Sebelas

34 11 4
                                    

Semakin dekat denganmu, semakin ku menaruh hati padamu.

Kiran, Mela, dan Ervan telah sampai di bioskop yang berada sebuah mall yang cukup besar di daerah Jakarta. Ervan pun mulai mengantri untuk membeli tiket. Setelah selesai membeli tiket, mereka bertiga bergegas menuju studio karna kurang 10 menit lagi film akan segera dimulai.

Disaat film sedang berlangsung, diam-diam Ervan memerhatikan Kiran yang sedang terfokus pada layar didepannya. Namun berbeda dengan Ervan, ia lebih terfokus pada Kiran daripada layar lebar yang ada didepannya.

Mempunyai paras yang cantik dengan kulitnya yang cukup putih, dan wajahnya terlihat begitu tenang, bersama dengan tubuh mungilnya membuat Kiran terlihat sangat lucu.

"Cantik." gumam Ervan dalam hati sambil memerhatikan Kiran.

***

Hari Senin pagi ini cuaca sangat cerah, upacara yang dilakukan setiap hari Senin berjalan dengan lancar.

Kebahagian mewarnai kelas X-IPA 5 saat ini, karena jamkos sedang berpihak pada mereka. Pak Agus yakni guru matematika dengan julukan guru killer saat pelajaran matematika, namun berbanding terbalik 180 derajat dengan diluar pelajaran, sedang tidak hadir karena sakit.

Berbagai macam kegiatan saat jamkos dikelas sedang berlangsung, sebagian murid memanfaatkan jamkos untuk bermain game, sebagian lainnya bergosip, sebagian lainnya bergurau, sebagian lainnya melakukan konser dadakan, dan sebagian lainnya yang cukup familiar adalah tidur dikelas.

"Mel, semalam ada chat dari nomor yang gak gue kenal." tanya Kiran tiba-tiba.

"Ya terus?" jawab Mela seadanya karena ia sedang sibuk bermain gamenya.

"Dia bilang kalo dia itu Adit."

"Ya bagus dong!"

"Bagus apanya?"

"Ya bagus, kalian jadi makin deket!"

"Dia tau nomor gue dari mana ya?"

"Dari gue." jawab Mela santai.

"Hah? Kok bisa?" seketika Kiran terkejut.

"Ya karna dia sendiri yang minta nomor lo!"

Seketika Kiran diam termenung sambil memandang Mela yang masih asyik dengan game pubg nya itu.

Bel istirahat pun berbunyi.
Kiran dan Mela pun pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sedang berdemo meminta asupan gizi.

Saat melewati koridor untuk menuju ke kantin, Kiran bertemu dengan Adit yang sedang berjalan berlawan arah. Sempat terjadi kontak mata beberapa detik, lalu Kiran mengalihkan pandangannya ke arah lain karna takut merasa salah tingkah jika bertatapan dengan Adit.

Berbeda dengan Adit yang tertawa kecil saat melihat Kiran mengalihkan pandangannya sehingga terlihat sedang salah tingkah. Lalu Adit pun melanjutkan tujuannya menuju ke perpustakaan untuk membaca buku.

***

Pukul 21.00 Kiran masih bertahan dengan tugas-tugasnya yang menumpuk. Satu per satu tugasnya berhasil ia selesaikan. Karna merasa lelah, Kiran berniat untuk langsung tidur karna rasa kantuknya mulai datang.

Sebuah pesan masuk di handphonenya membuat Kiran membuka matanya lagi yang sempat tertutup beberapa detik yang lalu.

Via WhatsApp

Adit
Ada yang mau gue omongin

Kiran
Apa?

LOSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang