1

5.3K 278 20
                                    

Ia berada di dalam mobil yang entah milik siapa Ia tumpangi, menatap luar jendela dengan tatapan kosong. Melihat langit yang di hiasi dengan awan mendung yang kapan saja akan menumpah kan air yang terdapat di dalam sana dan juga beberapa burung yang mungkin saja akan kembali ke dalam sarang untuk menghangatkan diri.

Dari kejauhan dia bisa melihat atap rumah yang bewarna hitam dari sebuah rumah atau yang lebih tampak seperti istana, atap itu mengintip keluar dari antara mahkota daun dari beberapa pohon.

"Apa ini yang akan menjadi rumah baruku?" Pertanyaan itu keluar di kepalanya saat Ia melihat bagaimana pagar besar yang mencuat tinggi itu terbuka dan mobil yang Ia tumpangi bisa masuk.

Tempat itu indah. Rumah itu di kelilingi oleh kawasan hijau, bunga warna-warni, dan beberapa pohon bunga sakura. Dan akan menjadi pemandangan yang indah di musim semi saat melihat bunga sakura itu bermekaran.

Ada beberapa pria dengan setelan hitam serta menggunakan kacamata hitam berdiri di depan rumah itu, mereka semua seperti menunggu kedatangan dirinya. Seharusnya jantungnya telah berdegub dengan kencang, tapi ternyata tidak, jantung nya berdegub normal dan itu nyatanya membuat dirinya tenang.

Udara segar awal oktober menerpa wajahnya saat Ia keluar dari mobil. Dia masih mengenakan seragam sekolah nya, Ia masih mengenakan rompi di balik mantel panjang nya, dan Ia masih bisa merasakan dingin di bagian atas serta bagian bawah nya. Rambut coklat nya yang lembut yang sengaja Ia gerai bergerak akibat angin dan seolah-olah akan terbang seperti rumput yang baru saja di potong.

Diam-diam dia mengikuti pria itu dari belakang, pria yang telah menjemputnya di sekolah, ke rumah ini. Pintu masuknya membuat hatinya berdebar-debar, ubin marmer melapisi seluruh ruangan dan jiwa anak kecil dalam dirinya menjerit keras pada imajinasi yang meluncur di lantai itu dengan hanya memakai kaus kaki.

Beberapa orang bergegas ke sana seakan telah terbiasa, pembantu berseragam, staf rumah lainnya dan tentu saja orang-orang yang tidak bisa kau percayai begitu saja. Dilahirkan dalam dunia yang penuh kejahatan pasti membuat hidupmu gelap sejak awal, tetapi juga memiliki beberapa sisi baik. Lebih awal kau belajar tentang orang yang bisa kau percayai dan yang tidak. Lebih awal kau belajar bahwa senyuman lebih sering berujung pada kematian dan jabat tangan berarti kesepakatan.

Tapi dilahirkan dalam dunia kejahatan sebagai orang yang lemah, rapuh adalah hal terburuk yang bisa terjadi padamu.

Suara tangis, isakan air mata ibunya masih berdengung di telinganya saat ia berteriak kepada ayahnya dari bagian atas paru-parunya.

"Bagaimana bisa kau melakukan ini, dia anakmu?!" Ucapan itu adalah apa yang ia teriakkan lagi dan lagi malam itu, tapi itu tidak mengubah apa pun sama sekali. Dia sekarang berada di sini, di sebuah rumah asing.

Sekarang ia harus hidup dengan seseorang yang belum pernah ia temui sebelumnya, dan mengapa itu semua bisa terjadi? Semua karena ayahnya sendiri yang telah menjual dirinya.

Dijual untuk melindungi pantat menyedihkannya dan hidupnya serta perusahaannya yang bangkrut karena utang. Dan mengapa dia yang dijual? Karena ia tidak berharga, tidak seperti saudara-saudaranya.

Penampilannya yang feminin, kecil, dan berkulit putih telah membawanya ke sini dan ia sekarang harus menerima kenyataan bahwa ia dijual seperti sepotong daging. Dijual oleh ayahnya sendiri. Dan ini sekali lagi menegaskan kepadanya, bahwa kau hanya harus selalu memepercayai dirimu sendiri.

"Ini akan menjadi kamarmu."

Bagus. Cukup besar dengan tempat tidur besar di tengah, sebuah walk-in closet yang masih kosong, kamar mandi yang terhubung, beberapa lukisan di dinding dan jendela besar yang memberikan pemandangan bagus dan membuat ruangan terang.

The Phoenix And His Healer || ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang