Part 4

258 39 2
                                    

Shin Hye's Pov

"Ya Tuhan!"

Tanpa sadar aku memekik ketakutan. "Mianhae... aku tidak bermaksud.... mianhae Kyu...mianhae" aku tercekat, mataku panas akibat rasa malu yang luar biasa. Aku tidak mampu menatap wajahnya. Tidak setelah apa yang barusan kulakukan.

Dan detik kemudian aku berlari meninggalkan Kyuhyun, menuju kamarku. Kubanting pintu dengan keras saat aku sudah berada di sana. Namun, suara dentumannya tak pernah terdengar.

"Shin Hye, tunggu!"

Suara Kyuhyun terdengar, menahan pintu menutup dan segera masuk ke kamarku. Aku bergidik.

Oh Tuhan, mengapa dia mengikutiku? Bisakah dia pergi saja? Aku tidak bisa menemuinya.

"Maafkan aku Kyu, Hanya.... tolong... kau pergilah..." ujarku membelakangi Kyuhyun. Kutatap jendela sembari menunggu dia untuk pergi.

Lalu tiba-tiba jantungku serasa melompat kala Kyuhyun mendekatiku dan dengan pelan melingkarkan lengannya di tubuhku. Memelukku.

Aku membeku. Aku tahu dia hanya bermaksud menenangkanku. Namun aku tak kuasa menahan gejolak saat aroma mint dan pinus tubuhnya menyerang.

Betapa memalukan!

"Aku tidak tahu apa yang ada di kepala cantikmu itu Hye-ya, namun dari tindakanmu barusan aku menebak kau pasti sedang membayangkan sesuatu yang bagus" ujarnya dengan suara rendah.

Aku ingin menangis. Aku benar-benar malu pada diriku sendiri. Yang kulakukan barusan persis seperti perempuan murahan.

Kyuhyun merendahkan kepalanya di bahuku. "Kau ingin aku pergi Hye-ya? Baiklah aku akan pergi. Tapi sebelumnya aku ingin membuatmu mengerti..."

Kerongkonganku tercekat dan air mataku mengalir begitu saja tanpa bisa kucegah. Aku tidak mampu berkata apa-apa.

"Akulah yang memulai semuanya Shin Hye, bukan kau. Akulah yang pertama sekali menyentuhmu. Namun aku tidak mengira kau akan bereaksi demikian. Aku pikir kau akan mendorongku menjauh, bukannya.... semakin merapat padaku." Kyuhyun berhenti lagi. Untuk beberapa detik dia seperti membisu.

Nafasnya terasa hangat di seputaran leherku. Otakku membeku. Aku gemetar kala kedua tangannya dengan pelan meluncur di sepanjang lengan ke bawah hingga menggenggam jemariku.

Sebelum akhirnya bibirnya dengan lembut mengecup bahu telanjangku.

Aku....aku.... Oh Tuhan...

"Aku seharusnya tidak menyentuhmu Hye-ya. Tapi aku tidak bisa menahan diri" bisiknya di telingaku.

Aku ingin berdebat. Ini sama sekali bukan salahnya. Akulah yang sudah bertindak seperti perempuan jalang. Namun entah mengapa suaraku mendadak menghilang, yang keluar hanyalah isakan.

"Aku tidak bisa melakukan ini Hye-ya, meskipun Tuhan tahu aku sangat ingin melakukannya." Bisik Kyuhyun terdengar putus asa. Kemudian dia pergi.

Aku berbalik dan melihatnya melangkah keluar dari pintu kamarku, dan tak lama kemudian terdengar suara pintu depan menutup.

Lututku lemas, hingga aku terduduk di lantai. Ada apa dengan kami?

Meskipun Tuhan tahu aku ingin memanggilnya kembali melebihi apapun, aku tetap tidak bisa melakukan apa-apa.

******

Suara ponsel berbunyi memaksaku terbangun. Menguap sebentar, kugosok kedua mataku dan mencoba untuk fokus sebelum akhirnya kuraih ponsel itu.

Sebuah pesan masuk.

From: Cho Kyuhyun

Selamat Pagi

The Heart ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang