6

1.8K 148 3
                                    

Sebelum baca tolong biasakan tekan simbol bintangnya yaa.. 😊😊
Happy reading
^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^

Sekarang Alma dan Baejin sedang dalam perjalanan pulang. Selama di dalam mobil mereka dilanda keheningan. Akhirnya Baejin memutar lagu negara asalnya yaitu korea. Ia memutar lagu Boy grup EXO- Universe

I'll search the universe
Neol dasi chajeul ttaekaji
Nochi anheul keoya tikkeul gateun giyeokdo

'Ini bocah nyanyi apaan dah?'batin Alma. Memang ia suka tentang hal berbau korea. Tapi ia cuma menyukai Drama Koreanya. Ia tidak terlalu tau tentang idol grup nya. Lagu-lagu korea pun lebih banyak soundtrack drakor daripada lagu grup idol.

"Kak", Alma memanggil Baejin.

"Ya?"

"Lagunya ganti ya"

"Terserah aja"

Alma pun mematikan DVD nya kemudia mencolokkan kabel jack di hp nya. Dan menyalakan lagu favoritnya.

I'm standing on a bridge
I'm waiting in the dark
I thought that you be here Right now
There's nothing but the rain
No footstep on the ground
I'm listening but there's no sound
Isn't anyone try to find me
Want somebody come take me home

It's a damn cold night
Try to figure out this life
I want you
Take me by the hand take me someone new
I don't know who you are but i
I'm with you..

Alma ikut menyanyikan lagu Avril Lavigne- I'm with you.
Sedangkan Baejin hanya fokus mendengarkan suara Alma.

Alma yang asik dengan dirinya sendiri tidak sadar bahwa mereka tengah berada di tengah kemacetan. Baejin diam-diam merekam suara Alma yang lumayan bagus. Sudah lama sekali Baejin tidak berbicara dengan wanita selain dengan ibunya. Baejin hanya tinggal berdua dengan ibu nya di rumah yang besar. Ia selalu berharap agar ia memiliki seorang adik. Ia pun berfikir bahwa mungkin dengan melaksanakan misi Guanlin, ia bisa sekaligus merasakan memiliki adik perempuan.

Jalanan pun kembali lancar, Baejin langsung menancap gas mobilnya untuk meninggalkan moment awkward di dalam mobil.

Sesampainya di rumah Alma, ia melihat mobil Guanlin disana.

"Lah? Itu kak Guanlin ada," Alma terheran.

Baejin terlihat biasa saja. Alma langsung turun dan menengok ke arah Baejin yang sedang berada di dalam mobil.

"Mau mampir?", tanya nya sopan.

"Emang boleh?"

"Ya boleh lah.."

Baejin pun keluar dari mobil. Bukan karena ia ingin modus-modusan dengan Alma, tapi memang ada yang ingin ia bicarakan dengan Guanlin.

Mereka pun masuk ke dalam rumah. Mereka melihat Guanlin yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi dengan memakan kacang di dalam toples. Ia tidak menyadari kehadiran Alma dan Baejin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan tingkah nya.
Alma mengambil kemoceng yang ada di meja dekat sofa tanpa membuat Guanlin menoleh. Baejin hanya bisa tersenyum menahan tawanya.

1

2

3

"HAACHIH...", Alma puas tertawa melihat Guanlin bersin. Baejin pun ikut tertawa melihat tingkah kedua kakak beradik itu. Ia menjadi rindu ayah dan kakaknya yang sudah tenang disana. Yang ia miliki saat ini hanya tinggal ibunya. Bagi Baejin ibu adalah segalanya.

" Sukurin.. Makanya jangan bengong bae,, ngopi lah..", Alma langsung naik ke atas dan menutup pintu kamarnya dengan keras.

"Dasar adek Laknat,, mati aja lu sono", Guanlin kesal karena Alma sudah menggangu ketenangannya.

Baejin duduk di sebelah Guanlin. Ia mengambil snack yang ada di tangan Guanlin kemudian memakannya. Guanlin langsung merebut kembali snack tersebut. Baejin pun meletakkannya di tengah-tengah mereka.

"Gimana Jin?, adek gua udah bisa move on?", Guanlin membuka pembicaraan.

"Hmm.. Gua gak tau Lin, tadi pas istirahat adek lu nangis gegara ngeliat si Minhyun sama siapa tuh pacar barunya? Oh iya Clara", ucap Baejin sambil memakan snack dengan nikmat.

"Gua pengen yang terbaik buat adek gua. Dan gua pengen lu tau satu hal"

"Apa?", Baejin menghentikan aktifitas makannya.

"Tujuan awal gua emang pengen bikin Alma bisa move on dari si Minhyun. Tapi ada satu tujuan lagi, gua pengen lu jadi pendamping hidupnya Alma. Gua gak maksa buat lu suka sama Alma. Tapi gua yakin kalo cinta itu akan datang dengan sendirinya tanpa perlu di paksakan", Guanlin menjelaskan panjang lebar.

'Iya gua tau Lin, karna kayanya gua udah ngerasain hal itu' batin Baejin.

"Iya Lin, gua ngerti maksud lu. Lagian kaya nya adek lu boleh juga", sifat asli Baejin mulai keluar. Omes

"Hih,, dasar lu Omes, tobat Jin,, gua aja udah tobat"

"Jin, jin, lu kira gua jin ifrit?"

"Mungkin, bisa jadi lu titisan Jin, haha"

"Receh bego"

"Bomat dah"

"Yaudah, gua bakil dulu ya"

"Yoo, tiati Jin"

Baejin hanya menunjukan ibu jarinya sebagai isyarat 'iya'. Saat ia melangkah ke depan gerbang, ia menyempatkan diri untuk menoleh ke jendela atas. Ia tersenyum.

'Gua yakin Al, rasa itu akan tumbuh dengan sendirinya. Gua akan nunggu lo'

(-0-)

Hua... Akhirnya bisa selesai juga part ini, ya walaupun pendek ya, banyak typo juga  😅😅😂
Makasih buat yang udah nyempetin buat baca cerita receh aku ini. Jangan lupa tinggalkan jejak. Vote dan Commentnya. Belajar menghargai karya orang lain yaa...🙃🙃

To Be Continue...

My Teacher Is My Love |•| Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang