12

1K 107 12
                                    

Keesokan paginya, sekitar pukul sembilan, Hyein baru saja mandi dan berpakaian lengkap lalu berjalan ke dapur. Di samping bau panekuk hangat yang enak dan Jongin yang sedang mengunyah makanannya dengan riang, Hee-Soo menyapanya dengan senyum lembut. "Selamat pagi, honey."

"Selamat pagi." Dia balas tersenyum dan duduk di meja dapur.

"Nini mengatakan padaku kalau kau dan dia memesan pizza dan makan es krim kemarin?" Wanita tua itu bertanya sambil menuang teh untuk Hyein. "Dan kau telah melawan naga dan monster berbahaya."

Hyein tersenyum kecil. "Kau sangat tahu."

"Tentu saja." Hee-Soo tertawa. "Jangan berpikir hanya karena aku pergi sehari, aku tidak tahu apa yang terjadi di sini, aku tahu segalanya."

"Benarkah?" Tanya Jongin polos. "Ahjumma tau segalanya?"

"Ya." Wanita itu memberitahunya. "Aku juga tahu kalau kau demam kemarin."

Anak itu dengan cepat mengangguk dan bergumam. "Hmm, tapi sekarang sudah pergi."

Hyein mendesah dalam hati. Dia benar-benar berpikir bahwa demam itu disebabkan oleh obat penghilang rasa sakit yang dikira permen oleh Jongin tapi sepertinya tidak, dia merasa lega.

"Yeinie bersemangat untuk pergi ke ma.. mall?" Jongin bertanya sambil memegang gelas hijau kecilnya di kedua tangannya. "Ya, aku suka di sana, sangat besar dan penuh warna, ada banyak toko, kita bisa makan dan bermain di sana juga! Mau bermain denganku di sana?"

"Jongin." Terdengar suara peringatan Chanyeol entah dari mana. "Jangan bicara terlalu banyak. Selesaikan sarapan pagimu dulu."

"Ya Daddy!" Jongin cepat-cepat membalas ayah-nya.

Suara pintu depan yang tertutup dan anjing-anjing yang datang ke dapur membuat Hyein berdiri dari kursinya untuk melihat ke lorong dengan penuh keingintahuan. Sang Mafioso berdiri di samping tempat penggantungan jas, menendang sepasang sepatu kets-nya. Kepalanya ditutupi beanie hitam dan bukannya mantel musim dingin dia malah hanya mengenakan hoodie gelap. "Uh, apakah dia keluar seperti itu?" Tanya Hyein saat Chanyeol berjalan menaiki tangga.

"Hah?" Hee-Soo bertanya.

"Apa dia keluar hanya dengan memakai hoodie?"

Pengurus rumah tangga itu mengangkat bahu. "Kurasa dia memakai sesuatu di baliknya tapi ya, dia keluar seperti itu, dia tidak memakai jaket saat dia keluar untuk berlari."

"Ah." Jawab Hyein. Dia tidak tahu Chanyeol adalah tipe yang suka lari pagi. Dan terutama di musim dingin saat cuaca sangat dingin.

"Oh, oh, oh." Ujar Hee-Soo, membuat remaja itu dan Jongin kecil menatap wanita itu. "Sudah jam sepuluh kurang dua puluh menit. Waktunya ganti baju dan menyikat gigimu."

Anak itu tersentak sedikit, memasukkan potongan terakhir dari pancake ke mulutnya sebelum dia meluncur turun dari kursinya dan berlari keluar dari dapur. "Aku cepat!" Dia mencicit saat menaiki tangga.

Hyein terkekeh dan menikmati sarapannya sampai Chanyeol dan anaknya kembali turun, siap berangkat. Dia mengucapkan terima kasih kepada pengurus rumah tangga untuk makanan itu dan pergi ke aula, tempat Nini duduk di lantai, mengenakan sepatu mungilnya. "Daddy, bisakah kita pergi dan makan wafel panas?"

"Bukannya kau baru saja sarapan?" Sang Mafioso terkekeh.

"Yeah, tapi nanti." Anak itu menyeringai. "Aku ingin wafel."

"Pertama kita pergi dan memilih beberapa hiasan lalu nanti kita lihat apakah kau masih mau makan, oke?"

"Okie." Bocah itu berkicau dan beranjak dari lantai. Dia meraih tangan Hyein dan menariknya. "Ayo Yeinie, bisakah Yeinie duduk di belakang denganku?"

The Phoenix And His Healer || ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang