah menjadi beberapa keping bagian bersama dengan potongan-potongan tubuh penumpang yang ikut tercabik oleh ganasnya hutan tersebut. Darah segar mengalir di setiap sudut kabin pesawat yang kondisinya tak utuh lagi. Beberapa penumpang yang masih bernyawa, bernapas dengan cepat seolah di hutan ini tak tersedia oksigen yang cukup untuk mereka, namun di hadapannya kini nampak lah malaikat maut yang siap mencabut nyawanya.
Namun takdir berkata lain, pada kecelakaan mengerikan tersebut keberuntungan masih berpihak pada enam orang sahabat yang masih selamat walaupun dengan kondisi syok serta mengalami beberapa luka ringan.
Cerita ini hanya fiksi, kalau suka dan nyaman di baca, silahkan tinggalkan vote dan komentnya...
Terimakasih...😁
KAMU SEDANG MEMBACA
NEGERI KABUT DARAH (EPS. 2)
HorrorBagi yg baru membaca cerita ini, disarankan untuk lebih dulu membaca cerita "Pendakian Terakhir", agar mengerti jalan ceritanya. Setelah selesai membaca, jangan lupa tinggalkan vote, komen, kritik dan sarannya.