Ian langsung mengambil setangkai Mawar Merah tersebut dan langsung membuangnya di kotak sampah. Ian pun berkata...
Siapa sih yang iseng kasih aku setangkai Mawar Merah gini?
Setelah itu Ian langsung duduk di kursinya dan mengambil memo tersebut lalu membacanya...
Assalammualaikum, mas Ian...
Semoga dengan setangkai Mawar Merah ini mas Ian bisa tersenyum lagi seperti dulu ya, seperti 4 1/2 tahun yang lalu. Senyum mas Ian bisa membawa kedamaian di hati orang lain. Mas Ian harus selalu bahagia dan nggak boleh sedih lagi. Smile...
Wassalam.
Ian mengernyitkan dahinya saat membaca kata-kata tersebut dan melihat kembali tulisan di memo tersebut. Ian pun berkata...
Siapa yang menulis kata-kata ini?
Kenapa tulisan ini sangat familiar?
________________Sore harinya...
Saat Ian mengendarai mobilnya hendak pulang ke kantor. Ian melihat Hanna sedang berada di halte bus sambil memegang setangkai Mawar Merah dan mencium Mawar Merah tersebut. Ian pun berbicara sendiri di dalam mobilnya dengan nada sinis...
Wanita itu kan pegawai di kantor tadi pagi, yang mengucapkan salam dan tersenyum padaku. Dia juga yang kemarin hampir menabrak aku. Ngapain dia cium bunga Mawar Merah segitunya? Dia nggak tahu apa kalau bunga Mawar itu berduri dan sangat menyakitkan.
_______________3 bulan kemudian...
Hampir setiap saat Hanna berpapasan dengan Ian, Hanna selalu mengucapkan salam pada Ian, menyapa Ian dan menyuruh Ian tersenyum. Ian pun selalu menjawab salam dari Hanna tetapi Ian tetap tidak mau tersenyum pada Hanna.
Di hari Sabtu pagi, Ian selalu mendapatkan setangkai Mawar Merah dan sebuah memo bertuliskan kata-kata dari seseorang yang sama sekali tidak di kenalnya. Ian pun selalu membuang setangkai Mawar Merah tersebut ke dalam kotak sampah.
1 bulan kemudian...
Ian tidak pernah lagi mendapatkan setangkai Mawar Merah di meja kerjanya tetapi Ian masih menerima sebuah memo. Ian pun langsung membaca memo tersebut.
Assalammualaikum...
Mas Ian, maaf ya aku nggak punya setangkai Mawar Merah lagi. Mawar Merah nya udah habis, udah gundul seperti kepalanya pak Ogah. Kalau harus beli kan sayang uangnya. Setangkai Mawar Merah kan harganya paling murah Rp 10.000. Uang Rp 10.000 lumayan mas bisa buat makan nasi serbu (serba sepuluh ribu). Sebagai gantinya, setangkai Mawar Merahnya aku gambar aja ya? Nggak apa-apa ya? Nanti kalau Mawar Merah di rumah kontrakkan aku udah berbunga lagi, pasti aku akan kasih mas Ian. Aku janji deh, aku nggak bo'ong. Smile...
Wassalam.
Ian pun melihat gambar setangkai Mawar Merah. Ian membuka laci meja kerjanya dan mengambil semua memo, membuka dan membacanya kembali satu persatu.
Mas Ian senyum donk...
Semangat kerja ya mas...
Jangan kecapean kerja ya mas...
Mas Ian, jangan suka marah-marah...
Mas Ian nggak boleh pecat orang sembarangan ya? Kasihan orang yang di pecat sama mas, cari kerjaan itu sulit...
Mas Ian, setangkai Mawar Merah dari aku jangan di buang terus donk. Please...
Mas Ian, jangan lupa istirahat dan minum obat ya biar flu nya cepat sembuh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar Merah (1-10 End).
RomanceKetulusan hati sang cleaning servis yang mengobati luka hati sang CEO melalui setangkai Mawar Merah.