Noah memarkirkan mobilnya ke dalam garasi, lalu berjalan ke dalam penthouse.
Seketika niat untuk bermalas malasan hilang tak tersisa. Karena kehadiran seorang yang tak ia harapkan hadir disini. Siapa lagi kalau bukan Rafael
"eh Noah!" panggil Rafael
Noah mendungus kesal, "apaan sih"
"No mending lu jalan jalan dulu gih" cengir Rafael dan dilanjutkan, "gw mau dinner sama Cheriel disini"
Noah membuka mulutnya, karena terkejut atas permintaan Rafael. "kenapa gak di restaurant aja sih. Gak modal banget pacaran"
"ya karna itu, Cheriel gak mau di restaurant. Dia mending masak sendiri. Gak mungkin kan gw ajak dia ke rumah mama"
Noah mendengus pasrah dan menjawabnya dengan gumaman. Ia meninggalkan Rafael yang masih terkekeh menuju kamarnya.
•••
Kylia memusatkan perhatiannya kepada kantong plastik berisi bahan-bahan makanan yang Cheriel beli di supermarket.
"Ky nanti bantuin kakak ya"
"bantuin apaan?" ucap Kylia yang sedang mengunyah buah apel.
Menyodorkan kantong plastik ke arah Kylia "bantuin bawain belanjaan kakak ke tempat Rafael."
"kak aku mau pulang ke apart"
"udah ih ikut kakak aja, nanti biar kakak anterin ke apart" mengedipkan mata ke arah Kylia
•••
'bunyi bel'
Noah berjalan menuju pintu lalu membukanya. Ia sempat terkejut siapa yang ada dihadapannya. Namun Noah mampu menyembunyikan keterkejutannya dibalik raut wajah yang ia miliki.
"hai" sahut Cheriel terlebih dahulu
Noah mempersilakan keduanya untuk masuk kedalam, "oh, masuk aja"
Cheriel berjalan terlebih dahulu dan diikuti Kylia dibelakangnya. Kylia masih tetap menyibukkan diri menonton make up tutorial di ponselnya.
Kylia menaruh kantong belanjaan di atas meja makan. Lalu ia beranjak pergi menuju pintu.
Belum sampai didepan pintu, Rafael memanggilnya, "Ky mau kemana?"
"mau pulang kak"
"kok pulang, kan kita mau makan rame rame disini"
"gak usah kak makasih, aku masih ada tugas kuliah" tersenyum tipis
"ya udah biar dianter sama Noah ya"
"Jang.." tolaknya yang terpotong
"NOAH!"
Noah menjawab dari arah ruang tamu, "apaan sih teriak-teriak"
"anterin Kylia ya, kasian gak ada yang nganterin"
"gak ah, kan ada ojol"
"lo gk kasian sama Kylia?"
"gak usah kak, makasih aku bisa pulang sendiri kok. Kalo gitu aku duluan ya" pamit Kylia tanpa persetujuan Rafael
Rafael mendengus ke arah Noah, "lu mah tega sama cewe"
Rafael berjalan meninggalkan Noah menuju dapur. Sesaat kemudian Noah bangkit dan berjalan menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Hedeh nyusahin.
•••
Kylia mendongak dan menatap langit malam. Ia memeluk tubuh mungilnya karena kedinginan.
Selang beberapa detik, sebuah mobil berhenti dihadapannya. Si pengemudi menurunkan kacanya.
"masuk!"
"hah"
"masuk!, di belakang udah macet!"
Tanpa menjawab Kylia memasuki mobil tersebut. Di dalam mobil keheningan pun terjadi. Hanya lagu dari radio yang menemani perjalannan mereka.
Mobil tersebut berhenti di tenda biru bertuliskan pecel lele.
"loh kok kesini, mau ngapain"
"mau ngedugem, ya mau makan lah"
"lah kenapa tadi lo gak ikut makan sama kak Cheriel sama kak Rafael aja, kan mereka lagi masak-masak" ucap Kylia dengan polos
"lo mau gw dijadiin pepes sama Rafael, ini juga gara gara lo"
Kylia tertegun, "loh kok gara gara gw"
"gara gara nganterin lo, gw belom sempet makan dan sekarang gw laper. Turun!"
Kylia mendengus, sepertinya ia harus sabar beberapa menit menghadapi cowo sejenis Noah.
Kylia mengikuti Noah menuju meja penjang yang terdapat beberapa gorengan yang tertata diatasnya.
"bang" Noah memanggil abang tukang pecel
"pesen apa mas?"
"pecelnya 2 sama es tehnya 2"
Setelah itu pelayannya kembali ke dapur, meski hanya berjarak beberapa langkah. Mereka berdua menunggu pesanan tiba, hingga beberapa menit.
Kylia menatap sekitarnya, "sejak kapan lo makan di sini?"
"sejak gw duduk disini"
Kylia mendengus, ia memasukkan suapan pertama kedalam mulutnya dan memejamkan matanya senang, "ini enak banget"
Noah hanya terkekeh melihat tingkah Kylia. Kylia adalah wanita pertama yang ia ajak makan di pinggiran seperti ini.
"gw kira lo tuh sukanya cuma makan di restaurant restaurant mahal, eh taunya makan kek gini juga suka"
Noah mengelus ujung kepalanya, "ya udah cepet abisin, katanya banyak tugas"
Kylia hanya dapat menahan panas di kedua pipinya akibat perlakuan Noah. Untungnya disini tempatnya agak gelap, jadi rona di pipi Kylia tidak terlalu terlihat.
Setelah beberapa lama sibuk dengan makanan masing masing dan berjalan menuju mobil.
"kapan kapan ajak gw lagi ya kesitu"
Noah hanya menjawab dengan deheman kecil. Ia masih terfokus tentang pikirannya. Kylia adalah wanita pertama yang ia ajak makan berdua, meski hanya di emperan.
Dulu Noah berfikir, semua wanita itu sama. Hanya melirik dalam dompet, popularitas, dan obsesi saja. Tapi hal itu tidak ia temukan di Kylia, meski ia baru mengenalnya.
•••
Hula....
Semoga yang ngevote sama yang nge comment puasannya berkah. Amiiiin
KAMU SEDANG MEMBACA
INATTENDU
Teen Fiction'Mencintaimu hanya menambah luka dihati' Bagi Kylia, mencintai Noah hal yang paling sulit, ia harus dapat menahan sakit saat seseorang yang juga menyukai Noah menghinanya dan meminta untuk menjauhi lelaki tersebut. Ditambah lagi, Noah dengan gengsi...