[2] Mika Sabrina

50 4 0
                                    

BUUGGHHH!!

Sebuah tinjuan mendarat sempurna di pipi sebelah kanan laki-laki itu. Berdirilah di hadapannya seorang gadis dengan rambut terurai yang tidak terlalu panjang. Laki-laki itu sontak mundur satu langkah.

"Mika, maaf. Gue bener-bener nggak ada niat buat nyakitin perasaannya Lusi." Ujar laki-laki itu dengan suara gemetar.

Mika Sabrina, makhluk galak yang sering di julukin 'cewek gorila' sama cowok-cowok di sekolah. Rambutnya panjang terurai berwarna coklat, berpipi chubby, dan memiliki jidat jenong. Namun mau bagaimanapun juga ia sangat cantik. Hanya saja sifat galaknya membuat cowok takut mendekatinya. Satu hal lagi, Mika adalah ketua ekstrakurikuler taekwondo di sekolahnya.

"Nggak ada niat gimana? Lo tuh udah ketangkep basah jalan sama cewek lain. Mesra banget lagi!" Gadis bernama Mika itu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tapi bukan gue yang mau kayak gini. Lusi yang selalu nggak ada waktu kalau gue ajakin jalan. Jadi bukan salah gue kalau gue mulai bosen sama dia." Sengaknya.

"Woi Robi, lo pikirin ini baik-baik ya! Jangan jadiin bosen sebagai alasan. Lo kira kerjaan lusi cuma balesin chat lo, jalan sama lo, dan segalanya di hidup dia harus tentang lo? Dia itu ketua ekskul Jurnalistik, mikir dong lo. Dan pastinya tugas dia banyak banget. Tapi dengan seenak jidat, lo nggak bisa ngertiin dia dan malah ngajakin dia jalan setiap hari. Otak lo udah lo gadein ya?!" Satu lagi tinjuan datang dari Mika, kali ini di pipi sebelah kiri.

"Salah dia sendiri nggak bisa bagi waktu." Balas Robi lebih menantang lagi.

Jawaban dari Robi tersebut langsung menyulut kemarahan Mika. Cewek itu langsung memberikan pukulan yang bertubi-tubi pada wajah Robi hingga sudut bibirnya berdarah.

"Lo tau nggak? Cowok yang ngejar-ngejar Lusi tuh banyak. Dan pas lo udah beruntung bisa dapetin dia, lo malah buang gitu aja. Lo tuh harusnya bersyukur bisa dapetin cewek kaya Lusi dengan wajah Standart Nasional Indonesia lo itu!" Teriak Mika tepat di depan muka Robi dengan tangannya yang meremas kuat kerah seragam Robi.

"Sori Mik, tolong bilangin ke Lusi kalau gue minta maaf." Ujar Robi dengan lemah.

"Lo cowok bukan? Bilang sendiri lah!" Mika langsung menghempaskan tubuh Robi, melepaskan tangannya dari kerah cowok itu.

"Gue nggak tau Lusi dimana sekarang."

Mika terdiam sejenak kemudian ia memanggil sebuah nama "Lusi"

Beberapa detik kemudian mucul lah seorang gadis dari balik pohon yang tidak jauh dari tempat Mika menghajar Robi. Matanya nampak sembab dan wajahnya penuh dengan air mata. Gadis itu menyeret kakinya perlahan menghampiri Mika.

"Lo lihat? Lusi sampai kayak gini gara-gara lo!!" Mika mendorong bahu Robi hingga cowok itu mundur beberapa langkah.

"Lusi, maafin gue." Robi bersuara dengan lirih.

Lusi yang awalnya menunduk mulai mengangkat wajahnya menatap Robi. Namun gadis itu hanya terdiam.

"Lusi.."

"Kenapa Lus? Perlu gue hajar lagi nih cowok?" Tanya Mika dengan tangan yang mengepal dan sudah siap melayang ke udara.

"Nggak Mik, jangan." Lusi memegang pundak Mika mencoba menenangkan.

"Lusi maafin gue. Gue nggak bisa bareng-bareng sama lo lagi mulai sekarang. Ini emang kesalahan gue kok, tapi gue juga pengen punya pacar yang bisa di ajak jalan, bukan cuma lewat chat doang dan selalu sibuk." ujar Robi.

"Iya Bi, gakpapa kok. Aku juga minta maaf selalu gak bisa kalau kamu ajakin jalan." balas Lusi dengan senyum tipis.

"Maka--"

"Pahami kode cewek. Kalau cewek bilang gakpapa, itu artinya dia kenapa-napa." Potong Mika.

"Mika, gue beneran gakpapa." Ujar Lusi.

"Lain di mulut lain di hati elo mah."

"Lusi, makasih ya udah mau maafin gue. Mulai sekarang kita nggak ada apa-apa ya. Gue seneng bisa kenal lo. Gue pergi dulu." Robi tersenyum singkat. Sesaat setelah Lusi mengangguk, ia akhirnya pergi sambil sesekali meringis kesakitan memegangi wajahnya yang penuh lebam.

"Mikaaaa" Lusi menghamburkan dirinya memeluk Mika, seolah-olah tak ingin lepas dari sahabatnya itu.

"Nangis aja gakpapa." Mika menepuk-nepuk pundak Lusi dengan lembut.

"Nggak, gue nggak mau nangis lagi. Makasih ya Mik lo udah care banget sama gue. Tapi lain kali lo jangan nglakuin hal kayak gini lagi ya. Gue gakpapa kok di sakitin."

"Santai aja Lus. Masa sahabat tercantik, terbaik, dan ter-segala galanya buat gue di sakitin. Ya gue nggak terima lah."

"Makasiihhh Mikaa" Lusi melepaskan pelukannya kemudian tersenyum hangat.

"Udah ya jangan nangis dan galau-galauan lagi." Mika menoyor kepala Lusi pelan.

"Siap bos!"

***

Adakah disini yang galaknya kaya Mika?😂

Vote and comment❤

Mantan PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang