22

726 90 6
                                    

"Masuklah." Seru Hyein ketika seseorang mengetuk pintunya. Dia meletakkan buku yang sedang dia baca ketika pintu terbuka dan Chanyeol melangkah masuk.

"Apakah kau memiliki waktu lenggang?" Pria itu bertanya, melangkah lebih jauh ke dalam ruangan.

"Ya, tentu saja." Hyein mengangguk, bergeser sedikit di tempat dia duduk di tempat tidurnya. "Apa itu? Apakah ini tentang Dr. Kim. Aku belum memberitahunya. Aku ingin tapi aku tidak bisa."

"Ini bukan tentang Dr. Kim." Kata Chanyeol. "Hm, karena kita berbicara tentang dia sekarang, dia akan datang pada hari Sabtu lagi. Alasan aku di sini adalah Sehun."

"Sehun? Kenapa Sehun?"

"Dia akan tinggal bersama kita."

Hyein mengangkat alisnya. "Huh? Kenapa begitu?"

"Aku ingin kehadirannya yang konstan. Bukan hanya karena Jongin dan fakta kalau dia akan mengambil alih tugas Mo-Yeon, tetapi juga karena kau. Kurasa ada baiknya ada seseorang di sekitar rumah yang bisa memeriksamu."

"Oh." Remaja itu bersuara. "Aku pikir Dr. Kang yang akan melakukan itu."

"Dia akan melakukannya, tapi Sehun akan menjadi penghubungmu. Tentu saja, hanya jika kau baik-baik saja dengan itu."

"Ya, baiklah."

"Bagus." Kata Mafioso sambil mengangguk sedikit.

"Jadi, uhm, kapan Sehun akan pindah?" Hyein bertanya. Dia masih terkejut bahwa perawat Jongin akan menjadi bagian dari geng baron Mafia dan bertanya-tanya apakah Sehun benar-benar akan tahu apa yang sedang dia hadapi.

"Segera setelah kami membereskan ruangan ini."

"Ruangan ini?" Hyein terkesiap. "Ta-tapi kemana aku akan tidur kalau begitu?"

"Kau akan mendapatkan salah satu kamarku." Kata Chanyeol. "Kau akan mendapatkan kamar di sebelah kamar Jongin."

"Tapi kenapa Sehun tidak mau mendapatkan kamar di sebelah Jongin?"

"Di sana tidak ada kamar mandi. Aku ingin Sehun punya kamar mandinya sendiri."

"Oh." Hyein bersenandung. "Yah, uh, oke. Haruskah aku mulai mengemasi barang-barangku?"

"Yah, tentu." Kata Chanyeol. "Tapi tidak apa-apa jika kau memulainya besok. Dan juga, aku ingin kau memilih beberapa perabotan untuk kamar barumu dan warna untuk dindingnya." Pria itu harus tertawa pada wajah terkejut Hyein. "Jika kau menemukan sesuatu yang kau suka, katakan saja padaku."

"Aku tidak membutuhkan perabotan baru, aku hanya menginginkan ruangan seperti sekarang ini." Hyein bergumam.

"Yah, kalau begitu kau harus tidur di lantai di ruang putih polos." Chanyeol tertawa kecil. "Dan aku tidak menginginkan itu. Sehun bereaksi berbeda ketika aku memberitahunya bahwa dia akan bisa memilih barang untuk kamarnya. Dia jungkir balik."

Hyein sedikit memerah, menggigit bibirnya. "Tapi bukankah itu terlalu mahal? Kenapa aku tidak membawa perabotan ini ke kamar lain kalau begitu?"

Chanyeol menghela napas pada ekspresi wajah bocah itu. Dia benar-benar membenci bagaimana Hyein berubah dari ceria dan bahagia menjadi pemalu dan tertutup di hadapannya. "Jangan khawatir tentang uang, oke. Pilih apa pun yang kau suka. Pergilah dan periksa kamar barumu kapanpun kau mau."

Perlahan Hyein mengangguk. "O-oke."

"Baiklah." Kata Chanyeol. "Kita akan makan malam sekitar satu jam lagi untuk menyambut Sehun. Jika tidak terlalu banyak untukmu, kau bisa bergabung dengan kami."

"Kalau tidak terlalu banyak untukku?"

"Ya, semua anggota akan ada di sana, jadi mungkin akan menjadi ramai."

The Phoenix And His Healer || ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang