we can't just stay platonic,right?

3.4K 285 24
                                    

(Naruto's pov).

    "Aku pulang"ujarku.aku menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat jadi aku bisa pulang lebih awal.

    Orang yang pertama kulihat adalah ayahku yang tengah mengelap koleksi vas bunganya.

"Mana Hinata?"tanyaku.

   "Dihalaman belakang..dia bilang dia ingin mencoba kendo lagi.." ujarnya "jika melihatnya seperti itu,siapapun tidak akan tau jika dia buta".

    Aku melangkahkan kakiku ke halaman belakang,memperhatikan Hinata yang tengah sibuk dengan dunianya sendiri.

   Gerakanya sedikit kaku,mungkin karena dia sudah lama tidak melakukanya,tapi disamping itu dia melakukanya dengan baik.
  Ada beberapa pot bunga di halaman belakang tapi Hinata tidak sekalipun mengenai pot-pot itu seolah dia tau kemana dia harus bergerak.
  Hinata memang hebat,hanya saja dia tak pernah menyadari hal itu.

     Dia terlihat sangat fokus,dan itu menggodaku untuk mengganggunya.perlahan aku mendekat dan siap untuk mengejutkanya.

1

2

WOOSH 

   "Ha.."nafasku hampir berhenti ketika pedang kayu Hinata 1 inchi dari leherku.

   "Jangan coba-coba"ujarnya sambil menyeringai.

"Kau tau aku ada disini?"tanyaku.

   "Aku mendengar langkah kakimu" jawabnya santai sambil menyeka keringatnya.

    "Aku agak merinding sekarang?apa kau punya indra ke 6?"tanyaku dan dia hanya memutar bola matanya seolah aku mengatakan hal yang konyol.

    "Kau mau mencoba melawanku?" tanya Hinata.

"Tidak,itu tidak mungkin"ujarku.

"Kenapa?jangan bilang karena mataku"ujarnya tersinggung.

  "Aku tak tau apa-apa soal kendo Hinata,lagipula hanya ada satu pedang kayu"jawabku menjelaskan.lebih tepatnya aku menghindar..aku tau Hinata hebat tapi aku tak mau mengambil resiko dan membuatnya terluka.

   Hinata mengedikan bahunya "Aku tidak bilang kita harus tanding kendo"ujarnya sambil melempar pedang kayunya.

   Aku menatapnya tak mengerti "Kau gila".

    "Ayolah..aku sedang menguji 'titik fokusku'..aku tak bisa memastikanya tanpa target".

   "Bagaimana kalau kita bertaruh?siapapun yang jatuh ketanah duluan akan melakukan apapun yang diminta yang menang"

   Aku tertawa "kenapa kau bersikap seolah kau bisa mengalahkanku.. kau tau apa soal pertarungan tangan kosong?"tanyaku meremehkan,hal yang biasa kulakukan setiap kami bertengkar dulu.

    Mungkin ini berlebihan,umur kami sudah cukup tua untuk melakukan hal-hal seperti ini kenapa kami tak melakukan hal normal saja sih?.

    Aku membuka jas formalku dan melonggarkan dasiku "Yahhh..apa salahnya,lagipula rasanya aku sedikit merindukan ini".

    "Haruskah aku beritahu dimana aku berdiri?"tanyaku namun aku terpaksa menelan kembali kata-kataku ketika Hinata melayangkan tendanganya dan gerakan refleks tanganku menangkisnya.

     "Woahh..woah terlalu keras Hinata!kau terlalu menganggap pertarungan ini serius"ucapku ketika dia mencoba menyerangku berkali-kali dan aku hanya bisa menghindar.

Astaga,dia ini apa?.

   Aku mencoba menyerang balik tapi kemudian Hinata menangkap tanganku dan membantingku ketanah.

platonic[naruhina] //completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang