Part 5

7.9K 542 4
                                    

Hanna masuk ke dalam ruang kerja Ian dan mengucapkan salam.

Assalammualaikum pak...

Waalaikumsalam, ini gaji dan uang pesangon kamu. Mulai hari ini kamu, saya pecat...!!!
Ucap Ian dengan dingin.

Apa?
Di pecat?

Ucap Hanna kaget. Ian pun kembali berkata...

Kamu tahu kan letak kesalahan kamu?

Iya pak Ian, saya tahu letak kesalahan saya. Tapi pak, saya kan cuma mau buat bapak tersenyum kembali seperti dulu. Pak Ian please, jangan pecat saya sekarang ya? 2 bulan lagi aja deh pak, saya lagi butuh banget banyak uang. Boleh ya pak Ian? Ya...ya...ya...? Demi setangkai Mawar Merah deh pak.

Tidak ada tawar menawar, ambil uang pesangon kamu sekarang juga, keluar dari ruangan ini dan tutup pintunya kembali...!!!

Ucap Ian berkata dengan sangat dingin. Hanna pun pasrah dengan keputusan Ian. Hanna lalu mengambil uang pesangon miliknya. Saat Hanna hendak pergi meninggalkan ruang kerja Ian, Hanna berkata...

Pak Ian, smile...
Assalammualaikum...

Ucap Hanna sambil tersenyum pada Ian. Ian sama sekali tidak tersenyum tapi Ian menjawab salam Hanna.

Waalaikumsalam.

Hanna pun pergi dari ruangan Ian dan meninggalkan perusahaan Ian.
________________

1 bulan kemudian...

Ian duduk di kursi kerjanya sambil mengetuk-ngetuk pena di atas meja dan berbicara sendiri di dalam ruangannya.

Terasa ada yang kurang, tidak ada lagi Mawar Merah yang aku benci di setiap Sabtu pagi gini. Sekarang Hanna kerja di mana ya? Ya allah ngapain aku mikirin Hanna terus sih? Aku kan pecat dia dari perusahaan ini karena aku nggak mau jatuh cinta lagi. Ingat Ian, kamu nggak boleh jatuh cinta lagi sama siapa pun, nggak boleh. Kamu nggak boleh patah hati lagi. Cukup 1X kamu patah hati.

Ian pun pergi dari ruang kerjanya menuju ke suatu tempat. Sesampainya Ian di tempat tersebut, Ian melihat dari kejauhan seseorang wanita yang sedang menghentak-hentakkan kedua kakinya sambil berdiri di depan sebuah pohon dan mendekap sebuah map. Ian pun berbicara sendiri di dalam hatinya...

Kenapa dia ada di sini?

Seseorang tiba-tiba menepuk bahu Ian dan berkata...

Ian, kamu ngapain lihatin mahasiswi tante? Kamu suka ya? Boleh kok kalau kamu suka sama Mawar. Mawar itu wanita yang cantik, sholeha dan pekerja keras. Siapa tahu dia bisa mengobati luka hati kamu,.

Ucap seorang wanita paruh baya yang adalah tante nya Ian.

Mahasiswi te?
Namanya Mawar?
Bukannya namanya adalah Hanna, Hanna Sabiah?

Ucap Ian. Ian dan tantenya pun berjalan menuju ruang kerja tantenya. Tantenya Ian pun kembali berkata...

Iya Ian, namanya memang Hanna. Sorry tante lupa, maklum sudah tua. Lagi pula orang-orang di kampus ini suka manggilnya Mawar karena dia sangat menyukai bunga Mawar Merah dan terobsesi dengan bunga Mawar Merah.

Terobsesi dengan Mawar Merah tante?

Iya, dia itu dari dulu pengen banget dapat bunga Mawar Merah dari seseorang yang spesial, meskipun hanya setangkai. Jadi kamu kenal dimana mahasiswi tante itu?

Ucap tante Ian sambil duduk di kursi di dalam ruang kerjanya. Ian pun duduk di kursi dan berkata...

Dia dulu cleaning servis di perusahaan papa, tante. Jadi dia seorang mahasiswi di kampus ini?

Iya, mahasiswi abadi.

Mahasiswi abadi?



Setangkai Mawar Merah (1-10 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang