28. hamil

9.6K 453 3
                                    

Bugh

Bugh

Pukulan Reiner mengenai wajah seorang pengawal hingga wajahnya sudah tak berbentuk lagi.

"Kenapa kau begitu BODOH hah, kenapa kau membiarkan mereka keluar dari mansion tanpa pengawalan, brengsek"

"Ampun tuan. Mereka bilang hanya ingin pergi berbelanja sebentar, jadi tidak perlu membawa pengawal"ucap pengawal itu, menahan perih diwajahnya.

"Sebentar. Sebentar katamu?"tanya Reiner dingin. Hingga membuat tubuh pengawal itu gemetar ketakutan.

Reiner meraih pistol yang ada disaku celananya, kemudian mengarahkannya kekepala pengawal itu.

"Berdiri"ucapnya.

Pengawal itu lalu berdiri dengan gemetar."a..ampun...tu-tuan"

"Berlarilah secepat mungkin. Aku akan menghitung sampai 3, lalu jika sudah 3, akan akan menembak. Keberuntunganmu ada pada peluru pistol ini. Jika mengenai kau mati, lalu jika tidak, kau masih bisa bekerja sebagai pengawalku"

Setelah ucapan Reiner selesai, pengawal itu segera berlari.

Satu...

Dua...

Tiga...

Dor...

Peluru itu pas mengenai bagian belakang pria itu, hingga membuatnya terkapar.

"bukan hari keberuntunganmu rupannya"

***

Huek..

Huek..

Amanda memuntahkan isi perutnya dikamar mandi. Akhir-akhir ini setiap makanan yang ia makan selalu saja keluar kembali dari dalam mulutnya. Rose yang melihatnya merasa curiga. Apa ia hamil, batinya.

Rose mendekati Amanda yang berada dikamar mandi.

"Amanda bagaimana kalau kita kedokter saja?"

"Tidak. Aku tidak apa-apa"

Amanda menyeka mulutnya, lalu berjalan kembali kemeja makan, untuk melanjutkan makannya. Namun baru saja ia memasukan sedikit makanan, ia berlari lagi kekamar mandi memuntahkan makanannya.

"Ini tidak benar Amanda, kau harus kerumah sakit, sepertinya kau hamil"

Ucapan Rose membuatnya menoleh dan membeku seketika."ha...hamil"

Amanda mengelus perutnya yang rata."Itu, ti...tidak...mungkin"ucapnya lirih. Memang benar tanggal menstruasinya sudah lewat, dan ia baru menyadarinya.

"Rose boleh kau temani aku ke apotik? Aku ingin memastikannya.

Rose tersenyum kemudian mendekat kearah Amanda dan menggengam tanganya."jika kau benar hamil dan pria itu tidak ingin bertanggung jawab, aku berjanji akan menghajarnya"

Amanda balas tersenyum, ia memang sudah menceritakan semuanya kepada Rose"hmm, terima kasih. Tapi sepertinya aku yang akan merawatnya sendiri"

Rose menegang."kenapa?"seru Rose.

"Aku tidak ingin ia repot-repot mengurus ibu hamil sepertiku. Lagipula aku tidak yakin ia mau mengakuinya"lirihnya.

Rose meghela nafas."Terserah kau saja, ayo!"

Rose menarik tangan Amanda, mereka akan ke apotik untuk membeli alat tes kehamilan.

------

"Bagaimana?"tanya Rose penasaran, begitu Amanda keluar dari kamar mandi yang berada dikamarnya.

Amanda tidak langsung menjawab pertanyaan Rose. Ia hanya menyerahkan alat tes kehamilan itu kepada Rose.

Rose seketika membelalak dan menatap Amanda yang tengah tersenyum sambil mengelus perut ratanya.

"KYAA..."teriak Rose memeluk Amanda, sontak membuat telinganya sakit.

"Sstt, Rose telingaku sakit"

Amanda meraba-raba telinganya yang sakit karena teriakan Rose. Rose malah tersenyum geli.

"Sebentar lagi aku akan menjadi seorang tante"

Amanda terkekeh."Kau ini"

Amanda berjalan menuju tempat tidur dan duduk disana. Entah kenapa ia ingin tangan Reiner mengelus perutnya. Rose yang melihatnya paham dengan perasaan Amanda, kemudian beranjak duduk disebelah Amanda.

"Kau ingin bertemu dengannya?" Tanya Rose.

"Tidak" kukuh Amanda. Ia tidak akan menceritakan tentang kehamilannya kepada Reiner. Ia takut jika nanti Reiner malah menyuruhnya menggugurkannya. no, itu tidak akan pernah terjadi, ia akan berusaha melindungi anaknya.

THE VENGEANCE(# Mafia Lovers)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang