Dengan sedikit usaha akhirnya Naruto mengeluarkan Neji dari rumah sakit.
Setelah itu Naruto bergegas memanggil taksi,dengan hati-hati dia membantu Neji masuk kedalam taksi.Naruto tidak peduli soal mobilnya yang iya tinggalkan si jalanan begitu saja dan kemungkinan akan di bawa oleh para petugas lalu berakhir dengan didenda.
Naruto juga tidak peduli dengan kemungkinan bahwa tuan Haruno mungkin akan marah padanya karena seharusnya dia ada di sebuah dept.store dan melakukan pemeriksaan.
Yang dia pedulikan saat ini hanyalah fakta bahwa akhirnya dia menemukan Hinata.Neji kelihatanya berusaha keras untuk tidak merasakan rasa sakit meski lukanya cukup parah dan sepertinya tulang bahunya tergeser tapi sepertinya bukan itu yang dia cemaskan.dia lebih mencemaskan adiknya yang dia tinggal saat ini.
"Kau menghilang"ucap Naruto akhirnya memulai pembicaraan.
Neji menghela nafas "Maaf,banyak hal yang harus kustabilkan"ucap Neji sambil meringis.
"Apa yang terjadi?"tanya Naruto berusaha menyembunyikan kekhawatiranya.
"Banyak hal yang terjadi Naruto, sampai aku bingung bagaimana harus menjelaskan darimana"ujar Neji lirih "kurasa kau harus bertemu Hinata dulu agar kau mengerti"bisik Neji.
30 menit di dalam mobil nyaris membuat Naruto gila karena penasaran.banyak pertanyaan tak terungkap yang ada di otaknya,semuanya berlangsung hingga kemudian jalanan semakin sepi lalu akhirnya mereka sampai kesebuah rumah berukuran besar dengan pekarangan kecil yang di ditanami bunga matahari.
Tanpa di duga,Neji melesat keluar melupakan rasa sakitnya dan masuk ke dalam rumah.
Naruto yang melihatnya mengikutinya setelah membayar taksi.rumah itu terlihat rapi dan bersih hanya saja yang aneh tidak ada banyak furnitur.hanya sebuah sofa di ujung ruangan dan sebuah radio.Selebihnya tak ada lagi.rumah itu benar-benar kosong.
"Hinata?hinata?!"panggil Neji membuka setiap pintu ruangan.Naruto mengikuti Neji yamg berjalan kesebuah kamar.
Dan disanalah dia,Hyuga Hinata.
Hinata masih hidup.sedang tidur terbaring di sebuah ranjang.tak ada tanda-tanda bahwa dia hantu,Hinata benar-benar masih bernafas.
Hinata masih hidup,Naruto tidak jatuh hati pada orang yang sudah mati.
Kebahagiaan Naruto membuat matanya berkaca-kaca.namun kemudian dia teralihkan setelah melihat sesuatu di samping ranjang Hinata.
Sebuah tongkat,berwarna putih dengan pegangan karet warna hitam.Naruto tau jelas tongkat apa itu.
Tongkat untuk orang tunanetra.
"Kak Neji?"tanya Hinata mengalihkan perhatian Naruto.
Suaranya terdengar serak.nyaris pelan seakan dia malas untuk berbicara.Neji bernafas lega mendapati adiknya baik-baik saja "ya?aku sudah pulang" ucap Neji meski dia tak pulang dengan baik-baik saja.
"Apa kau memakai parfum?kenapa kakak melakukanya?itu membingungkan aku"ucap Hinata lirih.
Lalu dengan hati-hati dia bangkit dan terduduk tanganya meraba-raba sesuatu di ranjangnya hingga akhirnya tanganya itu menangkap sebuah ikat rambut.
Dengan gerakan yang sangat lambat Hinata mengikat rambutnya asal.Naruto mematung,tak percaya dengan apa yang dia lihat.
Hinata memang terlihat berbeda, tubuhnya lebih kurus,bahkan bisa disebut sangat kurus.dan kulitnya terlihat sangat pucat.
Tapi diantara semua itu.tatapan matanya terasa kosong dan dingin.Neji menatap Naruto dengan tatapan sedih yang mengatakan 'ya,dia buta'.
"Aku datang bersama seseorang"ucap Neji lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
platonic[naruhina] //completed
Fanfictionhanya kisah cinta mainstream antara dua orang bodoh. Apakah platonic akan berubah menjadi romantic ?