"Leukimia ya.."gumam Hinata mendengar Naruto mengatakan apa saja yang dia ketahui "maksudku.. Aku tau kakak memiliki penyakit parah tapi aku tidak tau apa itu,terimakasih karena memberitahuku"ujar Hinata.
Dan Hinata kembali menjadi dirinya,senyuman dan sikap hangat darinya hanya kebohongan agar Neji tidak punya beban.
"Neji akan baik-baik saja,dia akan kembali dengan sehat..jadi Hinata kau juga harus berjuang.."
"Berjuang untuk apa?"tanya Hinata lalu tersenyum masam "aku terlihat semenyedihkan itu ya sampai kau terlihat mati-matian memotivasiku seperti itu"gumam Hinata "ngomong-ngomong dimana paman?".
"Dia pergi mengunjungi makam ayahmu"jawab Naruto.
"Oh"respon Hinata pendek "harusnya dia mengajaku.aku belum kesana bulan ini"ujar Hinata.
"Kita bisa kesana bersama besok.. sekarang aku punya sesuatu untukmu"ujar Naruto lalu pergi sesaat dan kembali.
"Coba tebak apa ini"ujar Naruto ketika dia membuat Hinata memegang benda kayu yang dia bawa.
"Ini..pedang kendo miliku"gumamnya takjub "Naruto darimana kau mendapatkanya?".
"Setelah kau menghilang aku membawa semua barang-barang penting di rumahmu"jawab Naruto.
"Terimakasih tapi.."Hinata merasakan kembali pedang itu ditanganya jujur dia tak pernah memikirkan kendo lagi.tapi begitu sekarang benda ini ada ditanganya entah kenapa dia menjadi sangat merindukan kendo.
Kendo pernah menjadi segalanya baginya dan setelah dia merasa impianya direnggut Hinata berhenti.
"Kau mau mencobanya?"tanya Naruto membuat Hinata terbelalak "halaman belakang rumahku besar..kau boleh menggunakanya kapanpun,lagipula kau tinggal bersamaku sekarang".
Hinata berdecak "kau sadar kau sedang bicara dengan orang buta kan?".
"Kenapa?kau pernah dengar kan ada atlet renang yang tidak punya kaki"ujar Naruto.
"Tekadku tidak sebesar si atlet itu.. jujur saja aku tak akan bersikap sok seperti mengatakan 'oh aku tak akan pernah menyerah dengan keinginanku'lagipula kurasa sudah terlambat bagiku"ujar Hinata.
Naruto tersenyum "ya sudahlah..aku hanya merindukan saat-saat aku selalu menontonmu berlatih dulu"ujar Naruto.
Hinata tertawa "kau selalu tak sengaja kupukul saat itu,kau yakin kau merindukan hal itu?".
Naruto terdiam "kau tertawa.." gumamnya "kau selalu terlihat cantik saat tertawa"ujar Naruto lalu pergi ke kamarnya dan meninggalkan Hinata yang terdiam dengan jantung yang berdebar.
Naruto kembali dan kali ini memakai jas nya "aku harus pergi ke kantor sekarang..ayah akan segera kembali kau tak apa sendirian sebentar??".
Hinata tersadar kembali dari lamunanya lalu mengangguk "tentu,pergilah".
"Kau yakin?kau sudah tau letak kamarmu?ingat dimana kamar mandi?kau sudah menghitung semua anak tangga?"tanya Naruto.
"Ya tuhan,kau mulai terdengar seperti kakaku..aku akan baik-baik saja"ujar Hinata sedikit menekankan kata 'baik-baik saja'.
--
(Hinata's pov)
Aku melangkahkan kakiku mencoba menghafal setiap sudut rumah Naruto,aku harus mulai membiasakan diri sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
platonic[naruhina] //completed
Fanfictionhanya kisah cinta mainstream antara dua orang bodoh. Apakah platonic akan berubah menjadi romantic ?