9.Better died

8.6K 467 9
                                    

Byurr,,,

Amanda tersentak dari pingsannya dengan menghirup oksigen dalam-dalam.

"Sudah bangun? Kau tidur seperti mayat" Ejek Reiner mengangkat sebelah bibirnya.

Amanda menatap Reiner yang kini berada didepannya, menyesuaikan penglihatanya. Kemudian mata Amanda beralih ketangannya yang tengah terikat, begitupun kakinya.

"Kau..mengapa kau mengikatku?" lirih Amanda dengan terus berusaha melepaskan ikatannya, namun nihil, perjuangannya malah membuat ikatannya merusak kulit Amanda.

"Jika aku jadi kau, aku tidak akan melakukan itu" Ucap Rei.yang membuat Amanda bingung.

"Apa maksudmu?" Bisik Amanda dengan mata berkaca-kaca. Amanda yakin saat ini Reiner pasti akan menyiksa, ah tidak mungkin saja membunuhnya secara perlahan.

"Tali itu akan merusak kulitmu, jika kau terus bergerak. Dan satu lagi, jangan menangis, karena aku belum mulai"ucap Reiner, lalu beranjak dari hadapan Amanda, dan berdiri disampingnya, hingga nampaklah seorang pria paruh baya yang ia yakini adalah ayahnya, dengan kondisi terikat sama seperti dirinya.ia tidak melihatnya tadi, karena pandangannya dihalangi oleh Reiner.

Ternyata itu adalah akal-akalan Reiner, agar Amanda terkejut saat melihat ayahnya.

"Kau.MENGAPA KAU LAKUKAN INI HAH!!"teriak Amanda kepada Reiner, namun matanya masih memandang ayahnya. Jatuh sudah air matanya yang ia tahan sedari tadi.

"Apa yang kulakukan? Kau tanya apa yang kulakukan"Tanya Reiner sarkastis, dan menjambak rambut Amanda kebelakang.

"Bagaimana kalau kau tanya, si tua bangka itu?" Desis Reiner.

Amanda meludahi wajah Reiner." Jangan pernah menghina ayahku dengan mulut kotormu bastard"

Plakk..

"damn,beraninya kau meludahiku sekaligus menyumpahiku, DASAR JALANG!!" Teriakan Reiner mengema diseluruh ruangan itu, bahkan Amanda bergidik ketakutan mendengarnya.

Reiner mengambil salah satu pisau yang berada diatas meja yang mengantarai kursi Amanda dan Ayahnya. Lalu berjalan menuju ayah Amanda. Amanda yang melihatnya, mulai panik.

"Tidak.tidak.Rei kumohon jangan lakukan.hiks"Amanda meronta ketakutan dengan air mata mengucur deras membasahi wajahnya.

"Rei. Baru kali ini aku mendengarmu memanggilku dengan sebutan Rei" Desis Reiner sambil mengelilingi tubuh Edward, lalu meluncurkan pisau yang dipegangnya kepaha ayah Reiner, hingga sang empunya terbangun dengan teriakan.

"ARGHH, hah.hah"teriak Edward, tersentak dari tidurnya dengan nafas memburu.

"AYAHHHH..."Amanda yang terpaku sesaat,langsung berteriak frustasi, dengan air matanya yang tidak mau berhenti, ia menyentak-nyentakkan kursi yang dudukinya dengan berang.

"Amanda, sayang"panggil Edward dengan suara parau, sedikit meghiraukan sakitnya.

"Oh..., reuni yang mengharukan" ucap Reiner sarkastis. lalu mencabut pisau yang ada dipaha Edward.

"ARGHH" Suara kesakitan Edward begitu memilukan, ini seperti karma baginya, pikirnya. Akan tetapi, karma selalu membalas perbuatan yang sama dengan yang kita lakukan pada seseorang, tapi orang ini, tidak, tapi psycopath ini, apa yang pernah ia lakukan dengannya sehingga ia menyiksanya begitu sadis.

"lepaskan aku, biarkan aku mendekati ayahku, kumohon Rei" Mohon Amanda dengan begitu pilu. Dia tidak tahan melihat penderitaan ayahnya, Amanda terus menggerakan tangannya terikat berusaha untuk melepaskan ikatannya, hingga pergelangannya mulai terkelupas mengeluarkan darah.

"Tidak mau, kau pikir mengapa aku mengikatmu?" Tanya Reiner menggantung agar Amanda memahaminya sendiri.

"Kau, kau dasar manusia tidak punya hati" Teriak Amanda, ia paham sekarang, Reiner mengikatnya agar Amanda menderita dengan melihat ayahnya kesakitan tanpa bisa menyentuhnya.

"Sudah paham rupanya" Ejek Reiner, sambil memilah-milah benda yang akan digunakan berikutnya kepada Edward.dan pilihannya jatuh pada sebuah palu yang sering digunakan orang untuh memanjat tebing.

dan pilihannya jatuh pada sebuah palu yang sering digunakan orang untuh memanjat tebing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa kau lakukan ini pada kami" Tanya Edward parau menahan kesakitan. Perih dan kram ia rasakan dilahanya yang terluka.

"Hmmm" Guman Reiner mengelus-ngelus dagunya."Bersenang-senang mungkin"

"Ck.kau gila"ejek Edward. Bagaimana bisa Reiner bersenang-senang dengan cara menyiksa secara sadis seperti ini.

"lalu mengapa kami yang kau jadikan bahan kepuasanmu, mengapa tidak orang lain saja,MENGAPA" Teriak Amanda

"Cih, kalian terlalu banyak bicara" Reiner memukulkan palunya ketangan Edward.

"ARGHH" pukulan pertama.

"ARGHH" pukulan kedua.

Amanda tidak tahan lagi, dia menutup mata dan menggigit bibirnya hingga mengeluarkan darah, dia tidak sanggup untuk melihat, napasnya berat seakan sulit untuk bernapas, sakit dipergelangan tangannya tidak sebanding dengan sakit dihatinya. Rasanya matipun lebih baik, daripada melihat orang yang kita sayangi disiksa begitu sadis,mendengar jeritan kesakitan ayahnya membuatnya begitu mual ingin memuntahkan isi perutnya, Amanda rasa, Reiner sengaja menyuruhnya makan pagi tadi, agar ia kembali memuntahkannya saat melihat ayahnya disiksa sebegitu sadisnya.licik, Reiner begitu licik.

Jari-jari Edward sudah tidak berbentuk lagi, tulang jarinya sudah hancur lebur, lehernya tercekat tidak bisa bersuara lantaran sakit yang berkumpul tapi bisa ia keluarkan, nafasnya tersenggal-senggal,matanya berat ingin menutup.

Tuk..

Pukulan terakhir Reiner dikepala Edward mengakhiri penderitaanya, darah yang terciprat dari kepala Edward terus keluar tanpa henti, tidak ada lagi suara, semua mendadak hening, baju yang dikenakan Edward basah oleh darah. Kalian pikir dia puas? Jawabannya tidak. Karena setelah ini ada harga yang harus ia bayar nantinya.

Amanda perlahan membuka mata, saat sudah tidak ada suara yang ia dengar, seketika ia membeku, suaranya tercekat, tenggorokannya mendadak kering, dia shock, benar-benar shock.

"A...a-yah"suara Amanda begitu kecil, tidak ada yang bisa mendengar kecuali dirinya sendiri. Seketika matanya perlahan mengabur, kegelapanpun merebut kesadarannya

***

THE VENGEANCE(# Mafia Lovers)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang