Tujuh

56 21 9
                                    

Hai hai kalian semua, maaf banget ya kalo aku baru update:(
Sempat ada pikiran juga buat berhenti lanjutin sih, tapi aku kasian juga buat kalian yang udah nunggu:(
Ya sebenernya sih aku akan update setelah terkumpul beberapa bab, tapi kayaknya kelamaan nunggu jadi aku update satu bab aja dulu.

****

Adit meletakkan sepeda motornya didepan rumah, dan mulai masuk ke dalam rumah. Ia menuju ke kamar lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur, ia juga mulai memejamkan matanya. Berusaha agar ia lebih tenang dan melupakan semua masalah-masalah yang ada padanya.

Mengingat sosok gadis itu membuat ia sedikit lebih baik daripada sebelumnya. Mengingat senyumnya yang manis membuat Adit melupakan masalahnya walaupun senyuman itu bukan tertuju padanya, namun ia sering melihat senyuman dari gadis itu.  Ya, siapa lagi gadis itu jika bukan Kiran Dinarta.

Adit berdiri dan mengambil sebuah figura yang berukuran cukup kecil, lalu ia memeluk figura itu dengan penuh kasih sayang. Ia mulai kembali melihat foto yang terpasang di figura itu, terdapat seorang wanita paru baya yang tersenyum dengan menggendong anak kecil.

"Ma, Adit kangen." sendu Adit.

Air mata Adit tiba-tiba meluncur deras tanpa bisa ditahan. Air mata yang ia sembunyikan dari dulu kini telah berhasil keluar dari kelopak matanya.

***

LINE!!

Ervandio
Hai..

Kiran menoleh kearah handponenya yang berbunyi, tangan berhenti menulis dan mulai mengambil handpone yang berada disamping buku-bukunya yang berserakan di meja belajar.

"Ervan?" batin Kiran bingung.

Kiran tak merasa memberi id linenya kepada Ervan, lalu darimana ia mendapatkannya?

"Pasti Mela yang ngasih!" batin Kiran penuh percaya.

Kiran yakin pasti Mela yang memberikan id linenya kepada Ervan, karena Mela adalah saudaranya Ervan.

Kiran
Hai juga

Kiran membalas chat dari Ervan, walaupun ia sebenarnya tak ada niat untuk membalasnya.

LINE!!

Ervandio
Lagi ngapain?

Kiran
Lagi belajar

Ervandio
Oh, maaf gue ganggu lo

Kiran
Iya gapapa

Ervandio
Yaudah lanjutin belajarnya, jangan tidur terlalu malem ya..

Read

Kiran hanya membaca chat dari Ervan, lalu melanjutkan belajarnya hingga selesai. Setelah itu ia mulai merebahkan tubuhnya ke kasur, ia merasa ngantuk dan lelah. Kiran mencoba menutup matanya namun ada sesuatu yang menahannya untuk menutup matanya.

"Kenapa sih tiap gue mau tidur kepikiran sama dia!" batin Kiran kesal.

Dan pertanyaan yang masih belum bisa Kiran jawab adalah

"Apa gue suka ya sama Adit?" batin Kiran lagi.

Kiran tak tau apa yang harus ia jawab ketika otak menanyakan itu, sedangkan hati masih tak bisa diajak kompromi.

Kiran juga tau itu bukan pertanyaan yang sulit seperti fisika atau rumit seperti kimia. Tapi hati Kiran masih tak sanggup menjawabnya sendirian. Ia takut untuk memulai jatuh cinta lagi, ia takut rasa sukanya tak terbalaskan oleh Adit.

***

Hari ini suasana tampak beda, tanpa adanya kehadiran Suryo papanya di rumah.

"Ma, Kiran berangkat dulu" pamit Kiran sambil mencium punggung tangan mamanya.

"Iya hati-hati"

Kiran langsung menuju ke depam rumah untuk segera berangkat sekolah.

***

"Dit, ada yang minta id line lo, gue kasih ya?" tanya Kanya tiba-tiba.

"Siapa?" jawab Adit cuek.

"Udah ntar lo pasti kenal kok sama dia!"

"Siapa dulu dia?"

"Lo kenal kok sama dia!"

"Siapa dulu!"

"Astopil Adit, banyak tanya sih lo kayak dora. Ntar lo juga tau sendiri elah."

"Cewek or cowok?"

"Banci"

"Serius woi!" sambil melirik Kanya sinis

"Tapi gue gak ada line."

"Sialan, tadi gue debat panjang kali lebar sama lu, ternyata lu gak punya line" kesal Kanya.

"Yaudah, nomor WhatsApp ada?" tanya Kanya lagi.

"Ada."

"Minta!"

"Di grup kelas kan ada, ngapain minta ke gue?"

"Oiya ya, tapi seenggaknya gue udah izin ke lo!" jawab Kanya yang masih kesal dengan jawaban Adit

Kanya langsung pergi ke mejanya sendiri dan meninggalkan Adit dengan rasa kesal.

"Untung gue sabar!" batin Kanya sambil mengelus dada.

LINE!!

Melania
Gimana udaha dapet kan?

Kanya
Udah kok Mel, tapi gue dapetnya nomor whatsapp

Melania
Yaudah, mana nomornya

Kanya
Ntar aja gue kirim nomornya nya.

"Pagi anak-anak" sapa Bu Hanum saar memasuki kelas.

"Pagi juga Bu.." sahut seisi kelas.

Kanya segera memasukkan handphonenya ke dalam tas, dan mulai keliling untuk mengambil tugas setiap murid, karena ia adalah ketua kelas.

"Mampus, gue belom ngerjain pr!" seru Reno dan Eza bersamaan.

"Dit gue pinjem punya lu bentar dong!" rengek Eza.

"Gue gak denger lagi tutup mata soalnya." jawab Adit sambil menutup matanya.

"Bangsul lu Dit, jahat sama dedek Eza!" balas Eza kesal.

"Hah? Lo ngomong apa? Gue gak denger!" ledek Adit lagi.

Reno dan Kevin pun tertawa karena melihat Adit dan Eza yang selalu bertengkar.

****

Maaf kalo ceritanya cuma dikit terus gak jelas atau gak nyambung, tapi aku harap semoga kalian suka yaa.
Sekali lagi aku minta maaf banget karna aku lelet updatenya:(

Jangan lupa vote and comment ya guys❤

LOSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang