Part 8

8.2K 553 5
                                    

Keesokkan harinya...

Di depan pintu rumah kontrakkan Hanna, datang 1 orang pria bertubuh besar. Hanna sangat ketakutan sekali melihatnya. Pria bertubuh besar itu pun berkata...

Mbak Hanna, semua sembako ini untuk mbak Hanna dari mas Febrian Notonegoro.

Apa?

Ucap Hanna kaget. Pria tersebut kembali berkata...

Pesan mas Febrian, mbak Hanna harus makan dengan teratur biar nggak sakit dan tetap konsentrasi dalam mengerjakan skripsi biar cepat di wisuda.

Benarkah?

Ucap Hanna kaget. Hanna pun berbicara sendiri di dalam hatinya.

Kenapa mas Ian care banget sama aku? Apa dia kasihan sama aku? Mas Ian pasti tahu banget tentang kehidupan pribadi aku dari bu Mariana. Apa jangan-jangan dia dengar semua ucapan aku kemarin ya?

Mbak?
Mbak Hanna?

Ucap pria yang membawa sembako untuk Hanna. Hanna yang kaget langsung berkata...

I...ya mas, ada apa ya?

Sembakonya biar saya masukin ke dalam dapur mbak ya?

Iya mas.

Hanna pun menunjukkan dapurnya dan tetap berdiri di depan pintu. Pria tersebut pun memasukkan sembako ke dalam dapur rumah kontrakkan Hanna.
________________

Beberapa hari kemudian...

Saat sedang tidak ada pembeli di toko bunga, Hanna sibuk mengetik di laptop mengerjakan skripsinya. Tiba-tiba masuk seorang pelanggan ke dalam toko bunga tersebut dan berkata...

Assalammualaikum Han...

Waalaikumsalam mas Ian.

Ucap Hanna sambil menghentikan ketikannya. Ian pun langsung menuju ke arah bunga Mawar Merah dan Hanna membantu Ian memilih setangkai demi setangkai. Hanna pun mulai merangkai dan membungkus buket bunga Mawar Merah tersebut dan memberikan buket bunga Mawar Merah tersebut pada Ian. Ian pun berkata...

Han, seperti biasa ya tolong tuliskan di kartu namanya.

Seperti biasa?

Iya, seperti 5 tahun yang lalu.

Jadi mas Ian udah ingat sama Hanna?

Iya.
Maaf ya kalau selama ini mas Ian lupa sama kamu. Padahal dulu kamu yang selalu bantuin mas Ian.

Nggak apa-apa kok mas, kertas contekannya mana?

Ucap Hanna sambil mengulurkan tangan kanannya. Ian pun berkata...

Kertas contekkannya nggak ada, kamu dengerin aja ucapan mas dan langsung tulis di kartunya...

Iya mas, ucapannya apa?

Assalammualaikum...

Ingat ya janji kamu sama mas Ian, calon istri dan calon ibu anak-anak ku.

I Love You.

Wassalam.

Selesai menulis Hanna menyerahkan kartu tersebut pada Ian. Ian pun memasukkan kartu tersebut ke dalam buket bunga Mawar Merah. Ian pun mencium buket bunga Mawar Merah tersebut dan tersenyum bahagia. Hanna bertanya dengan Ian dengan ragu-ragu...

Mas Ian sudah punya calon istri ya mas?

Iya, 3 bulan lagi mas akan menikah dengannya.

3 bulan lagi mas?

Ucap Hanna kaget dan sedih. Ian pun berkata...

Ini, buket bunga Mawar Merah untuk kamu. Untuk Hanna Sabiah, calon istri dan calon ibu untuk anak-anak mas Febrian Notonegoro.

Ucap Ian tersenyum sambil memberikan buket bunga Mawar Merah tadi pada Hanna. Hanna speecless dan meneteskan air matanya. Ian pun kembali berkata...

Hanna, jangan nangis ya? Kamu mau kan menerima buket bunga Mawar Merah ini? Kamu mau kan menikah dengan mas Ian 3 bulan lagi saat kamu sudah resmi jadi sarjana dan resmi di wisuda?

Iya mas.

Ucap Hanna sambil menerima buket bunga Mawar Merah.

Setangkai Mawar Merah (1-10 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang