43

530 54 28
                                    

Don't forget vote and comment.

Happy reading!

• • •

Chanyeol tidak berbaring di sisinya ketika Hyein bangun di pagi hari dan dia sedikit cemberut ketika dia memposisikan tubuhnya untuk duduk, melihat sekeliling kamar hotel yang luas serta besar. Mengembungkan kedua sisi pipinya ketika apa yang di cari tidak terlihat, dia menggeliat untuk memeriksa waktu. Jam tangan Chanyeol tergeletak di atas meja di samping tempat tidur dan dia langsung meraihnya, wanita muda itu mengetahui bahwa sekarang pukul tujuh lebih yang beberapa menit kemudian akan menyentuh pukul delapan.

Suara toilet yang nyaring dan air yang mengalir membuat Hyein mengalihkan pandangannya dari jam tangan untuk melihat ke arah kamar mandi. Chanyeol muncul di ambang pintu beberapa saat kemudian, mengangkat alisnya ke arah yang lebih mudah. "Oh? Apa aku membangunkanmu?"

Hyein menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kenapa kamu sudah bangun? Sekarang bahkan belum genap jam delapan."

"Aku harus menggunakan toilet," kata pria itu, melangkah mendekat ke tempat tidur. "Tapi sebenarnya aku juga sudah tidak mengantuk lagi. Aku akan pergi dan minum kopi, kembalilah tidur jika kamu masih mengantuk."

"Tidak." Hyein tidak bermaksud membiarkan kata yang dia ucapkan tadi keluar menyelinap dari bibirnya dengan suara rengekan, tapi itu yang terjadi dan itu membuat sang Mafioso terkekeh.

Berlutut di atas kasur dan sedikit membungkuk, Chanyeol meraih dagu Hyein dan menariknya ke dalam ciuman. Tindakan kecil yang dadakan ini membuat si kecil terkejut dan ketika Chanyeol melepaskan ciuman dan sedikit menjauh, Hyein terlalu bingung untuk menatap mata lelaki itu.

"Apakah kita akan turun untuk sarapan?"

Menganggukkan kepalanya, Hyein bersenandung pelan dan segera menatap Chanyeol. "Iya."

"Kalau begitu mari kita bersiap-siap."

Mengganti pakaian dan dengan rambut pendek yang dia sisir dengan cepat, sekitar sepuluh menit kemudian Hyein akhirnya mengikuti Chanyeol ke restoran hotel untuk sarapan. Karena jam yang sedikit awal, belum banyak orang yang berada di sana. Jadi Hyein punya banyak ruang dan waktu untuk memeriksa semua makanan yang telah tersaji dengan mewah di sana.

Berbagai macam hidangan lezat membuat anak muda itu bersenandung. Seorang wanita di sebelahnya berdiri di dekat panekuk dan waffel, tersenyum padanya. "Cobalah waffel blueberry, sayang. Itu enak."

"Panekuknya terlihat enak juga." Katanya.

"Oh, benar. Tapi aku sangat merekomendasikan waffel."

Mengikuti saran wanita itu, Hyein mendapatkan waffel blueberry yang baru di buat dan juga jus jeruk. Chanyeol tersenyum ketika dia duduk dan menatap ke arah waffel. "Tolong jangan bilang pada Sehun."

"Kenapa aku harus?" Sang Mafioso terkekeh. "Jangan berlebihan, oke."

Setelah menikmati sarapan yang melimpah, Hyein akhirnya menikmati mandi dalam kamar mandi hotel, setelah mandi yang membuat tubuhnya segar, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pulang. Jongin sedang menunggu mereka dan dengan senang hati melompat ke arah mereka, memeluk mereka.

"Daddy," celetuknya, menengadah ke ayahnya yang tinggi. "Aku tidur di rumah sakit tadi malam!"

Ekspresi Chanyeol langsung berubah dan dia mengerutkan dahinya, matanya buru-buru berkeliaran di atas tubuh putranya. "Apa katamu? Mengapa?"

"Ulgie jatuh sakit dan Sehunie harus membawanya ke rumah sakit."

Hyein tersentak. "Apakah dia baik-baik saja?"

The Phoenix And His Healer || ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang