1 bulan kemudian...
Hanna selalu giat bekerja dan bekerja dengan sepenuh hati. Tetapi belum pernah 1X pun Hanna bertemu dengan CEO tempatnya bekerja karena Hanna selalu bekerja sebelum CEO nya datang dan sesudah CEO nya pulang. Febrian memang tidak mau melihat seorang cleaning servis membersihkan ruang kerjanya saat dia ada di dalam ruang kerja. Sambil mengelap meja kerja Febrian, Hanna berkata...
Wajah pemilik ruangan ini gimana ya? Kenapa ruang kerja ini nggak ada fotonya? Biasanya kan orang-orang suka memasang foto di meja kerja. Mungkin dulu ada fotonya pak Febrian di meja ini dengan pacarnya. Kenapa pacarnya pak Febrian tega banget mengkhianati cinta pak Febrian? Kurangnya apa coba? Kalau aku dapat pacar seperti pak Febrian, pasti aku beruntung banget dan aku nggak akan pernah menyia-nyiakan pak Febrian seperti pacarnya.
Setelah selesai membersihkan ruang kerja Febrian, Hanna keluar dari ruangan tersebut. Saat Hanna sedang berjalan di koridor kantor, Hanna hampir menabrak seseorang. Seseorang tersebut berkata dengan sangat ketus...
Punya mata nggak sih, apa kamu mau saya pecat?
Maaf pak, saya tidak sengaja.
Pria tersebut langsung pergi begitu saja. Hanna melihat pria yang menabraknya tadi dengan seksama. Hanna pun berbicara sendiri di dalam hati...
Bukankah tadi itu adalah mas Ian, pelanggan di toko bunga tempat aku kerja dulu. Kenapa mas Ian beda banget dengan beberapa tahun yang lalu? Kenapa dia bisa memecat aku?
Hanna mengikuti Ian berjalan masuk menuju ruang kerjanya. Hanna sangat terkejut dan langsung menutup mulutnya dan berkata di dalam hati...
Astafirullahalazim, jadi mas Ian adalah pak Febrian Notonegoro CEO di perusahaan ini yang di ceritakan oleh mbak Ria waktu itu? Jadi karena patah hati, mas Ian nggak pernah lagi membeli buket bunga Mawar Merah di D' Florist lagi. Kasihan banget mas Ian.
________________Keesokkan harinya...
Hanna berangkat dari rumah kontrak kannya dengan penuh semangat. Setibanya di dalam ruang kerja Ian, Hanna langsung membersihkan dan merapikan ruang kerja Ian. Setelah selesai, Hanna berjalan di koridor kantor. Tiba-tiba Hanna bertemu dengan Ian. Hanna pun berkata...
Assalammualaikum pak Ian...
Ian hanya diam tidak menjawab salam dari Hanna dan terus berjalan begitu saja. Hanna berlari mundur mengejar Ian dan kembali berkata...
Pak, orang Islam itu wajib hukumnya menjawab salam dari orang lain.
Ian menghentikan langkah kakinya begitu pun dengan Hanna. Ian pun berkata...
Waalaikumsalam, puas...!!!
Iya pak.
Ucap Hanna sambil tersenyum pada Ian. Ian pun kembali berjalan menuju ruang kerjanya. Hanna pun kembali berlari mundur dan berkata...
Pak, senyuman saya kok nggak di balas? Senyum itu sedekah yang paling mudah dan murah loh pak...
Ian pun menjawab...
Udah sana balik kerja, atau apa mau kamu saya pecat?
Iya pak Ian, saya akan balik kerja lagi. Selamat kerja ya pak Ian... Semangat pak, Assalammualaikum...
Ucap Hanna kembali tersenyum pada Ian. Ian pun menjawab...
Waalaikumsalam.
Setelah itu Hanna langsung berlari-lari maju ke depan. Ian hanya menoleh sekilas dan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya. Sesampai nya di dalam ruang kerja, Ian melihat
setangkai Mawar Merah dan sebuah memo yang ada di tengah-tengah meja kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar Merah (1-10 End).
RomanceKetulusan hati sang cleaning servis yang mengobati luka hati sang CEO melalui setangkai Mawar Merah.