9. Goodnews = badnews

5.5K 245 19
                                    

Sudah sebulan ini Agnes sibuk dengan butiknya, dia membuat rancangan baru dan juga mengurusi pesanan gaun. Beruntung dia punya tim yang solid dan kompak. Semenumpuk apapun kerjaannya bisa cepet selesai tepat waktu.

Agnes baru saja tiba di AgSt setelah dari pabrik mengecek stok pakaian untuk edisi terbaru. Dia menyapa beberapa karyawannya.

"Bu, ada mbak Ichel di ruangan," ucap Dewi, salah satu kasir.

Agnes mengangguk lalu masuk ke dalam ruangannya. Dilihatnya Ichel sedang sibuk main kuis TTS Cak Lontong. Terdengar dengusan sebal saat jawaban yang diketiknya salah.

"Ichel cayang," sapa Agnes lalu memeluk sahabatnya itu erat.

"Engap woy!"

Agnes kemudian melepaskan pelukannya, ia mengambil ponsel Ichel lalu mencoba memecahkan teka teki Cak Lontong.

"Otak lo sama gesernya ya, bisa bener aja lo jawabnya," puji Ichel.

Agnes mendengus.

"Makan siang yuk," ajak Agnes sambil menyerahkan ponsel ke pemiliknya.

"Boleh, lo udah free nih?"

Agnes mengangguk,"lumayan, tinggal ngecek finishing sih ntar."

.

.

.

Agnes dan Ichel tengah menikmati makan siangnya di restoran seafood. Sembari menghabiskan makan siangnya, keduanya ngobrol ngalor ngidul.

"Kayaknya sekarang ini banyak banget yang doyan sama yang lebih mateng Nes," ucap Ichel, dia adalah seorang dokter kandungan di salah satu rumah sakit.

"Tua maksud lo?" ucap Agnes sambil berusaha memecahkan cangkang kepiting.

"Heem, mau laki apa perempuan sama aja. Seringnya gue dapet pasien ceweknya belia, eh lakinya sebokap gue," ucap Ichel.

Agnes tertawa.

"Kan lebih berpengalaman Chel," ucap Agnes sambil tertawa.

"Lo jangan gitu ya, ga rela gue temen gue nikah sama kakek-kakek."

"Amit-amit coy!" ucap Agnes sambil tertawa.

"Oh iya kan lo udah punya calon suami ya," goda Ichel sambil menaik turunkan alisnya.

Agnes menatapnya jengah. "Udah deh ga usah mulai."

Ichel tertawa.

Ichel yang baru selesai makan merasakan tidak nyaman.

"Eh lo bawa pembalut ga?" tanya Ichel sambil bisik-bisik.

Agnes menggeleng,"Lo dapet?"

Ichel mengangguk,"iya gue lupa bawa cadangan. Emang lo enggak?"

Agnes menggeleng.

"Tumben kita ga barengan. Gara-gara stres nih lo pasti, banyak kerjaan."

"Iya kali ya," ucap Agnes sedikit berfikir.

"Yuk buruan habisin, gue butuh ganti nih. Mampir minimarket dulu ntar," ucap Ichel yang sudah tidak nyaman.

"I..iya bentar bentar," Agnes langsung menghabiskan makanannya dengan cepat.

.

.

.

Di kamarnya, Agnes melihat aplikasi untuk jadwal bulanannya. Dia telat, hampir seminggu. Mungkin dulu-dulu dia ga akan merasa secemas ini, tapi setelah kejadian malam itu bersama Julio. Agnes patut cemas sekarang.

Jodoh?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang